1,2

121K 4.1K 24
                                    

"Apa Rafael ada di ruangannya?" tanya Mikayla pada sekretaris Rafael yang saat ini tengah menatapnya teliti dengan kening berkerut, wanita dengan lipstick merah itu kemudian menatapnya tak suka,

"Ada sudah membuat janji sebelumnya?" tanya wanita dengan name tag bernama Clara itu berusaha tersenyum profesional. "Katakan saja Mikayla Fairysh sudah menunggunya." kata Mikayla kemudian duduk di sofa depan ruangan Rafael.

Tangan cantik wanita itu kemudian mengirim pesan pada asisten Rafael tentang keberadaan dirinya saat ini.

Mikayla Fairysh ;
Katakan pada bos mu itu, aku ada di depan ruangannya. Sent!

Untuk informasi, Rafael tidak pernah mengajak sekretarisnya untuk menghadiri rapat di kantor. Ia hanya mengajak asisten dan orang kepercayaannya. Takut Mikayla cemburu karena Clara akan bersamanya terus.

Mikayla memutar bola matanya malas melihat Rafael berjalan ke arahnya dengan langkah lebar sambil membuka kancing jasnya diikuti asisten dan orang kepercayaannya.

Mikayla melirik Clara sekilas kemudian melangkah arogan memasuki ruangan Rafael duluan dengan dagu terangkat tinggi.

"Aku tidak ingin ada pengganggu." kata Rafael telak pada Clara kemudian menyusul Mikayla yang sudah memasuki ruangannya dengan wajah tak bersahabat.

Rafael mendorong tubuh Mikayla ke tembok setelah melempar jasnya sembarangan kemudian langsung melahap bibir ranum wanitanya tak sabaran

"Enn--enoughhh.." kata Mikayla mendorong dada Rafael dan langsung mengusap bibirnya kasar seolah menghapus jejak Rafael. Mikayla kemudian menjatuhkan tubuhnya pada kursi kebesaran pria itu angkuh

Rafael melepaskan dasi berwarna biru gelap yang sejak tadi terasa mencekiknya kemudian berjongkok di depan Mikayla sambil memegang kedua lutut wanita itu gentle.

"Clara membuat mu tidak nyaman, hm?" tanya Rafael lembut sambil menyelipkan helaian rambut Mikayla di belakang daun telinga wanitanya sayang,

"Kau bahkan tau namanya!" kata Mikayla mencebikkan bibirnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Rafael terkekeh mendengar penuturan konyol Mikayla barusan kemudian mengecup lutut wanitanya ringan.

"Hanya nama. Aku bahkan tau segalanya tentang mu, sayang." kata Rafael tersenyum menggoda ke arah Mikayla yang masih menekuk wajahnya,

"Tetap saja--"

"Kau sedang ada tamu bulanan ya?" tebak Rafael tepat sasaran berhasil membuat kedua pipi Mikayla memerah malu kemudian menutup wajahnya yang terasa panas. Rafael selalu tau tentangnya. Bagaimana mungkin ia marah hanya karena pria itu tau nama sekretarisnya? fuck.

"Maaf." bisik Mikayla menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Rafael kemudian memeluk tubuh proposional pria itu malu. Rafael terkekeh pelan, "Bukan masalah, sayang. Ingin makan siang bersama?"

"Kau ingin makan apa, hm?" lanjut Rafael setelah menerima respon anggukan setuju Mikayla. "Apa saja asal dengan mu. Disini. Tanpa pengganggu." kata Mikayla telak yang langsung di balas anggukan singkat Rafael yang kemudian langsung menghubungi Stev, asistennya, untuk menyiapkan makan siangnya.

"Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Rafael masih betah mengelus surai panjang Mikayla lembut. Keduanya kini tengah berpelukan di sofa panjang ruangan Rafael, Mikayla mengangguk kemudian mengecup singkat rahang tegas Rafael.

"Kau pasti lelah ya?" tanya Mikayla tiba-tiba

"Hanya meeting biasa--"

"Lelah dengan sikapku," lanjut Mikayla berhasil membuat gerakan tangan Rafael terhenti kemudian menangkup wajah Mikayla agar menatap dirinya serius. "Jika aku lelah, aku sudah membuang mu sejak dulu."

"Rafael! Tidak lucu." pekik Mikayla mendelik yang di balas kekehan pelan Rafael, "Untuk apa lelah dengan sikap mu, sayang? Jangan menanyakan hal konyol." balas pria itu akhirnya kemudian kembali mengelus rambut Mikayla sayang.

"Sshhh.."

- - -

ini pertama kalinya aku publish cerita jam segini, ada yang masih bangun?

Vote and comment for the next chapter..

BACKSTREET [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang