Bagian 12 - Siapa Leluhurnya?

1K 184 6
                                    

Selasa, 9 Juni 2020.

Didi memasuki kamarnya membawa sebuah buku yang diambilnya dari peti milik kedua orang tuanya. Pagi ini Didi bangun terlambat, tidak mandi sejak pagi kemarin, tidak makan sejak Ruli berpamitan kemarin, dan tidak buang air sejak tadi malam. Penampilannya berantakan, lebih buruk dibanding orang baru bangun tidur, padahal dirinya tidak sedang menderita penyakit apapun saat ini. Rambutnya acak-acakan dan tidak rapi, mata mengantuk, dan entah bagaimana dengan bau badannya sendiri. Urusan sepele seperti memasak, mandi, atau melengkapi kebutuhan rumah juga tidak dipedulikan saat ini. Semua itu karena benaknya masih diselimuti pertanyaan yang mengaburkan otaknya.

Setelah Didi berhasil duduk di atas kasur, ia mulai membaca buku itu. Buku itu sangat lusuh dan rawan robek sehingga ia harus berhati-hati saat membukanya atau membalikkan halaman.

Bagian pertama yang ia buka adalah silsilah keluarganya. Didi menatapnya lamat-lamat. Ternyata ada puluhan anggota keluarga yang terdaftar di silsilah tersebut dan dibagi menjadi tujuh generasi. Kebanyakan tidak mencantumkan nama karena keterbatasan informasi. Kepala keluarganya, yang tercantum di daftar paling atas, tertulis nama "K Subagyo". Menurut buku, beliau hidup sekitar abad ke tujuh belas.

Kemudian Didi melihat urutan silsilah keluarga Subagyo secara teliti, dari atas sampai bawah. Ia mengetahui bahwa dirinya termasuk kedalam generasi ketujuh, generasi terakhir dari keluarga besar itu. Ia berpikir bahwa rata-rata usia masing-masing anggota keluarganya tidak sampai empat puluh tahun. Dan hampir semua anggota keluarga dari generasi ketujuh berusia muda. Selain itu, nama aslinya pun tercantum—tertulis tepat di baris paling bawah—yang masih ia ingat sampai kini, meskipun nama asli tersebut sudah diganti oleh ibunya karena suatu alasan.

Sampai saat ini namaku adalah Didi, batinnya, tanpa tambahan huruf 'K' di belakangnya.

Di halaman selanjutnya, Didi membaca beberapa fakta tentang leluhur bernama Subagyo. Orang itu adalah sosok paling perkasa di sebuah desa yang menjadi cikal bakal desa Sukamara saat ini. Ia dikenal memiliki kesaktian yang luar biasa. Tangannya yang sangat kokoh bagaikan baja sanggup mematahkan tangan dan kaki para musuhnya. Kemampuan bela dirinya paling jago dibandingkan teman sebayanya, bahkan satu desa. Berkat dia, penjajah bangsa Eropa waktu itu tidak berani menginjakkan kaki di desa tempatnya tinggal. Sedangkan orang tuanya sendiri adalah kepala desa. Subagyo dikenal luas oleh warga desa.

Subagyo menikah dengan salah seorang kembang desa. Menurut catatan di buku itu, gadis bernama Ajeng sangat diincar para lelaki di desa itu. Dia anak seorang penari paling terkemuka di desa. Sayangnya bakat menari justru tidak diturunkan padanya. Dia bukan gadis yang istimewa, namun warga desa mengagumi karya kain tenun yang dibuatnya. Ada mesin tenun satu-satunya di desa itu. Dan hanya Ajeng yang saat ini bisa memakainya. Semua kebutuhan sandang warga desa bergantung padanya. Selain itu Ajeng dikenal gemar menolong dan ramah dengan siapa saja.

Dua tahun setelah pernikahan, Subagyo dan Ajeng memiliki seorang putra berumur setahun lebih bernama Djarot, serta seorang lagi yang masih di dalam kandungan. Mereka tinggal di sebuah rumah warisan ayahnya Subagyo sendiri. Diketahui sistem pemerintahan desa itu seolah mirip seperti kerajaan. Subagyo bakal menjadi penerus ayahnya yang sudah memimpin desa selama puluhan tahun. Tetapi hal itu justru membuat pria itu mencetus ambisi untuk membangun kerajaan sendiri.

Ajeng merasa obsesi suaminya tidak benar. Ia sudah mencoba memperingatkan suaminya agar tidak melakukan hal-hal yang berlebihan. Namun Subagyo tak kunjung berubah pikiran. Sampai suatu ketika Ajeng terkejut kala melihat suaminya telah membawa wanita lain untuk menjadi istri kedua. Dirinya sakit hati dan merasa dikhianati. Karena sudah tidak tahan lagi, ia sempat berencana pergi dari rumah bersama Djarot, putra kandungnya. Namun usahanya dihentikan oleh wanita baru itu, yang memperkenalkan diri sebagai Tari.

Didi(k) Ada Apa Denganmu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang