0,7

171K 5K 56
                                        

Rafael mengerakkan kejantanannya tanpa ampun di dalam milik Mikayla, beberapa menit kemudian keduanya mencapai orgasme masing-masing.

Seolah memang benar-benar akan membuat Mikayla pingsan karena berhubungan sex, Rafael kembali menggempur tubuh wanita itu diatas lantai kamar mandi yang dingin. Tanpa ampun. Tangan besar pria itu bahkan tak jarang menampar dan meremas payudara Mikayla keras.

Mata Mikayla semakin redup ketika Rafael kembali menggagahi dirinya dengan posisi berdiri di dalam kamar. Tubuhnya hanya mengikuti gerakan Rafael yang seolah tak pernah lelah dengan kata bercinta.

"Aaahhh!" desah Rafael keras kemudian meletakkan tubuh lemas Mikayla yang sudah pingsan diatas tempat tidur dengan lembut. Vagina wanitanya bahkan masih memuntahkan cairan percintaan mereka seolah rahim Mikayla tak mampu menampung semuanya.

"Bagaimana mungkin kau menganggap dirimu sendiri sebagai jalang, sayang?" bisik Rafael mengusap pipi Mikayla lembut kemudian melanjutkan ritual mandinya yang sempat tertunda lagi.

- - -

Mikayla membuka matanya ketika ia merasa cahaya matahari yang menyorot dirinya. Pupil mata wanita itu melebar melihat dirinya yang saat ini berada dipinggir kolam renang dengan tubuh polos.

Terlebih lagi ini adalah kolam renang outdoor dimansion Rafael, siapa saja bisa melihat tubuhnya sekarang.

"Kau terkejut, sayang?" tanya Rafael yang tiba-tiba muncul dari dalam air, tanpa membiarkan Mikayla berfikir ia langsung menarik tubuh Mikayla agar tenggelam ke dalam kolam kemudian langsung melahap bibir wanitanya di dalam air tanpa ampun.

"Rafael!" pekik Mikayla kesal sambil terbatuk-batuk dengan wajah memerah kehabisan nafas, ia bahkan tidak sadar ketika Rafael mendorong tubuh polosnya hingga menempel dengan pinggiran kolam.

"Jesus!" kata Mikayla terkejut ketika Rafael menyentuh klitorisnya didalam air dengan pandangan nakal, "Jangan membawa nama Jesus, sayang."

"Rafael, demi Tuhan. Aku lelah." kata Mikayla pelan kemudian menjatuhkan kepalanya diatas dada bidang Rafael dan menangis disana. Wanita itu bahkan tidak peduli jika ada orang lain yang melihat tubuhnya nanti.

"Maaf jika aku mengatakan hal yang salah." kata Mikayla menatap kedua iris Rafael dengan sayu, tangan besar Rafael mengusap pipi Mikayla kemudian mengecupnya lembut.

"Jangan merendahkan dirimu sendiri, sayang. Aku benci mendengarnya."

"Aku--"

"Dan berhenti menantangku, mengerti?" tanya Rafael yang dibalas anggukan singkat Mikayla kemudian memeluk tubuh prianya erat. Rafael menggendong tubuh polos Mikayla kemudian membawanya masuk ke dalam kamarnya.

Sebelum membawa Mikayla ke tepi kolam tentu saja ia sudah memerintahkan semua pelayannya untuk pulang.

"Raf--"

"Aku janji hanya mandi." potong Rafael meletakkan tubuh lemas Mikayla di dalam bath-up kemudian bergabung dengan wanita itu tanpa menunggu lama.

Seperti janji pria itu barusan, ia dan Mikayla hanya mandi dan usai setelah beberapa menit membersihkan diri.

"Kau tidak ingin aku mengeringkan rambutmu?" tanya Rafael menyisir rambut Mikayla dengan jari-jarinya, Mikayla menggeleng pelan sambil semakin memeluk erat tubuh Rafael.

"Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan makan siang untuk kita."

Beberapa menit kemudian pria itu kembali dengan nampan yang ada ditangannya, Rafael bahkan kini sibuk menyendokkan bubur ke dalam bibir Mikayla dengan telaten.

"Masih mengantuk?" tanya Rafael membiarkan dadanya menjadi bantal untuk wanitanya, Mikayla memilih memejamkan matanya namun pelukan wanita itu adalah jawabannya.

- - -

If u don't like this story, just go away.
Don't you dare to report my story 'cause my lovely Rafael will destroy you!

Vote and comment for the next chapter..

aku ada niatan untuk buat cerita oneshoot, ada yg tertarik?

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang