"Dimana Rafael?" tanya Mikayla melepaskan heels yang sejak tadi menyakiti kakinya, wanita yang masih nampak belia dengan seragam pelayan itu menunduk takut mendengar nada suara Mikayla yang tidak seramah biasanya, "Tuan Rafael sejak tadi berada di ruang kerjanya, Nona."
"Apa dia sudah makan malam?"
Mikayla menghembuskan nafas kasar mendengar jawaban pelayan tadi kemudian melangkah tertatih ke arah lift yang ada dimansion Rafael.
"Sayang?" panggil Mikayla pelan kemudian melangkah mendekati Rafael yang tadi menatapnya sejenak kemudian kembali memeriksa dokumen penting ditangannya, pria-nya tengah merajuk saat ini.
Mikayla menjatuhkan bokong padatnya diatas dokumen yang tengah dibaca Rafael kemudian menarik kerah kemeja pria itu mendekat, "Jadi dokumen itu lebih menarik dari pada aku?" tanya wanita itu manja
Rafael mengelus bokong Mikayla ringan masih dengan wajah datarnya, "Aku menunggumu kemarin tapi kau tidak datang juga. Ponselmu mati dan manager sialanmu itu--"
"Dia punya nama, Tuan Kenward yang terhormat." potong Mikayla sinis
Rafael menghela nafas kasar, "Aku mengkhawatirkan mu, sayang. Bisa kah kau mengerti?" tanya pria itu terdengar frustasi
"Tapi akhirnya aku datang 'kan? Kemarin Daddy terus bertanya mengenai--"
"Melvin? bajingan itu sepertinya tidak mengerti dengan signal permusuhan yang aku berikan kemarin." dengus Rafael berhasil membuat Mikayla terkekeh kemudian mengecup singkat bibir prianya.
"Aku milikmu, sayang." bisik Mikayla dengan hidung yang bersentuhan dengan hidung mancung Rafael,
"Untuk malam ini?"
"Ya. Dan malam berikutnya." jawab Mikayla berhasil memancing Rafael untuk menidurkan tubuh sintalnya diatas meja kerja pria itu. Dan Mikayla seolah pasrah dibawah permainan Rafael kali ini. Seperti katanya tadi, bahwa dirinya adalah milik Rafael.
"Eemhhh.." lenguh Mikayla tertahan ketika Rafael mencium bibirnya ganas sambil meremas payudara sintalnya. Tangan pria itu dengan lihai memijat, meremas, dan mencubit bukit kembarnya.
"Aku selalu menyukai bau tubuhmu." bisik Rafael mendaratkan kecupan basah dileher jenjang Mikayla tanpa meninggalkan jejak kemerahan disana, lagi-lagi wanitanya melenguh nikmat.
"Aku perlu membersihkan diriku, sayang." cegah Mikayla menahan tangan Marvel yang akan merobek dress hitam yang dipakainya. Rafael menggeram kemudian menggendong tubuh Mikayla seperti koala menuju kamar tidurnya,
"Ssshhh.. jangan menggodaku sugar." kata Rafael meremas bokong Mikayla kemudian menamparnya ketika wanita itu menghisap lehernya sensual sambil membisikkan kata-kata nakal.
Rafael menyalakan shower dengan air dingin tiba-tiba berhasil membuat Mikayla memeluknya erat karena rasa dingin dengan tubuh basah kuyup. Pria itu terkekeh pelan kemudian mulai melepaskan kain penutup ditubuh wanitanya satu persatu
"Raf--aahhh.." desah Mikayla menerima serangan tiba-tiba Rafael yang langsung membungkam bibirnya dengan bibir pria itu dibawah shower menyala.
"Aakkhhh.." lenguhnya memejamkan mata ketika jari tengah Rafael memasuki celah sempitnya dibawah sana dengan tatapan nakal pria itu, "Babehhh..eeenghhh.."
"Goddhhh.. aakhh!"
"Kau menyukainya, sugar?" tanya Rafael mengaduk-aduk kewanitaan Mikayla dengan ketiga jarinya hingga cairan wanita itu membasahi tangannya.
Nafas Mikayla masih terengah-engah ketika kejantanan milik Rafael menerobos liang sempit miliknya kemudian langsung bergerak hebat didalam sana hingga ia melenguh nikmat dengan keras
"Aaakkhhh!"
"Rafhhh..akkhuuu.."
"Eeengghhh.."
Mikayla melingkarkan kedua kakinya membelit pinggang Rafael erat ketika pria itu kembali memompa dirinya keras dan kasar dalam waktu yang bersamaan.
"Kau menyukainya, hmm?" tanya Rafael menampar bokong sintal Mikayla sambil mempercepat gerakannya hingga keduanya melebur bersama.
"Ayo kita mandi, sayang." kata Rafael menyenderkan punggung Mikayla di dadanya setelah melepas penyatuhan mereka, tangan Rafael membantu menyabuni tubuh letih Mikayla sambil sesekali meremas gundukan menggoda wanita itu.
Mikayla hanya tersenyum sayu dengan tingkah Rafael yang meremas payudaranya gemas bahkan sesekali memelintir putingnya. Tangan pria itu juga beberapa kali meremas segitiga tembam miliknya dibawah sana sambil mengocoknya pelan.
Malam ini, dirinya adalah milik Rafael.
- - -
If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!Vote and comment for the next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romansa21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...