Selasa, 30 Juni 2020.
Satu bulan sebelum eksekusi.
Didi dan Priyanto telah memutuskan untuk menjadi petani.
Sawah di dekat rumah Didi hanya dipenuhi semak dan rerumputan. Luasnya tiga kali lebih besar dari rumah itu sendiri. Mungkin butuh waktu seminggu untuk membersihkan tempat itu. Maka dari itu, Didi bersama Priyanto mulai giat menyabit tanaman liar itu. Didi memakai sebuah arit, sedangkan Priyanto menggunakan cangkul. Mereka berdua memakai pakaian khas petani, kaos tipis berlengan pendek, celana pendek warna gelap, dan capil yang menjadi penutup kepala mereka.
Mereka berdua bekerja keras hingga berjam-jam, mencabut rumput, menebas semak yang tumbuh besar, sekaligus menggemburkan tanah. Mereka sering menemukan beberapa hewan kecil, seperti belalang, semut, ulat, kodok, bahkan tikus sawah.
Saat mentari tepat diatas kepala, mereka kelelahan dan rehat sebentar di pinggir sawah. Padahal mereka baru menyelesaikan se-per-delapan dari total sawah warisan orang tua Didi. Ketika Didi hendak mengambil air di dalam rumah, ia terkejut melihat Ruli yang langsung datang menghampirinya dengan membawa makanan dan dua botol besar berisi es jeruk yang sangat segar.
"Ruli, sejak kapan kau datang kesini?" tanya Didi terperangah.
"Nah! Kebetulan sekali kau datang pada kami," imbuh Priyanto. "Aku pikir kau sibuk bekerja sekarang."
"Sekali-kali aku datang kesini. Kalian sendiri pasti capek habis menggarap sawah seluas ini." Ruli menaruh barang bawaannya di samping Priyanto.
"Tapi bagaimana kau tahu kami berada di sawah ini?" Giliran Didi yang bertanya.
"Eh... itu, hanya insting," jawab Ruli tersenyum simpul.
Setelah menikmati makanan dan minuman pemberian Ruli, mereka berdua kembali bekerja. Sementara Ruli tentu saja kembali ke tempat kerjanya. Sebab ia harus kembali bekerja atau bos akan memarahi dia.
Satu per satu tanaman liar tercabut dari tanah penumpang, kemudian menumpuk di satu tempat. Hingga menjelang sore, seperempat dari luas sawah yang mereka bersihkan sudah terbebas dari tanaman liar.
Kamis, 2 Juli 2020.
Setelah perjuangan keras selama dua hari, setengah dari luas sawah itu sudah bersih dari rerumputan liar. Terlihat tumpukan segala jenis tanaman liar di sudut sawah setinggi seperempat kali dari rumah Didi. Seperti biasa, Ruli datang membawa makanan dan minuman segar untuk dua orang pekerja keras, Didi dan Priyanto.
"Ah, kau tidak harus membawa semua ini setiap hari. Aku hanya khawatir kesibukan kau di tempat kerjamu," ucap Didi sungkan.
"Nikmati saja pemberian aku ini. Kalian lebih membutuhkannya," balas Ruli meyakinkan.
Priyanto memandang puas hasil pekerjaannya. "Lihat, sekarang sudah enak dipandang. Tinggal separuh lagi semuanya pasti beres."
"Terus rumput itu semua mau diberikan kepada siapa?" Didi bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didi(k) Ada Apa Denganmu?
Horror[Pemenang Wattys2020 - Horror] Nyawa seorang pemuda desa sedang terancam. Kehilangan kedua orang tuanya membuktikan kebenarannya. Bermula dari mitos sebuah keris peninggalan sosok paling perkasa tempo dulu, yang memicu aksi saling membunuh oleh para...