7

548 75 17
                                    

Sudah vote?

Yakin udah komen?

.

Sepasang kekasih palsu itu berjalan canggung melalui beberapa lorong untuk menuju flat sederhana milik sang omega.

"Hm, Sajangnim, kita sudah sampai." ucap Dara kikuk, melepaskan secara sepihak tautan tangan mereka.

"Eoh? Disini?" tidak beda jauh dengan Dara, alpha itu pun juga merasa canggung. Namun tentu saja dengan masih mempertahankan wajah angkuhnya itu.

"Ne, kamsahamnida sajangnim!" Dara membuka pintu flat nya itu setelah memasukkan beberapa nomor sandi, dan membungkuk untuk berpamitan.

"Tunggu," sergah Jiyong menahan pintu silver itu untuk tertutup dengan sebelah tangannya.

"Ye?"

"Aku haus!" ucap Jiyong tiba-tiba, memasuki flat sang omega tanpa meminta persetujuan darinya.

"Yak! Jangan kau pikir karena kau atasan ku maka kau bisa berperilaku seenaknya saja!" suasana yang awalnya canggung berubah sengit saat sang alpha bersurai api itu dengan santainya duduk di single sofa berwarna peach dengan kedua kaki kurang ajarnya yang di letakkan diatas sebuah meja kaca diruangan itu.

"Begitu lebih baik." jawab Jiyong datar sambil memejamkan kedua matanya.

"Eoh? Begitu apa? Apa maksudmu?!" tanya Dara makin kesal, tangan mungilnya menarik kasar kedua kaki Jiyong dari atas meja berharga nya.

Lebih baik mendengar mu berteriak dibandingkan berbicara canggung. -batin Jiyong.

Jiyong membuka kedua maniknya yang beberapa detik lalu sempat terpejam.

"Yak!! Apa yang kau lakukan!!" wajah Dara sudah sangat merah akan amarah yang juga bercampur dengan rasa malu karena ulah gila Jiyong.

"Kenapa? Aku hanya ingin kau duduk." jawab Jiyong tanpa dosa.

"Idiot! kau tidak perlu menarik ku duduk di pangkuan mu SAJANGNIM!" Dara memberontak ingin berdiri, namun omega mana yang dapat mengalahi tenaga seorang alpha dominan? Tidak ada!

"Lalu kau ingin duduk dimana? Disini hanya ada single sofa." sekarang alpha tigapuluh tahun itu bersikap layaknya pria polos.

"Lepaskan! Aku tidak mau duduk!" ketus Dara masih kekeh untuk berdiri dari keadaan ambigu itu.

"Dengar,"

Deg..

Seperti sihir, suara rendah Jiyong itu sukses membuat Dara diam seperti patung, bahkan omega itu refleks menahan deru nafas nya saat ini.

"Aku ingin memastikan sesuatu." lanjut Jiyong, lengan bertato miliknya membalik tubuh mungil Dara untuk saling hadap dengan sangat mudahnya, seakan tubuh mungil itu benar-benar tidak memiliki bobot sedikitpun.

"M-me-mastikan a-apa?" gugup Dara saat melihat begitu dekat wajah tampan sang alpha.

"Kau," jeda Jiyong meraih dagu runcing Dara agar menatap tepat ke manik matanya.

"Kau tidak menyukai ku bukan?" lanjutnya menatap penuh selidik.

"A-apa maksudmu? Tentu saja tidak!"

"Benarkah?" tangan kiri Jiyong yang sebelumnya meraih dagu Dara, kini beralih mengusap leher jenjang penuh hickey omega bersurai perak itu, terus turun hingga,

Deg..

Deg..

"Jantungmu berbohong." gumam Jiyong menunjukkan smirk nya.

"Ani! Kau gila!" Dara menepis kasar tangan Jiyong dari dadanya, lalu berdiri bangkit saat merasa cengkraman Jiyong di pinggang nya telah melonggar.

"Hahaha!"

"Apa yang kau tertawakan?!" kesal Dara menjambak surai merah Jiyong.

"Akkhh! Yak! Aku ini pres-"

"Ne... Kau memang presdir di perusahaan mu! Tapi tidak di flat ku! Disini akulah yang lebih berkuasa darimu Kwon Jiyong-ssi!" potong Dara menarik semakin kasar rambut api itu.

"Akkkhh! Mi-an! M-mi-an-hae!" ampun Jiyong memelas.

"Bagus!" Dara melepaskan tautan tangan nya dari surai api itu, meniup tanpa rasa bersalah tangan kanan nya yang di hinggapi oleh beberapa helai rambut Jiyong.

*G*

Dua hari telah berlalu, dan gosip mengenai hubungan sekretaris dengan sang presdir baru belum juga reda, malah makin parah dikarenakan tiba-tiba saja sikap Jiyong yang awalnya dingin berubah menjadi hangat, dan itupun juga hanya kepada sekretaris nya. Sandara Park.

"Kau membuat mereka makin salah paham Ji!"

"Tidak sopan! Sudah ku bilang panggil aku oppa! Aku lebih tua darimu!"

"Dalam mimpi mu!" cibir Dara yang saat ini tengah memberikan beberapa dokumen untuk Jiyong tandatangani.

Sejak hari itu mereka sudah sepakat untuk berteman dan tidak akan ada kecanggungan apapun lagi diantara mereka. Dara yang aslinya mudah bergaul tentu saja menerima ajakan berteman dari atasan nya itu, namun Jiyong? Entah apa yang merasuki nya, ia menjadi seseorang yang memulai sebuah hubungan pertemanan, padahal ia adalah alpha yang sangat kaku dan sulit untuk berteman, yang ada ia malah memiliki banyak musuh.

"Aku tidak akan membuat kan mu kopi setiap pagi lagi!" ucap Dara saat alpha itu telah selesai menandatangani dokumennya.

"Tidak bisa! Itu adalah tugas penting dariku untukmu!"

"Tugas penting pantatmu! Aku sekretaris bukan officegirl!" bentak Dara hendak berjalan keluar.

Jiyong memeluk dari belakang tubuh mungil omega cantik itu untuk mencegah pergerakan nya.

"Yak! Kau tidak memiliki cara lain untuk menghentikan ku eoh?!" sikap Jiyong itu benar-benar anti-mainstream, setiap saat ia akan selalu berusaha untuk bersentuhan ataupun memeluk Dara. Apa itu perteman yang wajar?

"Tubuh mungil mu itu yang selalu merayu ku untuk memeluk mu."

"Jawaban bodoh!" Dara hendak melepaskan pelukan Jiyong itu, namun suara pintu terbuka membuat suana menjadi tegang.

Bagaimana jika ada yang melihat posisi ambigu mereka?








.
.
.

TBC

Next?

Wokeh... Lanjottt😁

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang