Paginya, setelah mimpi Ziyan tadi malam. Lelaki itu keluar dari sebuah ruangan dan menghela nafas. Cutinya diterima oleh atasannya. Ya, tak ada salahnya cuti untuk beberapa hari selain untuk menepati janji pada seseorang malam nanti, Ziyan juga butuh istirahat sehabis melatih latihan anggota kemarin.
Lelah sih, tapi mau bagaimana lagi namanya juga tuntutan kerja. Ziyan sudah terbiasa dengan hal itu, dan harus terbiasa.
"Wes, Kapten abis ngapain aja tadi di tempat atasan? Jangan bilang ajuin cuti ya." Sobatnya datang lalu mengalungkan lengan di leher Ziyan yang lebih tinggi darinya.
"Iya ngajuin cuti."
"Cuti apa btw? Lo kan jarang cuti?" tanya Handika, lelaki yang mengalungkan lengannya itu.
"Tau mana keliatan ceria sekali," balas Badar sobatnya juga, lelaki itu ternyata ada di belakang keduanya sedari tadi.
Mereka sampai di Bale, kumpul biasanya tempat para anggota lain, biasanya mereka gunakan ini untuk istirahat. Tempatnya juga tak jauh dari mushola, jadi memudahkan bagi mereka untuk tidur-tidur atau makan dulu sambil menunggu adzan berkumandang seperti sekarang. Saling menegur dan menyapa lalu duduk di salah satu anak tangga di bale.
"Mau ngedate ya, Ngaku lu?!" selidik Badar sambil menunjuk Ziyan.
"Eh orang macam Ian ini mana bisa deket sama cewek, yang ada ceweknya duluan yang kabur!" ledek Handika, yang mendengar itu di sana tertawa.
"Walau Liat tampang Kapten yang ganteng juga kabur Bang?" tanya salah satu Anggota.
"Hooh, mukanya kek tembok gini!" ucap Handika lagi mengundang tawa.
Ziyan hanya diam dan tak marah, dia tau Handika hanya bercanda, lagipula yang dikatakan lelaki itu memang benar. Dirinya datar, sangat datar.
"Bisa aja lu bang Han!" teriak salah satu anggota lainnya.
"Eh yan, gua serius. Lu mau ngedate sama cewek?"
"Iya." sontak semuanya terdiam, pasalnya mereka hanya menduga dan bercanda saja.
Mereka hampir tak percaya Ziyan yang orangnya sangat menjauhi wanita itu mau jalan bahkan ngedate dengan wanita. Wah bisa menjadi perbincangan hangat ini.
"Kapten gak bercanda kan?" tanya Badar memastikan.
"Enggak Letnan Badar."
"Widih mimpi buruk apa ya tuh cewek," ejek Handika.
Ziyan melirik Handika sinis.
"Hehehee... pis bos, tapi cuti lu di Acc gak?" tanya Handika.
"Dikira Skripsi kali ah di acc," balas Badar.
"Iya, tapi cuman 2 hari."
Keduanya mengangguk.
"Yan, cewek lu cantik gak?" tanya Handika.
"Kenapa?"
"Gak, nanya aja. cantik kaga?"
"Kaga tau," jawab Ziyan membuat Badar dan Handika sontak berteriak.
"Lah?"
Ziyan mendengus. "Pelan-pelan bego, sakit telinga gua!"
"Kok lu gak tau sih?" tanya Handika.
"Ya emang kaga tau."
"Ah gua tau," Badar mantap Ziyan serius. "Jangan-jangan lu dijodohin ya?" tanyanya.
Ziyan terdiam. semua yang ada di sana menatap Ziyan menunggu lelaki itu melanjutkan perkataanya, mereka sangat penasaran sekali tentang itu.
"Hmm." Ziyan menjawab singkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/194735209-288-k207921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentara Tembok !
Romansanote; % lanjutan dari Alien Ganteng ! % Ada 17+, humor ada, nonfanfiction, asli fiksi % belum ada cast (bisa jadi tidak akan ada), judul atau cover juga bisa aja ganti tiba-tiba. Della namanya. Gadis cantik yang terlahir dari...