2,2

102K 3.8K 133
                                    

Happy reading!

"Apa kau akan tinggal disini terus?" tanya Rafael mengusap punggung Mikayla yang basah karena keringat dengan lembut. Keduanya baru saja menghabiskan malam panas tadi dengan Mikayla yang memimpin permainan mereka dengan seksi.

"Kau mengusir ku?" tanya Mikayla menatap Rafael cemberut.

Rafael terkekeh pelan kemudian menggigit bibir bengkak Mikayla, "Aku hanya bertanya. Jika kau mau aku bisa langsung melamar mu hari ini juga."

"Aku masih kesal dengan Daddy." ucap Mikayla menggambar abstrak di atas dada polos Rafael dengan jemari lentiknya.

"Uncle James sudah pusing mencari keberadaan mu, sayang." bisik Rafael mengingat kedatangan Kate tadi ke kantornya yang menanyakan perihal keberadaan putrinya saat ini.

Wanita paruh baya itu tidak tau jika beberapa malam belakangan ini putri kecilnya selalu mendesah keras keenakan karena ulah Rafael bahkan sempat pingsan karena rasa nikmat yang ia rasakan.

Bagaimana jika Rafael memberitaunya? menarik.

"Biarkan saja. Daddy sudah membentak ku karena membela Melvin." ucap Mikayla keras kepala kemudian menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Rafael.

Bibirnya yang masih bengkak karena ulah Rafael mulai bergerak menjilat dan menghisap leher pria itu dengan nakal.

Sejak tadi Rafael sudah bermain di payudaranya. Meremasnya, menarik putingnya, menggigitnya, bahkan menamparnya. Mikayla boleh kan membalas perbuatan pria itu?

"Jangan memancing ku, sayang." ucap Rafael menahan desahannya kemudian menjauhkan wajah Mikayla dari lehernya.

Tangan besar Rafael mengusap pinggang ramping Mikayla kemudian meremas bokong sintal wanita itu keras dengan tangan besarnya. "Rafael!"

"Payudara dan bokong indah mu ini terbentuk dengan sempurna karena bantuan tangan ku, Mikayla."

Mikayla mendelik mendengar penuturan Rafael namun tetap diam karena memang benar. Selama ini tangan pria itu selalu merema payudara dan bokongnya hingga ukurannya terus bertambah.

Tangan besar Rafael menuntun tangan kecil Mikayla menuju penisnya yang tercetak di balik selimut kemudian menggerakkan tangan wanita itu agar meremasnya pelan,

"Manjakan penis ku dengan hasil karya ku sekarang." perintah Rafael kemudian menyingkap selimut yang tadi menutupi tubuh polos keduanya.

"Apa maksud mu?" tanya Mikayla tidak percaya, wanita itu melirik ke arah penis Rafael yang saat ini terlihat mulai mengeras.

"Jangan bertingkah polos, sayang. Kau sudah menjadi wanita binal sekarang, manjakan dia. Buat aku orgasme karena payudara sempurna milik mu." ucap Rafael dengan mata menajam kemudian menampar kedua payudara Mikayla keras hingga meninggalkan jejak kemerahan.

Dengan perlahan Mikayla mendekatkan kedua payudara sintalnya ke arah batang Rafael kemudian menjepitnya seksi. Rafael dengan nakal mulai menggerakkan penisnya di antara kedua payudara besar Mikayla.

Mikayla bahkan tidak sadar ketika Rafael merekam kegiatannya saat ini. Rafael memang licik.

"Aahh.." lenguh Rafael menikmati pijatan lembut kedua payudara Mikayla di penisnya yang sudah berdiri sangat tegak.

"Buat milik ku keluar di tubuh mu, sayang." perintah Rafael memejamkan matanya nikmat. Beberapa menit kemudian cairan kental pria itu sudah membasahi payudara Mikayla.

"Kau terlihat semakin seksi dengan cairan ku yang berada di tubuh mu, sayang."

- - -

Mikayla bergerak malas di atas ranjang empuk milik Rafael, ia bisa mati bosan berada di mansion sebesar ini tanpa keberadaan kekasihnya itu. Lagi pula apa yang di lakukan pria itu malam-malam begini.

"Aku bosannn!!" teriak Mikayla melempar bantal milik Rafael ke arah bilik kamar mandi kesal.

Jika hari biasa ketika ia berada di apartmentnya, jam 11 malam pasti ia sudah tertidur pulas karena kelelahan usai bekerja. Atau masih berada di jalan usai kembali dari studio foto.

Usai menekan sebuah tombol dan mengatakan perintahnya pada pelayan, Mikayla memilih bangun dari posisi tidurnya kemudian berjalan pelan ke arah balcony kamar Rafael. Angin malam langsung menerbangkan pajamas satin yang tengah di pakainya saat ini.

Tok..tok..tok...

"Masuk saja." ucap Mikayla sedikit berteriak.

"Ada yang anda butuhkan lagi, Nona?" tanya seorang maid usai meletakkan sebotol alkohol dan sebuah gelas berisi es di hadapan Mikayla.

Mikayla menatap wanita di hadapannya selama beberapa detik, "Sejak kapan kau bekerja disini?" Jangan berpikir macam-macam, Mikayla hanya bosan saat ini.

"Sejak saya berumur 18 tahun, Nona." jawab maid yang usianya kira-kira 4 tahun di atas Mikayla.

"Jika aku memberi mu uang 1 juta dollar dengan syarat meninggalkan mansion ini, kau mau?" tanya Mikayla menaikkan sebelah alisnya angkuh.

Wanita itu tersentak kemudian menggeleng pelan masih dengan kepala menunduk,

"Kenapa? Apa masih kurang?" tanya Mikayla mulai menuangkan whiskey ke dalam gelas miliknya.

"Maaf, Nona. Saya--"

"Berhenti menguji kesetiaan pelayan ku, sayang." suara datar Rafael berhasil memutus ucapan maid bernama Maria itu kemudian berlalu ketika mendapat perintah lewat tatapan mata dari tuannya.

"Dari mana?" tanya Mikayla merengek manja kemudian memeluk tubuh dingin Rafael erat. Pria itu mengusap punggung Mikayla lembut kemudian mengecup leher jenjang wanitanya,

"Menyingkirkan parasit."

- - -

chapter 2,1 got 75+ votes less than 24hours yesterday! wow! thankyou so much!😘

80+ votes for chapter 2,3 💉🤡
comment "next" and i'll surprise you on the next chapter!😛

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang