"Perutmu terasa sakit?" tanya Rafael khawatir mendengar ringisan Mikayla dengan alis tertekuk, wanita itu tersenyum paksa kemudian menggeleng pelan.
"Aku akan menyuruh Clara--"
"Jangan membuatku memaksamu memecat wanita itu, Rafael." potong Mikayla tajam dengan raut wajah tak suka sambil meremas perut ratanya perlahan.
"Okay, sayang. Okay. Perlu aku panggilkan dokter?" tanya Rafael membiarkan Mikayla tidur dengan kepala di atas pahanya kemudian mengelus lembut perut rata wanita itu sabar, "Tidak. Hanya lapar." kata Mikayla menghadap perut Rafael kemudian menghirup wangi pria itu dalam-dalam.
"Kau mengganti parfume mu?" tanya Mikayla menatap Rafael bingung
"Isinya tinggal sedikit, aku tidak punya waktu untuk memencetnya berulang kali."
"Kau tidak suka?" tanya Rafael balas menatap Mikayla kemudian mengelus kedua alis wanita itu agar tidak mengkerut, "Hanya agak asing." balas Mikayla lucu membuat Rafael terkekeh kemudian mencium bibir wanita itu singkat
Tok! Tok! Tok!
"Selamat siang Tuan Kenward, makan siang anda telah tiba."
"Masuk!" jawab Rafael membiarkan asistennya meletakkan dua porsi makan siang di atas meja kemudian membiarkan pria itu berlalu dari hadapannya.
Saat ini Rafael tengah memperhatikan Mikayla yang nampak menyantap makan siangnya dengan ogah-ogahan, "Kau tidak menyukainya?" tanya Rafael kemudian meneguk air putihnya
"Hanya tidak mood dengan makanan berat." jawab Mikayla meneguk segelas jus jeruk yang tersedia kemudian meletakkannya kembali di atas meja.
"Ingin memesan makanan lain?" tanya Rafael mengelus bibir bawah Mikayla lembut, wanita itu menggeleng pelan kemudian mengecup punggung tangan Rafael beberapa detik. "Terima kasih sudah peduli padaku, sayang." bisik Mikayla membuat Rafael mengernyit heran kemudian menarik tubuh Mikayla ke dalam pelukannya.
"Kau ada masalah, hm?" tanya Rafael membiarkan Mikayla duduk dipangkuannya sambil tetap memeluk tubuhnya erat,
"Daddy ingin aku segera bertunangan dengan Melvin."
Usapan tangan Rafael langsung terhenti mendengar suara pelan Mikayla barusan, pria itu memaksa Mikayla menatapnya serius dengan mata yang mulai menajam
"Lalu apa yang kau katakan?" tanya Rafael dengan rahang mengeras
"Aku-- aku bingung Raf! Aku tidak--"
"Jadi kau mengatakan ya!?"
"Bagus." lanjut pria itu ketika Mikayla menunduk dan tidak berani menjawabnya. Rafael bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan Mikayla begitu saja diruangannya dengan langkah lebar dan mengabaikan panggilan Mikayla padanya. Apa Mikayla sudah mulai berpaling darinya? Sialan.
- - -
Menurut kalian gimana? Mikayla beneran berpaling dari Rafael? 👀
sengaja gantung dan pendek biar kalian kepo hahaha🤣 comment 'next' for the next chapter!!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...