32

470 57 25
                                    

Gelap.

Yang bisa Dara lihat ketika ia terbangun adalah gelap. Ia hanya bisa melihat bias cahaya yang samar di balik dinding kaca yang tertutup tirai, mungkin itu cahaya lampu taman di bawah sana.

Omega duapuluh delapan tahun itu melirik jam mini di samping nakas tanpa bisa melakukan banyak pergerakan karena dua lengan kokoh Jiyong yang memeluk nya erat. Pukul dua dini hari. Ia menghela berat nafasnya. Sejak malam tadi, nyonya muda dari Red Dragon itu telah sepenuhnya menjadi milik sang tuan muda, Kwon Jiyong.

Dara sendiri yang meminta Jiyong untuk melakukan knotting, dan bertekad untuk menjadikan suaminya itu sebagai pemimpin tertinggi yang seharusnya sudah sejak lama ia berikan. Dara yakin Jiyong bisa menjadi pemimpin yang berbeda dari ayahnya yang tamak. Sungguh ia masih tidak percaya akan sikap buruk ayah nya yang satu itu.

Dara mengusap punggung tangan Jiyong yang melilit posesif dirinya meski dalam keadaan tidur. Bersama Jiyong selalu menimbulkan rasa penyesalan dalam dirinya, dia telah menyakiti suaminya yang sama sekali tidak bersalah dan tak tau-menau akan dendam yang dihasilkan oleh kesalah pahaman nya yang saat itu masih delapan tahun. Setitik air mata kembali jatuh dari kedua mata nya yang sembab, seperti nya dia masih belum puas untuk menangis sebelum air mata itu mengering di kantung matanya.

"Berhentilah menyakiti ku dengan air mata mu, Dee." Dara tertegun mendengar bisikan Jiyong di tengkuk belakang nya. Alpha itu terbangun.

"Kau berjanji tidak akan menyakiti ku lagi, lantas apa maksud tangisan mu itu? Kau sangat tau tidak ada yang lebih menyakiti ku melebihi air mata mu. Kau ingin mengingkari janjimu sendiri eum?" lanjut Jiyong setelah mengecup lembut ceruk leher Dara. Perlahan ia membawa tubuh mungil itu untuk saling tatap.

"Ma-"

"Tidak! Berhentilah untuk mengucapkan kalimat itu. Jika kau merasa bersalah maka jangan pernah berpikir untuk menangis lagi, akan ku anggap itu sebagai ganti kata maaf." potong Jiyong mengusap bulir bening yang menjadi senjata paling mematikan di hidupnya itu.

Dara sudah memberi tau Jiyong kebenaran yang sebenarnya. Jika tidak, mungkin alpha itu tidak akan mau melakukan knotting, karena menurut nya bukanlah waktu yang tepat untuk bercinta di saat keadaan Dara yang menangis sesegukan.

"Ji,"

"Hm?"

"Bisa kau keluarkan sekarang? Ini sudah lebih dari tigapuluh menit." ucap Dara malu-malu. Alpha nya itu masih belum melepaskan penyatuan mereka dari area sensitif nya, setau Dara knotting hanya dilakukan selama tigapuluh menit. Namun ini sudah berjam-jam dan Jiyong terlihat enggan untuk mengeluarkan kebanggaan nya itu dari sarang yang menurut nya sangat hangat dan nyaman.

"Hehe mian. Boleh ku lakukan sekali lagi?" cengir Jiyong yang mendapat pukulan gemas oleh Dara di dada telanjang nya.

"Jika kau ingin segera mempunyai keturunan maka knotting hanya boleh di lakukan sekali! Kau tidak tau itu?" sungut Dara.

"Eyy..siapa bilang aku mau melakukan knotting lagi eum?" Jiyong tersenyum mesum dan kembali merangkak naik mengukung tubuh Dara. "Kita bisa bercinta tanpa melakukan pembuahan seperti yang selalu biasa kita lakukan bukan? Babe.." lanjut nya yang diakhiri oleh bisikan menggoda. Ya, pada akhirnya mau tidak mau Dara harus menuruti hasrat suaminya yang satu itu.

*G*

Empat bulan kemudian~

Dara mengeluh saat merasakan perutnya berontak minta diisi seusai menyelesaikan kegiatan berganti bajunya. Omega bersurai perak itu melirik jam di ponsel nya yang sudah menunjuk pukul tujuh.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang