Happy reading!🌼
"Tentu saja sudah, model Mikayla Fairysh akhirnya terlihat menjalin hubungan dengan--"
"Hentikan omong kosong mu, Nency. Kau tau berita itu beredar dan kau membiarkannya?" potong Mikayla mendorong pintu kamarnya kasar hingga menimbulkan dentuman suara yang cukup keras.
"Lalu kau ingin kita melakukan konferensi pers karena gosip itu?"
Mikayla mendelik mendengar nada suara Nency yang terdengar tengah mengejeknya saat ini,
"Lagi pula gosip itu akan semakin membuat mu di kenal banyak orang, Mikayla. Lalu apa masalahnya?"
"Masalahnya adalah Rafael yang akan membunuh ku karna gosip itu, sialan!" ingin sekali rasanya Mikayla berteriak seperti itu pada Nency, tapi lagi-lagi harus terhalang karena hubungannya dengan Rafael yang tengah ia rahasiakan.
"Memangnya siapa yang tidak mengenal ku?" balas Mikayla angkuh sambil menatap refleksi dirinya sendiri di hadapan cermin,
"Nency dengar, kau melakukan sesuatu agar orang-orang berhenti membicarakan diri ku dengan Melvin!" perintah Mikayla mutlak
Nency menghela nafas panjang, "Mikayla, kau hanya perlu beberapa hari agar orang-orang berhenti membicarakan mu."
Mikayla mengepalkan tangan kanannya emosi mendengar ucapan Nency yang terdengar sangat santai ketika dirinya tengah khawatir menghadapi Rafael nanti.
"Berhenti bicara bodoh dan lakukan sesuatu." ucap Mikayla penuh tekanan di setiap katanya,
"Kau hanya perlu datang ke acara amal minggu depan agar--"
"Itu akan semakin membuat ku menjadi bahan perbincangan, sialan!" potong Mikayla nyaris berteriak
"Setidaknya kau di bicarakan karena perbuatan baik mu, bukan karena kedekatan mu dengan putra sulung Geraldo itu." balas Nency sabar ketika mendengar suara Mikayla yang sudah tidak terkontrol. Biasanya modelnya itu selalu melakukan semua hal seperti seorang ratu yang terdidik.
"Kau atur semuanya." ucap Mikayla kemudian mematikan sambungan telepon.
Kedua mata Mikayla membulat melihat ada 6 panggilan tak terjawab dari Rafael karena dirinya yang sibuk menelpon Nency tadi, dengan cepat ia kembali mendial nomer Rafael beberapa kali sebelum akhirnya kekasihnya itu menjawabnya teleponnya.
Beberapa detik keduanya diam, lebih memilih saling meng-agungkan ego masing-masing.
"R?" tanya Mikayla ragu, ia bahkan tidak dapat menutupi rasa gugupnya saat ini.
"Apa kau--"
"Dimana?" potong Rafael dengan suara yang terdengar dingin di seberang sana,
"Di mansion. Daddy menyuruh ku pulang hari ini." ucap Mikayla menggigit ibu jarinya semakin gugup ketika Rafael tak merespon ucapannya,
"R?"
"Aku kesana sekarang." ucap Rafael setelah terdiam beberapa detik kemudian mematikan sambungan telepon begitu saja.
Sedangkan Mikayla sibuk berteriak tertahan sambil menggigit boneka berbentuk ikan paus miliknya, jantungnya seakan akan lepas mendengar suara Rafael barusan. Demi Tuhan ia mengutuk wartawan yang memotret dirinya dengan Melvin!
- - -
"Kau sudah makan malam, nak?" tanya Kate mengelus bahu tegap Rafael lembut, putra dari sahabatnya itu terlihat kusut dengan kemeja kerjanya yang terlihat berantakan. Rafael tersenyum kecil kemudian mengangguk pelan sebagai respon, sejak tadi pria itu sibuk menatap Mikayla yang tengah menyibukkan diri dengan setoples cookies di pangkuannya.
Ia tidak peduli jika besok berat badannya akan naik!
"Mommy tinggal sebentar ya." ucap Kate seolah mengerti jika kedatangan Rafael malam ini adalah karena hal penting menyangkut putrinya.
"Kau terlihat lelah," ucap Mikayla takut kemudian mengelus rahang kokoh Rafael lembut, pria itu memejamkan matanya membiarkan jemari lentik Mikayla menyentuhnya saat ini.
"Ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Rafael datar kembali membuat jantung Mikayla berdetak kencang tak karuan. Apa Rafael sudah membaca headline gosip soal dirinya dan Melvin?
- - -
Bantu doa yah, supaya Mikayla lolos dari amarahnya Rafael 👀😛
65+ votes for next chapter buddies,
see you next part 👋🏼❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...