14

592 84 13
                                    

Setengah jam berlalu, dan bahkan tangisan juga tak lagi terdengar.

Sepasang alpha dan omega itu kini tengah duduk diam di salah satu sofa tamu apartemen yang entah kenapa terlihat begitu lengang.

Dimana Ji Eun?

Pertanyaan itu sempat terlintas di pikiran Jiyong. Namun ia berusaha untuk acuh karena ada satu hal yang jauh lebih penting saat ini.

"Dee.." panggil Jiyong lirih saat merasa Dara sudah mulai tenang.

Dara seakan tuli mengabaikan panggilan Jiyong itu. Walau lirih tentu saja mustahil untuk Dara tak mendengarkan nya karena posisi duduk mereka yang bersebelahan.

"Maafkan aku.. Sungguh aku sangat menyesal, t-tapi.. Aku benar-benar tidak mengingat apa yang telah terjadi semalam." ucap Jiyong meraih tangan kiri Dara untuk ia genggam.

"Apa itu penting? Apa ingatan mu itu penting?! Kau ingin menyangkal jika kau telah meng-claim ku! Begitu?!" amuk Dara menghempas tangan Jiyong. Mata nya yang bengkak akibat menangis kini kembali basah, sungguh hidup nya terasa sia-sia saat ini.

"Tidak! Aku tidak pernah menyangkal nya! Aku hanya-"

"Hanya menyesal! Kau bilang kau menyesal bukan?! Bajingan!" sela Dara makin teriak histeris.

Plak

"Jika kau berencana untuk memanfaatkan ku kembali demi Ji Eun, maka kau sudah sangat keterlaluan Ji! Kau menghancurkan hidupku hanya demi meraih cinta sialan mu itu!" sambung Dara setelah puas menampar pipi sang alpha.

"Aku tidak!"

"Tidak apa?! Kau benar-benar pria terbrengsek yang pernah ku kenal! Kwon Jiyong bajingan!" Dara semakin tidak ingin mendengar kan penjelasan Jiyong.

Grep

Jiyong bersimpuh dan memeluk erat kedua kaki Dara yang masih terduduk penuh emosi di atas sofa.

"Maafkan aku.. Kumohon maafkan aku Dee.. Aku janji akan tanggung jawab! Ku mohon tolong maafkan aku.." pilu Jiyong dengan terus memeluk erat kaki Dara. Dia tidak peduli jika apa yang ia lakukan saat ini adalah hal terendah yang pernah ia lakukan didalam hidupnya. Ia rela mengesampingkan egonya demi mendapatkan maaf dari wanita yang telah ia hancurkan hidupnya itu.

"Cih! Kau pikir aku akan luluh hanya karena kau berlutut dikaki ku? Dramatis sekali!" sinis Dara.

"Aku tak bermaksud membuatmu luluh. Aku ingin kau tau jika aku tulus meminta pengampunan dari mu. Dan aku telah berjanji untuk bertanggung jawab, maka aku akan menepati janji ku itu!" tegas Jiyong mendongak kan kepala nya dengan posisi yang masih kekeuh memeluk kedua kaki Dara.

"Tanggung jawab bagaimana eoh? Apa kau mau menikahi ku ha?!" remeh Dara.

"Tentu! Aku akan-"

"Jangan bodoh!" bentak Dara tanpa sadar menendang Jiyong hingga tubuh pria itu terjungkal dan tersandar pada meja dibelakang nya.

"Kau tidak mencintai ku! Aku tidak ingin hidup ku berlalu sia-sia dengan pria yang tidak mencintai ku!" sambung Dara setelah hening beberapa saat karena telah refleks menendang Jiyong.

"Aku akan belajar mencintai mu Sandara Park!" tegas Jiyong bangkit lalu berjongkok untuk mengenggam kedua tangan mungil sang omega.

"Ck! Kau pikir kau akan bisa menghilang kan rasa cintamu kepada wanita yang selama ini kau cintai demi aku yang bahkan belum satu tahun kau kenal?!" entah kenapa Dara selalu mengeluarkan kalimat yang meremehkan untuk pria dihadapan nya.

"Aku akan berusaha keras untuk melupakan nya, kumohon percayalah padaku Dee." yakin Jiyong makin mengenggam erat tangan Dara.

"Kau hanya memikirkan dirimu! Bagaimana dengan ku? Aku-"

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang