19

533 72 21
                                    

21.30

Dara terbangun. Manik indah milik omega Dark Silver itu menatap penuh takjub akan sosok yang kini tengah tertidur pulas dengan dua lengan kokoh yang merengkuh erat pinggang mungilnya.

Tak sadar dan tak bisa dihentikan, jari-jari ramping nya menelusuri setiap inci keindahan wajah sang alpha.

Apa ini benar?

Aku sangat yakin dengan perasaan ku padamu!

Tapi, apa kau akan membenci ku?

Maaf jika selain cinta aku juga akan menorehkan luka.

Pertengkaran antara hati dan pikiran nya membuat Dara tidak menyadari jika pria yang sedari tadi ia tatap telah membuka lebar manik amber nya.

"Apa aku sangat tampan?" goda Jiyong mengagetkan Dara. Wanita itu buru-buru menjauhkan tangan mungil nya dari pipi kiri Jiyong.

"Wae? Aku belum puas dengan sentuhan mu." pria itu menarik kembali tangan kanan Dara untuk diletakkan di pipi kirinya.

"A-apa yang kau katakan? Aku tidak bermaksud ingin menyentuh mu!" protes Dara dengan refleks menampar pipi kiri Jiyong. "Omo! Ji! Gwenchana? M-mmianhae.." panik wanita bersurai perak itu setelah tanpa sengaja menampar sang alpha.

"Kau menyakiti ku darl." rengek Jiyong mengusap pipinya yang kini telah memerah. Wanita itu benar-benar menampar nya dengan kekuatan penuh.

"Maaf.. Aku tidak sengaja, sungguh! Dan lagian itu juga karena kesalahan mu.." cicit Dara duduk dari tidurnya dan berniat untuk pergi.

"Mwo? Kesalahan ku? Memang nya aku salah apa?" sahut Jiyong tidak terima. Dia adalah korbannya disini, lalu bagaimana bisa dia disalahkan?

Salah mu karena telah membuat ku gugup

"Salah mu karena telah seenak nya menarik tangan ku! Aku tak sengaja menampar mu karena kau membuat ku terkejut!" jelas Dara setengah teriak. Sungguh hati dan mulut tidak bisa diajak kompromi.

Blank

Jiyong bengong sendiri melihat tingkah Dara yang tiba-tiba berteriak padanya. Jika dipikirkan lagi, bukankah yang seharusnya marah adalah dia(?)

Namun itu tak lama, karena tiba-tiba pria tigapuluh tahun itu tersenyum kecil dengan tatapan yang mencurigakan bagi Dara.

"W-wae?? Kenapa kau tersenyum?!" Dara bergidik ngeri melihat perubahan raut Jiyong yang tadi sempat datar lalu tiba-tiba berubah menunjukkan smirk nya.

Chup..

Tanpa aba-aba Jiyong menyerang bibir tipis Dara. Mencium lahap bibir cherry itu, melumatnya kasar seakan-akan bibir itu hanyalah miliknya seorang.

Membeku, bingung dan tak tau harus bereaksi seperti apa. Itulah yang saat ini Dara rasakan disaat Jiyong tiba-tiba menyerang bibirnya.

Jiyong menarik tengkuk sang omega guna memperdalam ciuman mereka. Membuat Dara yang semula telah duduk kini kembali terbaring, namun bukan terbaring di atas kasur melainkan di atas tubuh sang alpha.

Perlahan, tanpa sadar. Dara mulai terhanyut akan sensasi panas yang Jiyong berikan. Omega duapuluh delapan tahun itu membalas ciuman penuh gairah alpha nya. Saling menggigit bibir lawan cumbu, memberi ruang pada masing-masing mulut. Saling bergulat lidah dan bertukar saliva.

Jiyong menyudahi cumbuan mereka di saat merasa Dara mulai kehabisan pasokan oksigen nya. Menyisakan sebenang saliva menguntas dibibir simungil.

"Aku bisa gila jika tak lekas menyudahi nya." bisik Jiyong, mengusap benang saliva yang tertinggal di bibir tipis Dara yang kini telah menebal akibat perbuatan nya.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang