1,4

114K 3.6K 48
                                    

Mood Mikayla benar-benar berantakan hari ini. Selain karena tamu bulanannya, pertengkaran Rafael berhasil membuatnya menjadi lebih sensitive. Belum lagi Melvin sialan yang semakin gencar mendekatinya.

Seperti saat ini misalnya, tiba-tiba saja ia sudah ada di lokasi pemotretannya.

"Kau terlihat lelah, Nona Fairysh. Bagaimna jika kita makan malam bersama?" ajak Melvin melempar senyum manisnya ke arah Mikayla yang tengah membiarkan asistennya membersihkan wajahnya dari sisa makeup setelah pemotretan barusan. Sedangkan Nency sibuk memasukkan barang-barang miliknya.

"Maaf Tuan Geraldo, tapi aku hanya butuh istirahat. Bukan makan malam." tolak Mikayla menatap Melvin datar kemudian meraih tas berharga ratusan juta pemberian Rafael cepat

"Baiklah. Bagaimana jika aku mengantar mu pulang?" tanya Melvin sedikit memaksa sambil menahan tangan Mikayla lembut, Mikayla melepaskan tangan Melvin halus kemudian melempar senyum tipis ke arah pria itu. "Baiklah."

"Pakai ini. Di luar sedang hujan deras." kata Melvin menyampirkan jas miliknya di kedua bahu Mikayla kemudian menggandeng tangan wanita itu menuju tempat mobilnya parkir. Lewat isyarat matanya Mikayla memerintahkan Nency mengikutinya dari belakang.

Dalam hati ia berharap setelah hari ini tidak akan ada gosip mengenai dirinya dan Melvin.

"Pakai saja," kata Melvin cepat ketika Mikayla akan mengembalikan jas miliknya, "Aku tidak ingin kau masuk angin." lanjutnya kemudian mulai menjalankan mobilnya

"Terimakasih, Tuan Geraldo." kata Mikayla tersenyum tanda terima kasih.

"Kau tidak ingin pulang ke rumah kedua orangtua mu?" tanya Melvin setelah Mikayla memberitau pria itu alamat apartmentnya, Mikayla menggeleng pelan sambil memperhatikan mobil Nency yang tengah menjalankan perintahnya lewat kaca spion Melvin.

"Kenapa?" tanya Melvin ingin tau, ketika lampu merah pria itu dengan lancang membungkus kedua tangan Mikayla dengan tangan besarnya agar tidak kedinginan. Dan Mikayla terdiam mendapat perlakuan seperti itu dari Melvin. Beberapa detik kemudian ia tersadar dan menarik tangannya halus

"Hanya ingin hidup mandiri." jawabnya singkat kemudian menyibukkan diri dengan ponselnya. Tanpa sadar Mikayla menghela nafas kecewa ketika tau bahwa Rafael tidak menghubunginya sejak hari itu.

Melvin yang mengerti kode tersebut kemudian memilih untuk diam sambil mengemudikan mobilnya menuju apartment Mikayla perlahan. Hanya lagu dan suara hujan deras yang terdengar.

Beberapa menit kemudian keduanya telat berdiri di depan lift sebuah apartment mewah,

"Kau tidak ingin mampir?" tanya Mikayla basa-basi

"Lain kali saja. Kau butuh istirahat." kata Melvin membiarkan Mikayla masuk ke dalam lift kosong kemudian melempar senyum lembut ke arah wanita itu.

"Terima kasih, Tuan Geraldo." kata Mikayla pelan sedetik sebelum lift tertutup dan wajah tampan Melvin tidak terlihat. Detik itu pula ia tersadar bahwa jas hitam Melvin masih tersampir di bahunya.

Mikayla menghembuskan nafas panjang ketika tubuhnya terjatuh di atas ranjang empuk miliknya yang terasa dingin. Wanita itu buru-buru meraih ponselnya ketika benda canggih itu bergetar tanda ada panggilan masuk berharap itu dari Rafael,

Daddy is calling you...

- - -

Mikayla Fairysh ^^lebih cocok sama Rafael atau Melvin?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mikayla Fairysh ^^
lebih cocok sama Rafael atau Melvin?

Vote and comment "next" for the next chapter..

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang