6. Jawaban Ibu

1.9K 111 3
                                        

Gina asik memfoto Della dan mengupload keseharian Della di instagram dirinya dan milik Della. Tentu saja hal ini harus dia lakukan, selain untuk menambah ketenaran ini juga bisa menjadi pengabar bagi para fans Della yang gak bisa bertemu atau ikut meet and greet dengan gadis itu.

Della tersenyum manis di kursi sana, dia berbincang asik dengan beberapa fans. Sedangkan beberapa kru ada yang asik memvideokan kegiatan Della sekarang, nantinya akan di taro di youtube chanel mereka.

"Nih Del minum dulu." Gina menyodorkan air mineral yang diterima oleh Della.

"Jam berapa sekarang?" tanya Della.

"Jam 2. Nape emang?"

"Gua udah ada janji nanti malem," jawab Della.

Gina tersenyum menggoda. "Janji sama siapa hayoo?"

"Apaan sih?"

Gina tertawa.

"Eh tapi beneran Del, janji sama siapa?"

"Kepo!"

"Dellaaaa...."

"Nanti gua cerita," kata Della.

"Beneran?"

"Heem."

Della mulai memainkan ponselnya. Sedangkan Gina hanya tersenyum kecut melihat sahabatnya sama sekali belum ada perubahan. Della memang berbicara dengannya, tapi selebihnya dia masih seperti mayat hidup. Hanya pekerjaan yang mengharuskan gadis itu menjadi normal sesaat, sisanya ya begini.

Kalian harus tahu satu hal, dulu Della tidak akan pernah memainkan ponsel jika sedang membuat blog, baik itu saat istirahat sekalipun. Tapi Della sekarang berbeda, lebih banyak memainkan ponsel atau diam, perbedaan itu juga tidak luput dari pandangan dirinya dan semua krunya.

@@@

Drrttt... drttt... drtttt...

Ada sebuah suara lagu dan getaran dari ponsel Della, menandakan ada yang menelponnya. Dengan mata kantuk dan susah payah, gadis itu mengangkat telpon tersebut.

"hmm?"

"Waalaikumsalam."

"Asslamaulaikum, apa sih Gin? Ganggu aja!"

"Waalaikumsalam. Lah jangan bilang lu molor?"

"Emang kenapa? sewot amat!" Della mengusap matanya gatal.

"Bukannya lu ada janji ya? malam ini?"

"Hah, janji sam-" Della bangun dari kasurnya dan melihat kearah jam.

19.30

Sial, dia lupa dengan janjinya. Sekarang sudah jam setengah delapan, sedangkan ia punya janji jam delapan. Dengan buru-buru Della mengganti bajunya dan memakai make up seadanya, panggilan dari Gina dia putuskan begitu saja tanpa dosa.

"Ah gua kok bisa lupa anjirrr!" Della memakai sepatunya.

"Mau kemana kak?" tanya Hasan yang membawa susu di tangannya. Dia heran melihat kakaknya sudah rapi dan sedang memakai sepatu, biasanya kalau malam minggu ini kakaknya nolep sekali. Ya, bakal ngebo di kamarnya.

"Kakak ada janji, bilangin sama Mamah dan Papah ya."

"Kak baliknya bawa makanan!" teriak Hasan yang di dengar oleh Della saat akan masuk mobilnya.

Dengan perasaan tenang dan mencoba tak panik. Della mengendarai mobilnya menuju tempar yang telah di janjikan oleh orang itu. sebuah café di mall. Dalam hatinya berdoa semoga orang itu tidak marah, sekarang bahkan sudah jam 8 lebih 11 menit.

Setelah parkir, dia segera mungkin mencari café yang ditujunya. Orang itu ada di sana, di meja yang dia katakan. Della agak ragu sih dia belum melihat wajahnya, dia hanya melihat punggung dan nomor mejanya saja.

Setelah beberapa menit terdiam, akhirnya dia memberanikan diri saat melihat orang itu akan bangun dari duduknya. Sepertinya dia kesal menunggu Della.

"Maaf aku telat," kata Della setelah sampai di meja itu.

@@@

Di sebuah alam terbuka dengan hamparan bunga dan juga beberapa rerumputan liar, ada sebuah kursi yang diduduki oleh seorang wanita cantik dengan pakaian serba putihnya. Wanita itu memegang sebuah buket bunga putih, warna senada dengan gaun cantiknya.

Dia tersenyum kearah Ziyan yang terdiam di balik pohon. Ziyan tak percaya ini, wanita itu ada di sana. Wanita yang sangat dirindukannya. Ibunya.

"Ibu," panggil Ziyan.

Wanita itu mengangguk dan menyuruhnya mendekat. Ziyan menurut begitu saja.

"Apa kabar?" tanya wanita itu dengan suara merdunya.

Di tuntunnya Ziyan untuk duduk di sampingnya. Air mata Ziyan mengalir begitu saja.

"Aku kangen ibu," katanya lirih.

Wanita itu mengangguk dan mengelus rambut rapi Ziyan.

"Kamu gagah dan tampan ya dengan rambut dan pakain ini," kata ibunya sambil mengusap seragam Ziyan.

"Aku berhasil menjadi sesuai keinginan ibu, menjadi hebat dan kuat layaknya kakek."

"Ibu tau kamu bisa," katanya.

"Loh siapa di sana?" tanya ibunya menunjuk seorang wanita yang tersenyum dan menggendong anak kecil. Wanita dengan pakaian biru muda melambaikan tangan anak lelaki itu di kearahnya.

Ziyan mengusap air matanya dan tersenyum.

"Dia istriku ibu. Dan itu cucuk ibu, anak kami."

"Cantik sekali," puji ibunya.

"Ibu menyetujuiku dengannya?" tanya Ziyan.

Ibunya tersenyum. Dia mengusap pipi anaknya penuh sayang.

"Ibu tau Papah dan Mamahmu bisa memberikan yang terbaik untuk anak ibu. Selama kamu bahagia ibu akan selalu setuju."

Ziyan tersenyum dan memeluk ibunya.

"Terima kasih ibu, aku sayang ibu."

"Ibu juga sayang Ian.

"Della kemarilah, sapa ibuku," kata Ziyan menganggil wanita berbaju biru dan anaknya.

Wanita itu mendekat, Ziyan bisa melihat dengan jelas wajahnya. Sangat cantik dan penuh kelembutan, sama seperti ibunya. Sangat persis.

Ziyan memegang kepalnya pening, mimpi tadi serasa nyata baginya. Dia menatap langit-langit kamar dan menghela nafas. Apakah ini jawaban? jawaban atas Tuhan dan ibu untuknya?

Della, nama yang cantik. Batinnya. 


.........................................

Liburan telah tiba, liburan telah tiba. Yey!

Babat habis part buat up. Inyaallah itu juga, hahahahaaaa...

Doakan aku banyak ide ya, nanti aku selesaikan 2 story abis itu buat lagi yang baru. Yey!

Jumpa lagi minggu depan (kalau up) heheheee

Byebye

Tentara Tembok ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang