"Apa ini akan menyakitiku?" tanya Mikayla pelan ketika kedua tangannya diikat dengan dasi ditiang ranjang oleh Rafael, pria itu tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan sebagai jawaban.
Mikayla nampak menggoda dengan kedua tangan terikat sambil menatapnya takut-takut seperti sekarang.
"Kau percaya padaku 'kan?" tanya Rafael sambil melepas bra hitam yang menahan kedua payudara Mikayla dan sesekali meremasnya gemas. Tangan besar Rafael kini beralih meloloskan g-string yang digunakan Mikayla dan menghirup wanginya dalam-dalam dengan mata terpejam seolah benar-benar menikmatinya hingga sang pemilik tersipu malu membuatnya.
Rafael tidak membiarkan Mikayla meluruskan kakinya, pria itu justru memaksa kedua paha Mikayla mengangkang lebar saat ini dengan bantal yang menjadi sanggahan dibawah pinggul wanita itu.
Rafael mulai memberikan kecupan-kecupan ringan dari betis hingga paha bagian dalam wanitanya, iris tajam pria itu menatap mata sayu Mikayla tajam kemudian mengecup singkat kewanitaan Mikayla.
"Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah tubuh polos wanitanya.
"Aku tidak setuju!"
Plak!
"Aaahh!"
"Jangan berteriak padaku, sugar." kata Rafael datar setelah menampar bokong Mikayla keras.
Rafael meninggalkan Mikayla sendirian kemudian beberapa menit kemudian pria itu telah kembali sambil membawa nampan berisi es batu dan sebotol wine. Tak lupa seutas dasi berwarna hitam yang ia gunakan untuk menutup mata Mikayla.
"Sayang, aku ingin melihatmu." rengek Mikayla, Rafael mencubit kedua puting merah muda Mikayla sebagai respon kemudian beralih mengambil balok es batu yang tadi di bawanya kemudian meletakkannya diatas puting Mikayla.
"Ssshhhh..." desah Mikayla dengan puting payudara yang sudah mencuat sempurna.
Rafael menjalankan es batu yang ada ditangannya menyusuri tubuh polos wanitanya hingga Mikayla menahan nafasnya berkali-kali, nafas wanita itu mulai memburu karena permainan gila Rafael.
"Eemmmhhhh.."
"Kau menyukainya?" tanya Rafael meletakkan es batu didalam vagina Mikayla yang terlihat semakin memerah dan basah karena esnya yang mulai mencair dan mengecil.
"Buka mulutmu sayang," perintah Rafael kemudian menuangkan wine ke dalam mulut terbuka Mikayla tanpa henti hingga wanita itu tersedak dengan wajah memerah. Rafael terkekeh kemudian langsung menyambar bibir wanita itu rakus tanpa memberikan waktu Mikayla untuk bernafas
"Aaahh....hen--tikhannnn.." lenguh Mikayla berusaha menggapai tubuh Rafael yang justru membuat kedua tangannya sakit,
Rafael kini sibuk mengulum serta meremas payudara sintal milik Mikayla hingga wanita itu lagi-lagi melenguh nikmat, suara wanita itu semakin terdengar keras ketika Rafael semakin bersemangat mengulum payudara Mikayla sambil menggigit puting merah muda itu sesekali.
"Apakah yang dibawah sini sudah terangsang, sayang?" tanya Rafael membuka seluruh pakaiannya kemudian menyentuh vagina tembam Mikayla dan mengelusnya pelan dengan gerakan sensual.
Mikayla hanya mampu melenguh dengan nafas memburu ketika Rafael memasukkan jarinya ke celah sempit miliknya kemudian mengocoknya dengan ritme tak beraturan.
"Rafael!" bentak Mikayla saat pria itu justru mengeluarkan jarinya ketika ia akan mencapai orgasmenya
"Calm down, baby girl. Apa kau sudah sangat horny sekarang, hm?"
Rafael dan mulut kotornya adalah hal yang sangat ia benci. Sungguh. Tapi hal itu justru semakin membuatnya terangsang sekarang.
"Baby.." rengek Mikayla justru membuat Rafael menyunggingkan senyum miringnya kemudian menggigit klitoris wanitanya gemas,
"Eeemmmhhhh.."
"Aaahhhh..Godddhhhh.."
Nafas Mikayla kembali memburu ketika mulut pintar Rafael kini tengah bermain dengan lubang sempitnya, kedua tangan pria itu bahkan menahan kedua paha Mikayla agar semakin mengangkang lebar.
"Rafaelhhhh!!" teriak Mikayla keras sambil menyemburkan cairan miliknya karena permainan lidah prianya
"Yatuhan!" pekik wanita itu terkejut ketika kejantanan Rafael melesak masuk ke dalam miliknya kemudian langsung bergerak maju mundur tanpa memberikannya waktu beristirahat.
"Aaahh.. Rafffhhhhh.."
Plak!
Tangan besar Rafael menampar payudara sintal Mikayla yang bergerak liar seirama dengan sodokan penisnya didalam liang sempit Mikayla, sedangkan wanita itu sibuk melenguh dengan bibir terbuka dan peluh bercucuran.
Beberapa menit kemudian keduanya menyemburkan cairan cinta masing-masing.
Masih dengan nafas terengah Rafael membuka ikatan dikedua kaki Mikayla kemudian...
- - -
If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!Vote and comment for the next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...