Rafael baru menggendong tubuh berbalut bath-robe Mikayla setelah menggempur wanita itu beberapa kali hingga lemas dikamar mandi, Mikayla bahkan hanya pasrah ketika Rafael kembali menghisap payudara bulatnya.
"Sshh.." ringis Mikayla ketika kakinya tak sengaja terkantuk ujung kasur pelan, sontak Rafael menoleh dan langsung mengeceknya.
"Ada apa dengan kakimu, sayang?" tanya Rafael memperhatikan kaki Mikayla yang nampak lecet dibeberapa sisi dan sedikit bengkak, "Hanya karena terlalu lama menggunakan heels." jawab Mikayla polos kemudian memeluk bantal gulingnya santai.
Rafael berdecak kemudian meraih ponsel miliknya dengan wajah kesal.
"Kosongkan jadwal kekasihku hingga seminggu ke depan."
"..."
"Hentikan ocehan busukmu, sialan! Berhenti menjadikan kekasihku robot atau aku akan menghancurkan agensi jelekmu itu!"
Rafael kemudian melempar ponselnya kesal dan berlalu meninggalkan Mikayla yang sepertinya sudah terlelap kelelahan. Bagaimana tidak lelah jika ia yang baru pulang dari pemotretan langsung digempur habis oleh Rafael? sialnya ia menikmatinya.
Beberapa menit kemudian Rafael kembali dengan baskom berisi air hangat dan kotak p3k ditangannya. Pria itu dengan telaten mengompres kaki Mikayla kemudian mengoleskan salep disana dengan perlahan.
Pria itu melempar bantal guling yang dipeluk Mikayla barusan kemudian membiarkan Mikayla memeluk tubuh polosnya erat. "Aku mencintaimu, sayang." bisiknya sebelum mendaratkan kecupan singkat dikening wanitanya.
- - -
Mikayla mengelus pelan dada bidang Rafael sambil tersenyum pelan menikmati hembusan nafas teratur pria itu kemudian mencium jantung pria itu lembut yang berakhir dengan decakan manis.
Rafael tersenyum tipis masih dengan mata tertutup kemudian memeluk tubuh Mikayla lebih erat sambil mencium leher wanitanya berulang kali dengan pelan, tangan pria itu juga sudah kembali nakal menyingkap bath-robe Mikayla yang ikatannya sudah terlepas.
"Kau tidak bekerja hari ini, hm?" tanya Mikayla menyenderkan kepalanya, menikmati elusan tangan besar Rafael di tubuhnya yang kini telah kembali polos.
"Hanya makan siang tidak penting dengan Daddy." jawab Rafael malas berhasil membuat Mikayla memukul lengannya pelan dengan kesal, "Jangan berkata seperti itu, sayang. Aku tidak menyukainya."
Rafael berdehem merespon ucapan Mikayla barusan, malas berdebat mengenai Daddynya. Tangan besar pria itu kini tengah mengelus bulu-bulu halus segitiga tembam milik Mikayla lembut. Wanita itu melenguh pelan kemudian merapatkan pahanya dan berusaha menjauhkan tangan Rafael dari vaginanya.
"Raf--"
"Diamlah. Buka pahamu lebih lebar, sayang." potong Rafael menggerakkan tangannya paksa mendekati kewanitaan Mikayla, sedangkan wanita itu hanya pasrah mengikuti intruksi Rafael sambil memeluk pria itu semakin erat karena malu.
"Eemmhh.." lenguhnya pelan ketika ibu jari Rafael menusuk-nusuk miliknya pelan
"Sayanghhh--"
Rafael melempar selimut yang tadi menutupi tubuh bagian bawah Mikayla sehingga kini kewanitaannya terlihat jelas karena posisinya yang tengah mengangkang lebar.
Rafael meniup kewanitaan Mikayla yang nampak memerah kemudian menyentil pelan klitoris wanita itu hingga si empunya melengun pelan dan reflek merapatkan pahanya.
Rafael langsung menahan kedua paha Mikayla agar tetap mengangkang lebar kemudian langsung meraup ganas vagina wanitanya tanpa ampun.
"Akkhhh.. Godhh!"
"Aaahhhh.."
"Rafael!"
Mikayla bernafas lega ketika sudah mencapai pelepasannya dan Rafael menjauh dari kewanitaannya, namun semuanya kandas ketika pria itu langsung menghujam vaginanya dengan kejantanan pria itu tanpa ampun.
"Akh! Pel--pelankkhhh.."
"Eeemmhhh.."
Rafael meremas dan sesekali menampar kedua payudara padat milik Mikayla yang berguncang karena sodokan kejantannya yang brutal dan kasar. Pria itu semakin bersemangat menghujam kejantanannya dengan kuat ketika mendengar lenguhan seksi Mikayla.
Wanita itu meremas seprai kuat-kuat sambil mendesah keras menerima hujaman Rafael di intinya yang semakin keras dan brutal namun nikmat disaat yang bersamaan.
"Ssa--sakithhh.." lenguh Mikayla ketika Rafael menggigit putingnya gemas ketika mencapai klimaksnya. Pria itu menghisap payudara Mikayla bergantian seperti bayi kelaparan dengan penis yang kembali bergerak didalam celah sempit kekasihnya.
Mikayla memeluk erat tubuh Rafael sambil melingkarkan kedua tungkai kakinya dipinggul pria itu ketika hujaman Rafael semakin menggila dan akhirnya mencapai orgasmenya.
"Aku ingin kita liburan." ucap Rafael tiba-tiba masih dengan nafas terengah
"Tap--"
"Tidak ada bantahan." potongnya tidak mau tau sebelum membalik tubuh Mikayla hingga menungging dan kembali menghujam kejantannya didalam celah sempit kekasihnya dari arah belakang.
Rafael berjanji akan membuat Mikayla kelelahan total hari ini hingga tak punya waktu untuk memikirkan hal lain selain dirinya dan kenikmatan yang akan ia berikan.
- - -
If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!10 Vote and comment for the next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...