Cinta itu sesuatu yang indah, manis dan selalu dikaitkan dengan warna merah muda yang memikat layaknya permen kapas yang lembut. Bahkan tidak sedikit orang mengatakan, jatuh cinta membuat hidup lebih berwarna dengan bejuta rasa.
Kendati ia sering kali mendengar hal itu, Jiyong masih tidak mengerti.
Dia masih tidak sependapat.
Apakah cinta yang dirasakannya sama dengan apa yang dirasakan oleh orang lain disekitarnya?
Karena baginya cinta tidak lah selalu Se-sederhana itu.
Ia mulai mengenal arti cinta yang sesungguh nya disaat ekstensi Sandara Park memasuki hidupnya tanpa permisi. Tanpa sapa, dan juga tanpa izin. Bahkan dengan sesuka hati membuat sarang direlung hatinya yang saat itu bimbang akan cinta. Dan benar saja! Omega Dark Silver itu berhasil meyakinkan hatinya yang selama ini hanya mengenal obsesi. Choi Ji Eun. Obsesi masa mudanya.
Tapi, tetap saja rasa cinta tidak pernah sama dengan permen kapas yang begitu manis yang saat itu pernah dicobanya dimasa kanak-kanak. Terlalu asam, bahkan terkadang terlalu pahit hingga tak bisa untuk ditelan.
Karenanya, baginya cinta itu adalah sebuah enigma. Sejauh, seberusaha, dan sebisa apapun dirinya mencoba memahami defenisi kata cinta, pada akhirnya cinta tetap lah sebuah misteri.
Cinta itu sesuatu yang tidak terduga.
Dia tidak bisa dilihat, tidak bisa pula diprediksi. Semuanya datang begitu saja dengan tiba-tiba tanpa kata permisi. Tidak ada yang bisa menjelaskan apa itu cinta, pada siapa ia akan jatuh cinta, atau kapan, dimana, dan bagaimana ia akan jatuh cinta.
Cinta untuknya memang lah seperti itu. Sesuatu yang tidak mudah untuk dipahami dan tidak bisa dijelaskan. Seperti bagaimana hal nya, dirinya yang tiba-tiba saja jatuh cinta dengan sosok mate tak terduga nya yang bernama Sandara Park.
Bahkan hingga saat ini cinta itu gila. Bisa menyebabkan orang bodoh. Idiot. Dan hilang akal.
Dan, ya, Jiyong setuju.
Setiap orang yang jatuh cinta, selalu mendadak merasakan sinergi fungsi otaknya tidak bisa berjalan dengan baik—bahkan berlaku bagi seseorang yang jenius sekalipun jikalau sudah berkorelasi dengan mereka, orang yang dicintai.
Membuatnya sering termenung dan tenggelam dalam lautan pertanyaan yang berputar di kepala.
*G*
Dara berpaling ke Kwon Jiyong. "Tunggu dan tenang lah, Ji."
"Darl, bagaimana kalau aku ikut masuk dengan mu?" Jiyong memelas.
Dara menggeleng. "Dia akan makin marah kalau kau ikut."
Jiyong merenungkan itu dan setuju. Tiap kali ia membuat putri kecil nya kecewa dengan setiap janji-janji yang ia ingkari, bocah tiga tahun itu pasti tidak akan mau melihat keberadaannya. Jiyong pun merasa perlu menurutinya dan membiarkan sang istri yang selama ini selalu bisa untuk menenangkan putri mereka.
Dara menatapnya seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi Jiyong segera menambahkan. "Baiklah, aku tau. Tidak boleh menguping, tidak boleh mengintip. Benar kan? Jangan kuatir Dee, aku sudah hapal dengan tingkah lucu dari putri kita yang sedang merajuk itu." alpha bersurai api itu lalu beranjak pergi menuju ruang tengah sebelum mencuri kecupan kilat dari bibir sang istri.
Dara tersenyum lembut melihat punggung lesu Jiyong yang mulai menjauh. Putri mereka yang merajuk tidak ingin melihat appa nya , sangat berpengaruh pada semangat hidup seorang alpha dominan seperti Kwon Jiyong.
Krett..
Dara membuka perlahan sebuah pintu berwarna soft pink di hadapan nya. Menyembulkan sedikit kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE✔
Fanfiction[DARAGON] [COMPLETE]√ #60 in werewolf [161019] #3 in gd [141119] #1 in daragon [230321] #1 in sandarapark [140120] #1 in nyongdal [140120]