21

450 68 17
                                    

Tiga hari sebelum bulan purnama. Dara yang sudah terbiasa akan banyak nya peraturan Red Dragon, mengendap untuk memasuki kamar Jiyong yang berada tepat disebelah kamar nya.

Wanita Dark Silver itu bahkan membuka alas kakinya agar tak menimbulkan suara, menghiraukan telapak mungil nya yang harus merasakan dinginnya ubin.

Bukan tanpa alasan, omega itu mengendap seperti pencuri dengan tujuan membalas kan dendam nya akan perbuatan usil Jiyong dua hari yang lalu. Ya, dua hari yang lalu alpha bersurai api itu dengan jahil nya melukis kan karya seni di wajah bak malaikat seorang Sandara Park. Kekanakan memang. Tapi begitulah faktanya.

Berbekal lipstik merah menyala pemberian Nyonya Kwon, Dara berjongkok di sisi kiri tempat tidur dimana sang target tengah tertidur pulas dengan posisi menyamping. Jarum jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Tidak mungkin Jiyong akan menyadari aksi balas dendam nya bukan. Begitulah isi pikiran dari seorang calon istri dari alpha nan angkuh, Kwon Jiyong.

Dengan semangat menggebu, Dara bersiap untuk beraksi sebagai seniman dadakan.

"Aigoo.. Nona Jiyong akan terlihat cantik saat bangun nanti kkkk.." gumamnya cekikikan.

"Benarkah?" sahut tiba-tiba dari calon korban yang membuat Dara oleng dan berakhir terjungkal ke belakang.

"Yak! Kenapa kau bangun!" kesal Dara tidak terima usahanya sia-sia. Bangun disaat sang mentari belum menampakkan diri bukan lah suatu hal yang mudah baginya. Bahkan ia rela merasakan dinginnya ubin demi melancarkan aksinya. Namun apa? Semuanya gagal karena Jiyong yang ternyata telah bangun semenjak sang omega mengendap memasuki kamarnya.

"Omo! Apa aku mengejutkan mu." sandiwara Jiyong mengabaikan kekesalan Dara.

"Ck!" Dara bangkit lalu menghentak kesal sebelah kakinya. Ia bahkan melupakan kakinya yang mati rasa karena dinginnya ubin di musim dingin.

"Kkkkk..." kekeh Jiyong yang mendapat delik mematikan dari Dara.

Bukan nya takut, Jiyong malah meraih tanpa permisi pinggul ramping Dara lalu menarik nya dengan sekali tarikan, hingga sang empu kehilangan keseimbangan dan berakhir ambruk di atas dekapan hangat Jiyong.

"A-apa yang kau lakukan?! Yak!! Lepaskan!" panik Dara memberontak di dalam dekapan erat Jiyong.

"Lakukan," manik kelabu Dara membola sempurna akan ucapan ambigu alpha nya itu.

"Eoh? La-lakukan a-apa??" gugup Dara.

"Aigo.. Kau pasti berpikiran kotor eum..?" goda Jiyong melihat sang omega yang terlihat gugup dengan degup jantung yang menggila.

Blush

Saat ini bukan hanya jantung nya yang menggila, wajah cantiknya pun juga ikut merona. Jika saja disana ada cermin mungkin Dara akan berteriak histeris melihat wajah merahnya itu.

Brugh..

Dara menubruk keras wajahnya keatas dada bidang Jiyong. Menulikan pendengaran nya akan ringisan kesakitan Jiyong. Tapi... ada satu hal yang membuat nya tak bisa bersikap seolah tuli.

"Kenapa kau juga berdebar?" tanya Dara tiba-tiba. Mungkin akan wajar jika Dara yang berdebar mengingat ia telah ketauan berpikiran kotor, namun Jiyong? Apa yang membuat alpha itu berdebar.

"Karena kau." jawab Jiyong singkat, jelas, dan padat.

Walau hanya dua kata, namun itu manjur membuat Dara yang mendengar nya makin merona. Jawaban Jiyong membuat Dara kembali menenggelamkan wajahnya di dada pria itu. Guna kembali mendengarkan debaran jantung Jiyong yang sukses membuat hatinya bergejolak gembira. Dara bahkan tak bisa menyembunyikan senyuman lebarnya.

