Mikayla menatap wajah Ayahnya tajam kemudian memilih tidak merespon ucapan James barusan, beef tenderloin di hadapannya jauh lebih menarik di bandingkan topik pembicaraan James yang pasti akan menyulut emosinya.
Lagi pula berbicara saat makan bukan hal baik bukan?
"Sayang, Daddy berbicara pada mu." Kate berbicara lembut seraya menyentuh tangan kanan Mikayla, "Berbicara saat makan bukan hal baik, Mom." balas Mikayla menusuk dagingnya dengan kasar kemudian memakannya dengan tak sabaran.
James menghela nafas panjang mendengar ucapan Mikayla kemudian memilih melanjutkan acara makannya setelah melihat senyum lembut Kate yang seolah memberi signal untuk mengalah ke arahnya.
"Aku duluan."
"Daddy ingin berbicara pada mu, Kay." ucap James datar berhasil menghentikan pergerakan Mikayla yang terlihat hendak meninggalkan ruang makan dengan langkah cepat.
Mikayla memilih bungkam menatap para pelayan tengah menyajikan dessert di atas meja tanpa berminat memancing pembicaraan pada James lebih dulu.
"Bagaimana Melvin?" tanya James melembutkan suaranya,
"Dia seorang pria, memangnya apa lagi?" balas Mikayla sibuk menuangkan lelehan fla ke atas pudding coklat miliknya.
"Sayang, kau tau maksud Daddy mu 'kan?" tanya Kate menatap putrinya penuh peringatan, Mikayla menatap James dengan raut wajah tak terbaca "Aku tidak menyukainya, Dad." ucap Mikayla tanpa basa-basi berhasil membuat James tersentak selama beberapa detik.
"Bukan itu yang ingin Daddy tanyakan, apa--"
"Lalu apa?"
"Berhenti berusaha mendekatkan ku dengan pria itu, Dad!" sambung Mikayla hampir berteriak dengan kedua tangan terkepal emosi.
"Sayang, kenapa kau marah? Daddy hanya ingin bertanya." ucap Kate membuat Mikayla berdecih sinis dalam hati, ia mengerti ke arah mana pembicaraan James.
"Aku tidak ingin membicarakan pria itu, Daddy." ucap Mikayla datar kemudian mulai memakan pudding miliknya santai,
"Melvin di gosipkan terlihat di gedung apartment mu beberapa hari yang lalu, sayang. Teman-teman arisan Mommy membicarakannya, bagaimana tanggapan mu, hm?" ucap Kate mengelus surai halus Mikayla dengan lembut.
"Mommy bukan orang yang mudah termakan gosip, lalu kenapa harus mempermasalah 'kannya?" balas Mikayla mengerutkan alisnya kesal.
Nency bahkan tidak menghubunginya karena hal itu. Memangnya ia ada waktu untuk membaca gosip murahan yang bahkan tidak berguna untuknya?
"Apa Mommy salah jika bertanya, sayang?" tanya Kate terkekeh melihat putrinya yang terlihat memotong-motong puddingnya tak sabaran,
Mikayla menghela nafas panjang, "Aku tidak memiliki hubungan khusus dengan pria itu, Mom. Dia memaksa mengatar ku pulang, hanya itu."
"Apa menurut mu Melvin cukup tampan?"
"Dad!" pekik Mikayla kesal berhasil membuat pria hampir setengah abad itu terkekeh pelan, emosi putri kecilnya sangat mudah di pancing.
"Jangan membuat putri ku menyesal karena pulang, James." ucap Kate menatap tak suka ke arah suaminya yang tengah terkekeh pelan.
Beberapa menit kemudian, kepala Mikayla sudah berada di atas paha Kate sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Mommy-nya tengah sibuk dengan majalah fashion di tangannya.
MODEL MIKAYLA FAIRYSH TERNYATA MEMILIKI SEORANG KEKASIH
Tak pernah terlihat menggandeng seorang pria, ternyata model Mikayla Fairysh menjalin hubungan dengan pebisnis muda
MIKAYLA FAIRYSH TERTANGKAP KAMERA..
Mikayla mendengus melihat namanya yang terpampang menjadi sebuah headline berita gosip yang seenaknya membicarakan dirinya dengan Melvin sialan Geraldo itu.
Rafael pasti semakin marah padanya karena pemberitaan dirinya dan Melvin saat ini. Sialan.
Usai berpamitan pada Kate, dengan cepat Mikayla berlari menuju kamarnya sambil mengetik nomor seseorang dan menghubunginya dengan tak sabaran,
"Kau sudah membaca gosip murahan itu?"
- - -
Gimana part ini?
50+ votes untuk chapter 1,9 😛
spam "next" kalau sudah ya, see you👋🏼😊
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Storie d'amore21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...