150K+ READERS WOW!
Thankyou so much!Rafael meremas ponselnya keras ketika lagi-lagi Mikayla tidak mengangkat teleponnya dan tidak menjawab pesannya. Sudah empat hari dan rasanya Rafael ingin langsung meninggalkan Indonesia karena kekasihnya yang tiba-tiba menghilang itu.
"Hubungi Nency." ujar Rafael pada John, asistennya, yang langsung membuat pria itu mengangguk.
"Aku mau kembali hari ini juga. Kau urus semuanya." ujar Rafael pada Stev dan Clara tanpa bantahan kemudian berlalu meninggalkan tangan kanan dan sekretarisnya itu.
Pikirannya berkecamuk memikirkan apa yang terjadi pada Mikayla saat ini. Apa kekasihnya itu baik-baik saja?
"Tuan, Nona Mikayla memang sulit di hubungi sejak kemarin." ucap John tak berani menatap Rafael yang terlihat marah dengan rahang mengetat sempurna.
Mikayla akan membayar semuanya nanti.
Dengan cepat Rafael mengetikkan sesuatu di ponselnya, menghubungi Mommynya adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan saat ini. Masa bodoh dengan larangan Mikayla soal mempublish hubungan mereka.
"Halo, R. Ada apa hm? kau baik-baik saja?"
Dan suara lembut Magdaline langsung terdengar di telinganya. Sedikit mengurangi rasa khawatirnya entah kenapa.
"Ya, Mom. Apa kau tau dimana Mikayla?" tanya Rafael langsung. Ketika ia menyelesaikan urusannya di Indonesia ia akan langsung mengatakan soal hubungannya dengan Mikayla pada orangtuanya.
"Mikayla? Mikayla siapa?"
"Mom! Memangnya ada berapa Mikayla di hidup ku!?" ujar Rafael kesal pada Magdaline yang seolah mempermainkan emosinya saat ini.
"Kau baik-baik saja, son?" tanya Magdaline mengabaikan pertanyaan putra semata wayangnya soal Mikayla. Suara Rafael terdengar tidak sabaran sekaligus lelah di saat yang bersamaan.
"Jawab saja, Mom. Dimana Mikayla?" tanya Rafael semakin tak sabaran. Sejak tadi menghubungi Mommynya ia sudah berjalan kesana kemari di dalam kamar hotelnya.
"Dia sedang bersama Mommy, sayang. Kau mau berbicara dengannya?"
What? apa yang di lakukan Mikayla dengan Mommynya saat ini?
"Ya. Berikan ponselnya." ucap Rafael menunggu suara Mikayla berbicara padanya tapi yang terdengar justru percakapan Magdaline dengan kekasihnya itu.
"Kay, Rafael ingin berbicara pada mu. Sepertinya penting."
"Aku tidak mau, aunty. Katakan saja aku sedang makan."
Apa-apaan itu? Mikayla tidak mau berbicara dengannya? Apa ia pikir Rafael tuli sehingga tidak bisa mendengar percakapan mereka berdua? Mikayla rupaya mulai nakal.
"Mom--"
"Dia sedang sibuk, sayang. Kau bisa menghubunginya nanti. Atau kau pulang saja sekarang." ujar Magdaline melempar senyum geli ke arah Mikayla yang mengacungkan jempol ke arahnya kemudian mematikan sambungan telepon.
"Siapkan semuanya. Aku pulang sekarang."
- - -
"Kau sedang ada masalah dengan Rafael, sayang?" tanya Magdaline mengusap lembut surai panjang Mikayla.
"Tidak, Mommy. Pasti Rafael ingin membeli lipstick ku untuk kekasihnya." jawab Mikayla masa bodoh kemudian kembali menyibukkan diri dengan puluhan lipstick miliknya yang akan ia launching beberapa hari lagi.
Magdaline terkekeh pelan, "Anak itu tidak pernah memperkenalkan kekasihnya."
Karena kau sudah mengenalnya, Aunty! ingin sekali Mikayla berteriak seperti itu pada Magdaline tapi akan sangat besar kemungkinan Magdaline tidak akan merestuinya dengan Rafael nanti.
"Mungkin dia malu." jawab Mikayla mengidikkan bahunya bertingkah tidak peduli.
Magdaline tertawa mendengar ucapan Mikayla yang tidak masuk akal. "Itu hanya pikiran kuno, sayang."
"Ini semua untuk Aunty. Jangan lupa datang nanti." ujar Mikayla meletakkan beberapa kotak berisi jejeran lipstick di atas meja.
"Apa Aunty perlu membayarnya?" tanya Magdaline menatap Mikayla dengan raut wajah bercanda.
"Tidak perlu, Aunty. Seret saja putra mu itu pulang."
- - -
Ada yang masih kesel sama Rafael? 😂
100+ votes for the next chapter
see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET [COMPLETED]
Romance21+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Kau setuju jika aku mengabadikan moment ini?" tanya Rafael meletakkan sebuah kamera yang menyorot fokus ke arah...