Dia tidak bohong. Selama ini dia tidak berbohong. Kwon Jiyong, cintamu menyulitkan ku.

Selalu saja ada yang merusak momen bahagia nya. Pikiran yang tak sengaja melintas itu membuat Dara kehilangan senyuman lebar nya.

"Ayo lakukan, kau ingin balas dendam bukan?" ucap Jiyong menyadarkan Dara yang tengah bertarung dengan pikiran nya.

"Eoh?!" entah kenapa sedari tadi Jiyong selalu mengucapkan kan kalimat yang membuat Dara jantungan.

Apa dia mengetahui rencana ku-

"Kenapa terkejut begitu? Kau ingin membalas perbuatan ku dua hari yang lalu bukan? Ayo lakukan, aku tidak akan melawan." ucap Jiyong memotong kekuatiran batin Dara.

Huftt..

Dara menghela lega nafas nya. Lalu manik kelabu itu menatap takjub wajah damai Jiyong yang kini telah memicingkan manik amber nya. Tanpa sadar, sebelah tangannya yang sedari tadi memegang lipstik melukiskan tanda love di pipi kanan Jiyong.

Cup

Dan mengecup singkat di pipi sebelah lainnya.

Dengan kelopak mata yang masih terpejam, senyum mengembang tanpa bisa dihentikan di kedua sudut bibir Jiyong. Dara menciumnya, ya walau hanya di pipi. Namun itu adalah hal langka, mengingat selama ini hanya Jiyong lah yang selalu duluan memberikan sebuah ciuman.

Dara yang baru tersadar akan perbuatan nya yang lepas kendali, bergegas untuk bangkit dari dekapan Jiyong.

"Tunggu dulu Dee, ada satu hal yang ingin kuberikan padamu." sergah Jiyong mempererat pelukannya di pinggul Dara. Sebelah tangan pria itu lalu meraih sebuah kotak beludru berwarna biru tua dari balik bantal dikepala nya.

Jiyong telah merencanakan semuanya dari dua hari yang lalu, mengingat omega duapuluh delapan tahun itu memiliki jiwa kompetitif yang secara pasti akan membalas keusilan nya. Maka sejak kemarin Jiyong sudah bersiap untuk menunggu Dara mengendap memasuki kamarnya guna membalas dendam. Bahkan hingga siang hari, sampai-sampai pria itu rela untuk tidak sarapan dan tidak masuk kantor hanya untuk melancarkan rencana nya. Namun Dara, wanita yang ia tunggu tidak juga kunjung datang, dan hari inilah puncaknya. Akhirnya tikus memasuki jebakannya.

Biarlah tidak terkesan romantis, karena seperti nya romantis bukanlah takdir mereka. Jiyong melempar kan kotak beludru itu yang dengan otomatis ditangkap oleh Dara.

"Cincin?" pertanyaan retoris terlontar saat Dara berhasil menangkap nya lalu bangkit dari tubuh Jiyong.

Omega itu duduk bersila disamping Jiyong yang masih betah berbaring.

"Untuk ku?" kembali bertanya tanpa ada niatan untuk membuka nya.

"Buka dan pakai lah. Itu adalah bukti bahwa kau akan menjadi milik ku, istri ku." ucap Jiyong santai dengan degup jantung yang tidak santai. Alpha itu berusaha untuk bersikap tenang dan kembali memejamkan matanya guna menstabilkan kegugupan nya.

"Cih! Tidak romantis sekali." gumam Dara membuka kotak itu dan melirik Jiyong dengan sudut matanya. Berharap pria itu lah yang akan memasangkan nya.

"Kau menyuruhku memasang nya sendiri?"

Hening

"Yak! Setidaknya pasangkan untuk ku!" entah Dara pikun atau benar-benar lupa, yang jelas Jiyong telah trauma bersikap romantis kepada omega nya itu.

*G*

Tringg.. Tring..

"Yeoboseyo, dengan keluarga Kwon di sini." jawab seorang maid saat telepon rumah itu berdering.

"..."

"Nona Dara? Baik tunggu sebentar, akan saya panggilkan."




.
.
.

TBC

Voment Juseyo ^_^

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang