4

553 77 18
                                    

"S-ssajangnim.. A-anda akan membawa saya kemana?" gadis beta bersurai perak itu akhirnya bersuara setelah sekian lama kesunyian mendominasi di dalam mobil ferrari hitam tersebut.

Kwon Jiyong. Pria yang ditanyai sama sekali tak menggubris pertanyaan sekretaris nya itu.

"Apa anda akan mengantar saya pulang? Tapi ini bukan arah menuju flat-"

"Diamlah." potong alpha bersurai api itu datar.

Dengan terpaksa gadis duapuluh delapan tahun itu harus kembali membungkam rapat-rapat bibir tipis nya. "Brengsek! Jika bukan karena kau atasan ku, sudah ku pastikan wajah datar mu itu ku buat bengkak!" rutuk Dara di dalam hati dengan wajah dongkol nya yang menunduk dalam.

"Tidak perlu menyumpahi ku." gumam Jiyong melirik sekilas pada gadis yang duduk disebelah nya itu melalui sudut matanya. Lalu kembali terfokus pada jalan di balik setir.

"Ck!" tanpa sadar Dara mendesis kesal.

"A-a.. Ituu maaf s-ssajangnim.. Saya tidak bermaksud.." paniknya saat sadar telah bersikap tidak sopan pada atasan nya itu.

"Mati kau Dara.. Mungkin setelah ini dia akan memutilasi tubuhmu." batin gadis bersurai perak itu disaat sang presdir tidak memberi respon pada permintaan maafnya.

*G*

Hanwha Galleria Forêt

Dara melongo tak percaya dengan apartemen megah yang baru saja ia pijaki itu. Seumur-umur ia belum pernah memasuki apartemen termewah di Seoul itu, bahkan diperhitungkan dunia.

Ia yakin jika presdir nya itu adalah salah satu penghuni apartemen elit itu. "Cih, dasar orang kaya! Apa dia ingin memamerkan kekayaan nya itu padaku?!" batin Dara. Walau hatinya mengutuk, tetapi langkah nya tetaplah mengikuti langkah kaki dari alpha bersurai api di depan nya.

Hening. Itu lah keadaan suasana yang saat ini mereka rasakan saat berdua di dalam lift. Dara memilih bungkam dan berhenti menanyai presdir angkuh nya itu. Semua sia-sia, toh presdir nya itu tidak akan pernah menggubris nya.

"Kau tunggu lah di luar." ucapan yang terdengar seperti perintah itu tiba-tiba dilontarkan oleh Jiyong saat mereka baru saja keluar dari lift.

"Ye??" bingung Dara. Apa-apaan? Pria angkuh itu menyuruh nya menunggu di luar? Apa maksudnya?

"Tunggu di sini! Dan jangan bergerak kemanapun!" ulang Jiyong lalu berlalu masuk kedalam sebuah unit bernomor 1218. (Duh ngarang banget, nggak tau benar atau tidak nya. Btw itu gabungan dari tanggal lahir daragon)

"Brengsek! Kau pikir aku anjing peliharaan yang jika di suruh oleh majikan nya untuk diam menjaga rumah maka akan menurut jinak?!" maki Dara saat pintu di hadapan nya sudah tertutup rapat. "Molla! Molla! Aku tidak peduli! Aku tidak peduli jika nantinya bajingan itu memecat ku!" kakinya berputar untuk berbalik pergi.

"Ukh! Sial! Kalau dipecat aku harus kerja apa?! Tidak mudah mencari pekerjaan di negara ini!" gadis itu kembali bermonolog sendiri. Kaki mungilnya mulai ragu untuk meninggal kan tempat itu. Dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun, ia nekat menggedor pintu bernomor 1218 di hadapan nya itu. Entah masalah apa yang akan ia dapati nanti, tapi biarlah. Ia terlalu dikuasai emosi saat ini.

"Ne?" Dara yang awal nya berwajah masam berubah cengo melihat seorang wanita bersurai api lah yang membuka pintu apartemen tersebut.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang