24. Part dimana seseorang terbakar api cemburu

1.4K 97 8
                                    

Ziyan memang pribadi seseorang yang benar-benar tidak tau bagaimana menyikapi dirinya jika cemburu. Entah dirinya harus marah, mengumpat, membanting sesuatu atau apapun itu yang bisa meluapkan segela emosi dalam diri.

Menjadi pribadi yang pendiam dan tidak pernah berhubungan dengan lawan jenis membuatnya kadang nekat membuka google untuk mencari hal-hal yang harusnya dia kuasai di umur belasan tahun. Ya anak yang umurnya belum menyandang belasan tahun saja mengalahkan seorang Ziyan.

Yang Ziyan tau hanya satu hal, bagaimana dirinya bisa terpesona dan jatuh cinta, menurutnya berhubungan tidak serius seperti pacaran adalah hal yang membuang waktu. Bukan mengatakan itu tidak penting, tapi bagaimana kalau akhirnya kita hanya menjaga jodoh orang lain?

Itulah alasannya mengapa Ziyan waktu dulu menyukai Nera tapi malah berakhir menjadi teman saja. Selain rasa sukanya yang tidak terlalu besar, Nera juga bukanlah predikat baik untuk masa depan anaknya, tidak bermaksud menghakimi seseorang tidak pantas bahagia. Tapi Ziyan selalu berpikir kedepan sejak dulu, walau terkadang seseorang bisa saja berubah menjadi lebih baik di masa depan.

"Abang?" panggil Della

Suaminya itu masih diam menatap buku di tangannya, tunggu dulu sepertinya Ziyan tidak sedang membacanya malah menatap kosong buku itu saja. Ya, Ziyan sedang bengong.

"Abang??" Della menggerakan tangannya di depan wajah Ziyan tapi masih tidak ada pergerakan.

Wanita itu menghela nafas dan menyentuh bahu Ziyan sambil memanggilnya.

"Abang, abang, abang, hallloooo?!"

"Eh? Kamu udah pulang Dell?" tanya Ziyan seraya mengerjapkan matanya.

"Udah pulang dari tadi kali," ujar Della.

"Kok kamu gak ke kamar?"

"Udah, abangnya aja diem mulu dari tadi!"

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 7 malam, aku bahkan tadi di bawah sudah menghabiskan banyak kue dan ice yang Ardian beli."

Ziyan menghela nafas.

"Jangan kebanyakan makan ice. Gak sehat!"

"Sesekali Bang." Della mengerucutkan bibirnya.

Ziyan mengangkat sebelah halisnya. "Habis berapa bungkus?"

Della hanya terkekeh dan menampilkan deretan giginya, dia tak menjawab pertanyaan dari suaminya itu.

"Tuh kan, pasti abis banyak. Nanti aku minta Ardian buat gak beli ice begituan lagi!"

Della mengembangkan pipinya kesal.

"Abang jahat, itu kan enak banget bang!"

"Tetep aja kalau kebanyakan gak sehat."

"Janji deh gak bakal makan banyak," ujar Della.

Ziyan hanya tersenyum dan mengelus rambut istrinya. Della tersenyum dan duduk di pangkuan Ziyan, wanita itu mengelus dan sedikit mengurut kepala Ziyan. Membuat Ziyan memejamkan matanya tenang, urutan Della di keningnya enak sekali.

"Abang banyak masalah pekerjaan ya?"

Ziyan terdiam.

"Begitulan," jawab Ziyan memeluk istrinya.

"Mau cerita?"

Ziyan terdiam

"Abang gak suka sama temen lelaki Della."

Della mengerutkan dahinya lalu tersadar akan sesuatu.

"Maksud abang, Dio?" tanya Della.

Ziyan mendengus.

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang