Seoul, Hospital.
Sepasang kaki melangkah cepat melebihi langkah lain. Menuju satu tujuan pasti, ruangan yang bertuliskan huruf VVIP.
"Bagaimana keadaan kakek?" tanya nya langsung setelah pintu dibukakan oleh seorang beta yang ditugaskan untuk menjaga Lord mereka.
"Tidak baik." jawab beta tersebut terang-terangan.
"Apa yang terjadi? Kenapa bisa? Kakek-"
"J-ji.." panggil lirih pria tua yang tengah terbaring lemah itu.
"Ya, aku disini." sahut Jiyong bergegas untuk duduk di sebelah ranjang sang kakek.
"T-tolong..m-maaf-kan ke-s-serakah-an.. K-kakek-mu.. I-ni.." ucap Lord Red Dragon itu dengan susah payah.
"Apa maksud kakek?" tanya Jiyong bingung.
Berusaha untuk menenangkan, Jiyong mengenggam erat tangan kakek nya itu.
"S-sandara.. A-ku min-ta.. ma-af.. A-ku-lah ya-ng b-bu-nuh.."
"Kenapa Dara? Apa maksud kakek? Kakek bunuh siapa?" tanya Jiyong panik di saat kakeknya itu menjeda kalimat nya.
"O-rang-tu-a-nya.." sambung pria tua itu sebelum menghembuskan nafas terakhir nya.
Genggaman di tangan dingin itu terlepas. Jiyong di buat bingung harus bagaimana, dia terlalu kaget mendengar pengakuan sang kakek.
"Tidak benar! Itu pasti tidak benar! Ahjussi! Kau juga mendengar nya kan? Aku pasti salah dengar kan?" pekik Jiyong berdiri menghampiri beta kepercayaan kakek nya. Berharap mendapatkan dukungan, namun pria beta itu malah menggeleng kan kepala nya "Itu benar, tuan. Anda tidak salah dengar."
"Tidak! Aku tidak percaya!" alpha tigapuluh tahun itu menjambak frustasi surai merah nya. Terduduk lemas di atas dinginnya lantai ubin. Rasa sedih, kecewa dan bersalah mendominasi dirinya. Sangat sedih karena telah kehilangan sang kakek yang tanpa sadar begitu ia sayangi, namun juga sangat kecewa disaat mengetahui jika orang yang ia sayangi itu ternyata telah menghancurkan dunia wanitanya, wanita yang sangat ia cintai. Dan merasa sangat bersalah karena tidak bisa menghentikan segala nya.
"Ji!" Dara yang baru memasuki ruangan itu merengkuh erat tubuh getar sang suami. Berpikir jika sang suami terisak lantaran telah kehilangan kakeknya. Namun nyatanya pria itu terisak di karenakan perasaan nya yang lemah untuk menahan semua rasa di hatinya.
"Maafkan aku, Dee. Maafkan aku." racau Jiyong di sela-sela tangisan nya.
"Hei, lihat aku." Dara membawa wajah kusut alpha nya itu untuk bertemu tatap.
"Kau minta maaf karena kita kembali dengan tiba-tiba hm? Dengar Ji, pulang untuk menemui kakek mu yang sedang krisis lebih penting ketimbang bulan madu kita." lanjut Dara mengusap wajah sembab Jiyong guna menghapus air matanya.
"Bukan-"
"Sstt.. Tidak perlu membahas nya lagi. Hari ini hari duka bagi Red Dragon dan terutama dirimu, aku harap kau tetap kuat, Ji." potong Dara, kembali membawa tubuh alpha nya itu kedalam pelukannya.
*G*
Dua hari semenjak kematian dari Lord Red Dragon. Dan hari ini adalah hari dimana Mr. Kwon, ayah Jiyong. Menduduki castle mengganti kan ayahnya sebagai Lord dari Red Dragon yang baru.
"Hormat pada Lord Jin Young."
"Hormat pada Lord Jin Young."
Ayah dari dua orang anak itu berdiri dari singgasana nya, memberi titah untuk kaumnya itu bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE✔
Fanfic[DARAGON] [COMPLETE]√ #60 in werewolf [161019] #3 in gd [141119] #1 in daragon [230321] #1 in sandarapark [140120] #1 in nyongdal [140120]