9. ketemu camer

2K 111 11
                                    

Della memeluk erat tubuh Babanya, hari ini dia akan bertemu dengan keluarga Ziyan. Ada sedikit perasaan cemas dan khawatir akan hal itu, tapi hal tersebut masih bisa tertutupi oleh Della. Ya, sepertinya.

"Kamu gugup, Sayang?" Della mengangguk dalam pelukan Leon.

"Hei, mereka baik. aku jamin mereka akan menerima mu, lagipula siapa yang bisa menolak anak Baba yang cantik ini. hmm?" Della terkekeh kecil.

"Baba kalau misalnya kali ini gagal, boleh aku meminta satu hal."

"Jangan berpikiran buruk dulu!" kata Hillal yang baru datang.

Della cemberut dan melepaskan pelukannya pada Leon.

"Memangnya Della mau apa? Baba kasih semua yang Della mau, asal jangan yang aneh-aneh."

Della mengangguk. "Biarkan Della hidup sendiri, biarkan mengelilingi dunia ini dan terbang bebas kemanapun Della mau." Leon dan Hillal saling menatap.

Deana yang baru datang membawa gaun mengerutkan dahinya melihat keheningan di dalam.

"Kenapa? memang Della gak mau punya anak atau orang yang bersama Della sampai tua nanti?" tanya Hillal.

"Della mau, sangat mau. Tapi, gak bisa, keadaan yang buat Della gak bisa memilih itu." Deana mendekati Della dan mengelus dagu anaknya.

"Mamah yakin, kali ini adalah pilihan terakhirmu. Kamu bisa mendapatkan itu dari hubungan ini, semua orang berhak memilih apa yang dia inginkan."

"Aku kan bilangnya Kalau Mah," kata Della.

"Kalau gagal, itu bukan gak bisa. Tapi gak jodoh, nih Mamah bawa gaun yang indah buatan Ferinu."

"Serius Mah? Dia buatin ini?!" Della teriak heboh dan mengambil gaunnya.

"Loh kenapa emangnya?"

"Mah waktu aku minta buatin gaun buat nikah aja dia nolak mentah-mentah loh. Tapi ini dibuatkan tanpa aku minta," ucap Della.

"Kamu lupa? Adik sepupu kamu itu punya penglihatan istimewa, mungkin karena dia sudah tau waktu itu, jadi dia menolaknya." Della menatap Hillal.

"Kenapa gak sebelumnya dia bilang Pah," kata Della kesal.

Hillal tersenyum. "Masa depan itu gak seru kalau udah ketahuan, mungkin kata kamu enak Ferinu bisa begitu. Tarpi gak mungkin juga kan dia gak tersiksa, bisa lihat masa depan dan membaca pikiran, istimewa tapi menyakitkan."

Della mengangguk setuju.

"Oke para Pria dimohon keluar karena Ratu akan mendandani Putri kesanyangan kita." Hillal dan Leon mengangguk, mereka keluar kamar sambil berbincang kecil soal pekerjaan. Dasar pria!

"Kamu juga Hasan, keluar!" kata Deana mengangkat satu halisnya.

Hasan yang sedari tadi asik duduk dan mendengarkan drama keluarga itu menghela nafas.

"Tapi Mah..."

"Gak ada alasan!"

Dengan malas Hasan keluar dari kamar Della.

@@@

"Loh LAURA

"HAH DEANA??"

mereka saling menunjuk satu sama lain dan sekarang malah berakhir berteriak dan berpelukan. Della dan Ziyan yang gak tau apa-apa hanya saling padang.

"Mah kenal ibunya Ziyan?"

@@@

Flashback on

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang