Dua pasang kaki yang berbeda ketukan langkah berjalan beriring. Keduanya pun menunjukkan mimik wajah yang bertentangan antara si kusut dan si sumringah.
Tok..Tok..
Yang bertubuh lebih tinggi mengetuk sebuah pintu ruangan berwarna coklat sebagai isyarat sebelum ia masuk tanpa menunggu dulu izin dari si pemilik ruangan.
"Akhirnya kau datang juga Kwon!" sambut seorang pria jangkung merangkul sahabat nya yang baru datang itu. Ya, Kwon Jiyong adalah pria yang disambut gembira oleh Seunghyun.
"Eh? Sandara-ssi?" kaget nya saat baru menyadari jika Jiyong tidak datang sendiri.
"Mwo? Dara? Ji! Kau membawa istri mu yang tengah hamil tua eoh?!" sahut salah seorang wanita bersurai api. Ji Eun.
"Yak! Babbo! Istri mu itu hanya tinggal menghitung minggu untuk melahirkan, dan kau malah membawa nya kesini? Kau pikir Dara tidak akan lelah walau hanya berjalan dari parkiran hingga kemari?! Benar-benar suami yang tidak pengertian!" Park Bom yang akhir-akhir ini mulai dekat dengan Dara lantaran sang adik yang kini tengah menjalin kasih dengan Soojung, adik Dara, mengomeli Jiyong, sahabatnya yang sebenarnya sama sekali tidak bersalah dalam hal ini.
"Eonni, aniyaa.. Jiyong tidak salah, justru ia melarang ku ikut." cengir Dara menengahi.
Dengan pelan Dara mendekati Ji Eun yang tengah berdiri tidak jauh di depan nya. Omega Dark Silver itu merangkul lengan nya dan mengajak beta yang lebih tua dua tahun darinya itu untuk kembali duduk dan juga mengisyaratkan Bom untuk turut duduk. Begitupun Seunghyun yang mengikuti tunangan nya untuk kembali duduk pada sofa luas di ruangan milik CEO itu.
"Hari ini adalah hari penting mu eonni, tidak mungkin aku akan melewatkan nya begitu saja. Karena akhir nya beta hebat seperti mu ini di akui oleh keluarga mu dan menerima apa yang seharusnya memang sudah menjadi hak mu. Ji Eun eonni, cughae! Selamat atas peresmian mu sebagai penerus Choi Group ne!" ucap Dara tersenyum tulus.
"Ah aku jadi tidak enak telah membuat mu repot-repot kemari. Gomawo, Dara-ah!"
"Hmhm tolong untuk tidak berpelukan dulu." ucap Jiyong yang masih berdiri di tempat yang sama. Merusak moment.
"Wae?" ucap Dara setelah mendengus kesal.
"Kau bertanya kenapa setelah melupakan suami mu ini, Dee??" Dara menaut bingung kedua alisnya.
"See? Bahkan aku hanya berdiri sendirian disini! Kalian melupakan ku begitu saja setelah tadi dengan se-enaknya kalian menyalahi ku eoh?!" sambung Jiyong dengan ekspresi lucunya. Benar-benar tidak mengingat umur bapak yang satu ini.
"Aku tidak! Daritadi aku hanya diam." sahut Daesung dari tempat duduknya di sudut sofa.
"Aku ju-"
"Kau diam!" potong Jiyong sebelum Seungri, sahabat termuda nya ikut menyahut.
"Ckk kau selalu men-diskriminasikan aku hyung! Tidak adil!" sungut Seungri.
"Hahahahha berhentilah untuk menggoda adik kita ini Ji, kau sudah akan menjadi seorang ayah." ledek Youngbae menepuk pundak sang maknae yang tengah merajuk di sebelah nya.
"Cihh itu tak ada hubungan nya sama sekali dengan aku yang akan menjadi ayah." jawab Jiyong enteng.
"Tentu saja ada! Bagaimana kau akan membimbing anak ku jika kelakuan mu saja masih sama seperti anak-anak! Kemari, duduk lah dengan tenang di sini!" sarkas Dara memanggil Jiyong untuk duduk di sebelah nya.
Mau tidak mau Jiyong harus menuruti istrinya yang kini telah berubah menjadi maung itu.
"Anak kita Dee." cicit Jiyong pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE✔
Fanfiction[DARAGON] [COMPLETE]√ #60 in werewolf [161019] #3 in gd [141119] #1 in daragon [230321] #1 in sandarapark [140120] #1 in nyongdal [140120]