"Mau!" pekik Mikayla bersemangat berhasil membuat Rafael mengerutkan alisnya bingung, tumben.
Pria itu kemudian menggendong tubuh polos Mikayla dan berjalan menuju bilik kamar mandi
"Kau sempurna, Rafael." bisik Mikayla
"Hanya karena ada kau di sisiku." Mikayla terkekeh mendengar jawaban Rafael kemudian mengecup rahang kokoh pria itu singkat.
Rafael langsung menyalakan shower setelah menurunkan tubuh Mikayla, pria itu langsung mendorong tubuh polos Mikayla ke arah dinding bilik shower dan menerkam bibir Mikayla yang masih sedikit bengkak karena ulahnya.
Tangan besar pria itu bahkan kini kembali menggoda celah sempit miliknya dengan gerakan keluar masuk yang cepat. Dengan gerakan berdiri Rafael kembali menggagahi tubuh Mikayla tanpa ampun dibawah tetesan air deras shower.
Kedua tungkai kaki Mikayla membelit pinggul Rafael sedangkan kedua tangan wanita itu memeluk leher prianya erat seolah pasrah dirinya kembali disetubuhi didalam bilik kamar mandi.
"Aaahhhh.."
"Fasterrhhhhh babyyh..." desah Mikayla memejamkan mata menikmati sodokan Rafael di dalam dirinya sambil meremas rambut tebal prianya.
"Mikaylaaahhhh!" desah Rafael menyemprot rahim Mikayla dengan cairan spermanya kuat. Rafael menarik kejantannya dari dalam Mikayla, membiarkan vagina wanitanya mengeluarkan sisa percintaan mereka tadi kemudian meletakkan tubuh Mikayla di dalam bath-up lantas berbalik mengambil bath bomb.
Sedangkan Mikayla kini justru mengangkang lebar dengan vagina yang masih memuntahkan cairan cinta dengan tatapan lugunya,
"Buat aku pingsan karena ulah penismu, sayang." kata Mikayla dengan suara menggoda sambil menggigit bibir bawahnya sensual.
"Kau berani menantangku?" tanya Rafael yang kini mulai menenggelamkan sekaligus tiga jari ke dalam vagina Mikayla dan mengocoknya tanpa ampun. Pria itu menatap wajah kenikmatan Mikayla yang mendesah karena sodokan jari-jarinya.
"Ahh.."
"Aahh.."
"Rafael!" pekik wanita itu akhirnya ketika mencapai orgasmenya, "Aku akan benar-benar membuatmu pingsan karena penisku, sayang." kata Rafael dengan raut wajah serius.
Pria itu kemudian memaksa Mikayla keluar dari bath-up dan menungging dengan kedua tangan yang berpegangan pada sisi bath-up, tanpa aba-aba pria itu langsung menggempur tubuh molek Mikayla tanpa ampun bahkan setelah wanita itu orgasme.
Rafael menggiring tubuh lemas Mikayla ke arah cermin besar yang berada di dalam kamar mandi kemudian kembali menggagahi tubuh wanitanya dengan keras dan cepat.
"Kau melihat wanita itu? dia nampak kenikmatan menerima sodokan penisku, sayang." kata Rafael memaksa Mikayla menatap refleksi keduanya dicermin kemudkan meremas payudara sintal Mikayla keras.
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
"Menungging!" perintah Rafael menarik bokong Mikayla tak sabaran kemudian semakin mempercepat gerakannya keluar masuk.
"Aahhhh.. shudahhhh.." desah Mikayla dengan suara serak sambil menatap refleksi dirinya yang tengah digagahi oleh Rafael.
Wajahnya yang nampak kelelahan namun terus mendesah nikmat, payudara besarnya yang bergoyang kesana kemari, dan penis besar nan gagah Rafael yang sejak tadi bergerak liar di dalam dirinya.
Dirinya nampak seperti jalang sekarang.
"Tidak akan sebelum kau benar-benar pingsan. Bukankah itu mau mu?" tanya Rafael meremas pinggul Mikayla sambil mempercepat gerakannya.
"Akhuuu..seperti jalang sekharanghhh.."
Mata Rafael menggelap mendengar ucapan Mikayla barusan kemudian tersenyum miring dengan mata menajam,
Plak!
"Kau menganggap dirimu jalang? akan aku tunjukan bagaimana semestinya jalang diperlakukan."
- - -
If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!Vote and comment for the next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...