1,1

135K 4.3K 31
                                    

Saat ini Rafael tengah memaksa Mikayla untuk menonton hasil rekamannya kemarin. Bagaimana wanita itu menari dengan seksi bak penari striptis handal, mengulum kejantanannya, dan bagaimana payudara sintalnya berhasil membuat Rafael orgasme.

Bahkan dimenit terakhir nampak langit-langit kamar keduanya dengan backsound desahan keras Mikayla dan Rafael yang saling bersautan.

"Dasar jahat!" kata Mikayla melempar ponsel Rafael kesal dengan wajah cemberut dan pipi memerah malu. Sungguh menjijikan.

"Kau malu, hm?" tanya Rafael memeluk tubuh polos Mikayla yang hanya terbalut selimut tebal miliknya, Mikayla mengangguk malu-malu menjawab pertanyaan Rafael kemudian balas memeluk tubuh prianya erat.

"Kau hebat, sugar. Mulut seksi dan payudara besarmu itu berhasil membuatku meledak, sangat hebat bukan?" goda Rafael mencubit puting Mikayla keras hingga wanita itu menampar tangannya kesal

"Tetap saja aku malu!" rengeknya manja membuat Rafael pelan kemudian mengulum daun telinga Mikayla sensual, "Bagaimana jika aku mengirimnya ke Malvin?"

"Rafael jangan macam-macam!" sentak Mikayla langsung dengan mata menajam ke arah Rafael yang tengah menampilkan senyum miringnya jahat kemudian mencubit gemas puting Mikayla lagi sebelum akhirnya kembali menggempur tubuh Mikayla dengan kenikmatan sampai wanita itu merengek mengatakan lelah dan lapar.

- - -

"Aku tidak ingin pulang," lenguh Mikayla menyenderkan tubuhnya pada bahu tegap Rafael, pria itu mengelus lengan Mikayla lembut kemudian mengecup dahi wanitanya lama.

"Mulai lelah dengan pekerjaamu, hm?" tanya Rafael lembut yang dibalas gelengan singkat dengan senyum lelah Mikayla, "Hanya sedikit bosan dan rindu liburan. Kau sangat sibuk ya?"

Cup!

"Kau ingin kita liburan lagi?" tanya Rafael terkekeh pelan kemudian meneguk cairan berwarna bening dari gelas kecil yang tadi disajikan pramugari dipesawatnya ini.

"Entahlah." Rafael mengecup bibir merah Mikayla singkat. Wanitanya nampak murung melihat rutinitas yang akan dihadapinya lagi setelah liburan ini berakhir.

"Atur schedule-mu dengan baik, sayang." kata Rafael telak yang di balas anggukan singkat Mikayla yang mulai memejamkan matanya, ia mengerti maksud Rafael barusan.

Hanya saja bukan hanya soal pekerjaan yang saat ini ia pikirkan. Soal hubungannya dengan Malvin dan orangtuanya, akan sulit jika Mikayla membahas Malvin diatas langit seperti saat ini dengan Rafael. Bisa-bisa pria itu menggempur habis tubuhnya hingga pingsan dan membalikkan pesawatnya menuju pulau lain.

Rafael mengelus surai Mikayla sayang kemudian mengecup dahi wanita itu berulang kali dengan lembut sambil memeluk tubuh rampingnya posessive.

- - -

"Nancy, dimana ponselku?" tanya Mikayla yang langsung menerima ponsel miliknya, sedangkan Nancy saat ini sibuk memeriksa jadwal model kesayangannya ini.

"Kau ingin memakannya sekarang, Nona?" tanya asisten Mikayla, Jessi, yang saat ini tengah membawa kotak berukuran sedang berisi makan siang miliknya. "Jangan memanggilku seperti itu, Jess." kata Mikayla malas kemudia mulai melahap makan siangnya.

Jessie terkekeh pelan lantas mengarahkan mini fan yang dibawanya ke arah Mikayla yang terlihat gerah usai photoshoot, wanita cantik itu nampak melahap saladnya sambil mengetik sesuatu diponselnya.

Pantas saja Mikayla memiliki banyak fans, dilihat dari mana saja bos-nya ini memang terlihat sempurna.

"Kay, Tuan Geraldo menghubungi ku. Katanya ponselmu tidak dapat dihubungi sejak tadi."

Mikayla mendengus mendengar perkataan managernya itu kemudian tetap sibuk membalas pesan dari Rafael. Ponsel yang di hubungi Melvin entah ia tinggal dimana tadi, ia tidak peduli.

"Kau tidak ingin menghubunginya, Kay?" tanya Nancy lagi membuat Mikayla menatapnya tak suka, "Not your bussiness, Nancy. Atur saja jadwal ku seperti kata Rafael." balas Mikayla tajam kemudian berlalu menuju ruangan khusus dirinya dengan satu tangan terangkat tanda tidak ingin di ganggu.

Sebagai seorang model, Mikayla harus terbiasa bertingkah arogan dan sebagaimana mestinya seorang model. Dan selalu mengingatkan batasan untuk bawahannya adalah hal yang penting, kata Rafael.

- - -

chapter 1,2 aku publish besok kalau readers part ini 500+ gimana?🙄

Vote and comment for the next chapter..

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang