"Omo! Oppa! Jika ingin bercinta ya di kamar! Bukan disini!" teriak seorang wanita yang sukses menghentikan aktivitas bercumbu mereka.
.
."Aishh bocah liar--" geram Jiyong bangkit dari posisi intim mereka.
"Yak! Kenapa kau kesini?!" lanjut Jiyong, ia setengah berlari hanya untuk menjewer salah satu kuping milik wanita bersurai blonde yang sedang tersenyum jenaka.
"Aigoo.. Kemarin oppa seperti orang kesetanan menyuruhku untuk pulang. Sekarang? Oppa mengusir ku? Ckck!" ucapnya se-dramatis mungkin mengabaikan jeweran sayang dari sang kakak.
"Hm.." deheman seseorang yang memberi sinyal jika dia masih disana, belum menghilang di telan bumi.
"Daebak! Jadi ini calon kakak iparku? Omo... Jiyongie kita sudah besar ne.." goda wanita duapuluh dua tahun itu menampilkan seringai nya.
"Eonni, harap bersabar dalam menghadapi bujang lapuk ini ne.. Dia sangat payah dalam hal percintaan." lanjutnya dengan tidak tahu malu memukul bokong sang alpha tampan bernama Kwon Jiyong.
Kakak ipar? Aku? -batin Dara.
"Kau pasti bingung aku siapa ya eonni? Hehe mian, perkenalkan aku Kwon Minzy yang sialnya adalah adik dari bujang lapuk ini." wanita itu menyalah artikan raut kebingungan Dara, dengan watados nya menjulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
Belum sempat Dara membalas juluran tangan omega Red Dragon itu, Jiyong sudah lebih dulu menyela. "Dia Sandara Park, kekasih ku!" kenal Jiyong mengganti kan Dara yang sukses membuat adiknya itu mendengus sebal.
"Posesif! Cih!" ejek Minzy mencibir.
"Eonni, kau hebat sekali telah berhasil membuat oppa ku ini move on dari Ji Eun eonni. Aku sangat berterima kasih padamu." Minzy bergelayut sok akrab di lengan kiri Dara.
"Yak! Menjauh dari kekasih ku! Kau bau alkohol, bocah nakal." lerai Jiyong mengambil alih tangan Minzy agar bergelayut pada lengan nya saja.
"Posesif dan protektif." gumam Minzy tidak jelas.
"Pergi sana! Kau seperti hama pengganggu." usir Jiyong mendorong tubuh gontai adiknya itu.
"Oh aku hampir lupa, oppa! Tae eonni memberikan blackcard nya pada ku, ia menyuruhku untuk memata-matai hubungan kalian." ucapnya santai sambil menunjukkan sebuah kartu hitam tanpa limit itu.
"Cih! Untuk apa kau memberitahu ku jika disuruh memata-matai? Dasar bodoh!" Jiyong tidak habis pikir dengan kebodohan adiknya itu.
"Hehe tentu saja agar oppa berhati-hati karena akan aku mata-matai." cengiran polos tanpa beban saat diucapkan itu tampak dari putri bungsu keluarga Kwon. Tentu saja ia harus memberitahu oppa nya karena ia juga tidak bisa mengingkari janjinya pada Taeyeon yang sudah memberikan nya imbalan. Ia adalah wanita yang jujur, ingat itu.
*G*
Dara sampai di kamar flat nya pada pukul sembilan malam. Hari ini adalah hari terlelah yang pernah ia alami dalam hidupnya. Satu persatu fakta akan kematian orang tua nya juga mulai terungkap.
Ia bingung harus bertindak bagaimana dan seperti apa untuk membalas kan dendam di hatinya. Disatu sisi ia ingin menghancurkan keluarga itu, namun di sisi lain ia juga takut akan kehilangan seorang teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE✔
Fiksi Penggemar[DARAGON] [COMPLETE]√ #60 in werewolf [161019] #3 in gd [141119] #1 in daragon [230321] #1 in sandarapark [140120] #1 in nyongdal [140120]