0,3

230K 7.3K 28
                                    

Mikayla mengerjap-ngerjapkan matanya ketika merasa sesuatu mengganjal dibagian kewanitaannya. Wanita itu tersipu malu ketika teringat kejantanan Rafael yang masih bersarang dikewanitaannya sejak tadi.

Rafael yang mengetahui hal itu terkekeh pelan kemudian mengeluarkan tongkatnya dari lembah hangat Mikayla lantas mengecup dahi wanita itu lembut, "Kau tunggu disini aku akan menyiapkan makan siang untuk kita."

Mikayla mengintip tubuh polosnya yang berada didalam selimut kemudian tersipu melihat banyak tanda cinta yang ditinggalkan Rafael dan payudaranya yang nampan sedikit membengkak karena ulah pria itu.

"Kau ingin makan apa, sayang?" tanya Rafael melihat Mikayla yang tengah memperhatikan semua makanan yang dibawanya dengan tatapan memicing, akhirnya tangan gadis itu terulur meraih segelas air putih dan meneguknya setengah.

"Aku tidak lapar, R." ucap wanita itu kemudian berhasil membuat Rafael menatapnya dingin, "Aku tidak ingin dengar berita kau sedang diet ketat, Kay."

"Aku tau aku tidak menyukainya bukan? Jangan membuatku kesal karena hal bodoh itu." lanjut Rafael datar sambil menatap Mikayla yang menggigit bibir bawahnya ragu.

Bagaimana caranya membuat Rafael mengerti bahwa menjaga pola makan adalah hal penting untuk seorang model?

"Siapa yang mengatakan aku diet, huh? Aku hanya masih kenyang." bantah Mikayla kembali meneguk air putih tadi hingga tandas kemudian beralih meraih pasta with butter & parm dan memakannya perlahan.

Rafael mengecup singkat dahi Mikayla, "Aku hanya tidak ingin kau sakit, sugar."

- - -

"Aku sudah jatuh cinta hanya dengan mencium bau mu, sayang." bisik Rafael mengecup leher jenjang Mikayla yang tengah sibuk menggunakan skincarenya, wanita itu tersenyum tipis kemudian menyentuh lengan kekar Rafael yang mendekap tubuhnya dari belakang dengan erat.

"Aku mencintaimu." kata Rafael kemudian beralih menyisir rambut panjang Mikayla dengan telaten dan berlanjut mengeringkannya dengan hair-dryer. Mikayla menatap pantulan pria itu melalui cermin kemudian tersenyum kecil melihat wajah serius Rafael menata rambutnya.

"Aku perlu mengecek beberapa dokumen penting, kau mau ikut denganku?" tanya Rafael setelah menyisir ulang rambut Mikayla, wanita itu mengangguk pelan kemudian mengikuti langkah Rafael menuju ruang kerja pria itu.

"Apa?" tanya Rafael bingung melihat Mikayla yang menjulurkan tangan ke arahnya, "Ponsel. Kau tidak takut ketahuan berselingkuh 'kan?" tuduh Mikayla memicingkan matanya membuat Rafael terkekeh pelan kemudian menyerahkan ponselnya santai.

Beberapa menit setelahnya Mikayla mulai merasa bosan memainkan ponsel Rafael yang rata-rata isinya adalah grafik perusahaan. Ia bahkan sudah bosan membaca gosip teman-teman modelnya yang tengah panas diperbincangkan saat ini.

"Sayang?" rengek Mikayla cemberut membuat Rafael langsung mengerti dan mendekati wanitanya cepat, pria itu meraih Mikayla ke gendongannya kemudian kembali memasuki kamarnya.

Suhu udara terasa lebih dingin karena hujan deras diluar sana dan pendingin ruangannya yang masih menyala saat ini, "Jangan dimatikan." cegah Mikayla kemudian menarik Rafael agar memeluknya diatas tempat tidur.

"Kau tidak kedinginan, hm?" tanya Rafael mengelus rambut panjang Mikayla lembut, wanita itu menggeleng namun semakin merapatkan dirinya pada Rafael.

"Sampai kapan akan seperti ini, hm?" tanya Rafael terdengar ragu, Mikayla menekuk alisnya kemudian menjauhkan diri dari tubuh Rafael "Kita sudah membicarakan ini sebelumnya, bukan?"

"Baiklah sayang, jangan marah. Aku hanya iseng bertanya." rayu Rafael kembali memeluk tubuh sintal Mikayla yang saat ini hanya dibalut kemeja kerja miliknya dan celana dalam tanpa bra.

"Payudaramu terasa lebih besar sayang."

"Rafael!"

- - -

If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!

Vote and comment for the next chapter..

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang