"Siapa pemilik jas ini, sayang?"
Mikayla mengabaikan pertanyaan Rafael dan memijat pelipisnya yang terasa pening entah karena apa. Ia baru saja membuka matanya dan Rafael langsung mencecarnya dengan pertanyaan. Demi Tuhan!
"Kau mendengarku?" tanya Rafael melempar jas yang tadi ia temukan di atas sofa apartment Mikayla asal kemudian berjalan mendekati wanitanya yang nampak memejamkan mata dengan kening mengkerut.
"Kau baik-baik saja?" tanya Rafael menarik kepala Mikayla agar bersandar di perut polos berbentuk miliknya sambil merapikan helaian rambut wanitanya lembut, Mikayla mengangguk singkat. "Hanya sedikit pening."
"Kau butuh istirahat hari ini--"
"Tidak. Hari ini aku ada meeting penting dengan--"
"Aku tidak suka di bantah." potong Rafael datar kemudian beranjak meninggalkan Mikayla yang menatapnya tajam. Mikayla berada di atas kendalinya, lagi pula menyuruh Mikayla beristirahat hari ini bukan pilihan yang buruk. Itu semua untuk Mikayla sendiri.
Beberapa menit kemudian Rafael kembali dengan nampan berisi sarapan untuk Mikayla yang sudah ia siapkan tadi. Tentu saja setelah memerintahkan Nency membatalkan semua pertemuan wanitanya hari ini.
Rafael menatap tajam Mikayla yang saat ini tengah memoles lipstick di bibir ranumnya sudah dengan dress simple yang semakin membuat Mikayla terlihat cantik. Ah Rafael melupakan fakta bahwa Mikayla-nya selalu cantik. Bahkan ketika naked sekalipun.
"Kau membantahku, hm?" tanya Rafael meraih rahang Mikayla agar wanita itu menatapnya
"Sayang, meeting kali ini tidak bisa di batalkan. Aku akan kembali dengan cepat, please?"
Rafael menyukai raut memelas Mikayla ketika memohon padanya seolah semuanya memang berada di bawah kendalinya. Tapi saat ini, kesehatan Mikayla lebih penting. Wanitanya butuh istirahat.
"Tapi Nency sudah membatalkannya, sayang. Berhenti membantah ku."
"Rafael!" bentak Mikayla kesal kemudian menatap pria itu dengan wajah memelas menahan kesal,
"Kenapa?" rengek Mikayla meremas kemeja Rafael kemudian menjatuhkan kepalanya di atas dada bidang Rafael. Pria itu mengecup pucuk kepala Mikayla lembut kemudian menarik wanitanya mendekat ke arah sarapan yang ia bawa tadi.
"Makan lah, aku tidak ingin kau sakit, sayang." ucap Rafael mengelus lembut pipi Mikayla.
Mikayla mendengus namun tak urung membuka mulutnya menyambut baked oatmeal yang di suapkan Rafael. Mikayla meneguk segelas susu yang di sodorkan Rafael dengan alis tertekuk melihat tatapan intens Rafael ke arahnya.
"Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Mikayla mengusap sisa susu di sudut bibirnya,
"Seperti apa?"
"Seperti ingin memakan ku. Ada yang salah? aku menghabiskan sar--"
"Itu bukan hal penting saat ini," potong Rafael datar berhasil membungkam ucapan Mikayla. Biasanya Rafael akan marah-marah karena ia tidak menghabiskan sarapannya, tapi apa yang di katakan pria itu barusan?
"Wh--what? Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Mikayla mengusap lembut rahang Rafael
Pria itu tersenyum tipis, sangat tipis hingga nyaris tak terlihat, "Ada yang ingin kau katakan pada ku?"
Mikayla kembali mengerutkan keningnya bingung mendengar pertanyaan Rafael barusan, "Maksud mu? kau sangat aneh, R."
Rafael berdecih pelan, "Kau tau aku benci pembohong 'kan?"
Mikayla tergagap mendengar pertanyaan Rafael yang seolah tengah menyudutkan dirinya saat ini. Ia tidak merasa melakukan hal yang salah.
"Apa--"
"Kau membawa masuk pria lain ke dalam apartment mu?" potong Rafael cepat dengan suara yang sarat akan emosi
"Aa--apa?"
"Berhenti bertingkah bodoh." kata Rafael beranjak meninggalkan Mikayla dengan kedua tangan mengepal, dengan cepat Mikayla menarik tangan pria itu
"Aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang kau katakan, R." ucap Mikayla hampir berteriak frustasi,
"Kau--"
"Aku tidak membawa--"
"Lalu jas milik siapa yang ada di kamar mu, hah!?"
Mikayla terdiam beberapa detik mendengar suara keras Rafael yang seakan menusuk gendang telinganya. Wanita itu baru tersadar ketika Rafael membanting pintu apartmentnya keras.
Mikayla meremas rambutnya kasar kemudian akhirnya tersadar akan keberadaan benda yang menjadi alasan pertengkaran mereka pagi ini,
jas milik Melvin.
- - -
Hello! Apa kabar?
Don't forget comment "next" for the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...