Delapan

2.8K 241 10
                                    

Setelah memutuskan untuk pulang kini seokjin sedang berada di depan kamar jisoo

"Astaga tuan kenapa tuan malah disini ini kan belum waktunya pulang?"tanya bi tanti sontak mwbuat seokjin kaget

"Udah pulang bi gurunya sedang rapat, ohya jisoo sudah keluar kamar?"

"Loh bukanya non jisoo sedang sekolah ya, non jisoo belum pulang tuan"

Astaga benar ternyata,berati jisoo belum bangun

"Eh yaudah bik, lanjutin aktivitas bibi aja"

"Tuan kok aneh gini yaa"gumam bi tanti lalu pergi meninggalkan seokjin

Masih di depan kamar jisoo

Sungguh seokjin bingung ia harus bagaimana sekarang

Ia sungguh tidak tega tapi kalau ia menolong jisoo bisa" jatuh dong harga dirinya di depan gadis itu

Ah persetan dengan harga diri

Di langkahkan kakinya masuk ke kamar jisoo yang tak terkunci itu dan segera berjalan mendekati ranjang jisoo , mengulurkan tanganya ke dahi gadis tsb

"Panas sekali , apa dia sedang demam ya"ucap seokjin berargumen dengan dirinya sendiri

"Jisoo buka matamu, apa kau benar-benar sakit??"

Sudah tau sakit masih saja bertanya, dasar suamikooo:)

"Hei buka matamu!"teriak seokjin yang sudah mulai lelah berteriak

"Apa ku gantikan dulu saja bajunya ya biar dia gak kedinginan eh tapii....."

Ide pun muncul di otak seokjin

"Bi tanti bik"

"Bi tantiiiiiiiiiii"

"Bibikkkkkk"

Tidak ada sahutan

"Oh shit kemana perginya orang tua itu?" Kesal seokjin karna yang di panggil tidak juga menampakkan batang hidungnya

Apa nunggu bi tanti dulu kali yaa

Eh tapi kalau keluarnya lama gimana?
"D-dingiiinn"

Suara rintihan jisoo mengagetkan seokjin , ia pun segera menghampiri jisoo yang sudah pucat sekarang

"Okee aku akan menggantikanya sekarang"

Ia pun mulai membuka kaos yang di kenakan gadis itu

Sungguh ia mulai tergoda sekarang, oh ayolah dia juga lelaki normal

"Tidak tidak, ingat dia hanya perempuan pembawa sial mana mungkin aku tertarik dengan tubuh itu"gumam seokjin

Oh sungguh apa yang di katakan mulutnya sangat berbeda dengan apa yang ada di otaknya sekarang, sungguh ia sangat ingin menyentuh gadis itu sekarang

Akhirnya selesai juga , padahal hanya menggantikan baju tapi kenapa rasanya seperti lama sekali

"D-dingiinnn"

"Eommmaa"

"Eommaaa D-dinginnn"

Seokjin segera menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis itu

Bukannya berhenti gadis itu semakin keras memanggil nama ibunya

Seokjin pun memutuskan untuk menghubungi dokter

Belum sempat seokjin berdiri tapi tangan jisoo kini menggenggamnya erat

"Yakk jisoo jangan seperti ini!!"

"Hei buka matamu kalau kau begini terus aku tidak bisa menelvon dokter"
Seokjin berusaha melepaskan genggaman tangan jisoo tapi bukanya terlepas malah genggaman itu semakin kuat

Sekitar lima belas menit duduk di ranjang dengan tangan yang masih di genggam jisoo

Tanpa ia sadari tangannya kini sudah terulur di pipi jisoo

"Cantik"

Oh seokjin kemana saja kau selama ini hingga tak pernah sadar jika di rumah mu memang ada gadis cantik

Ia pun segera sadar dengan apa yang dilakukanya dan segera menarik tanganya dari pipi jisoo

  ****

Selang beberapa waktu akhirnya jisoo mulai membuka matanya

Sakit

Perih

Pusing

Tubuhnya terasa remuk sekarang , hanya sakit yang ia rasakan saat ini

"Kau sudah bangun rupanya, ck menyusahkan saja"

Jisoo yang sadar tanganya telah menggengam tangan seokjin lantas melepasnya dengan cepat

Itulah kebiasaan jisoo ia akan mengenggam tangan siapa saja yang berada di dekatnya saat ia sakit , aneh mungkin tapi itu benar

"Aku akan menelfon dokter"ucap seokjin berlalu meninggalkan jisoo yang masih lemas di ranjangnya

Sambil menunggu kedatangan dokter seokjin akan menyiapkan makanan , bukan apa apa ia hanya merasa sedikit bersalah pada gadis itu

"Apa dia baik-baik saja dok,bagaimana kondisinya?"

"Istri anda kekurangan nutrisi, ia rupanya juga memiliki asam lambung,apa seharian ini istri anda tidak makan,istri anda harus menjaga pola makanya kalau tidak mau ini terjadi lagi"

Penjelasan dokter tersebut membuat seokjin mengingat bagaimana ia membanting makanan jisoo tadi malam ia bahkan sudah menampar gadis itu

Jadi jisoo tidak makan dari kemarin pagi, pantas saja dia sakit sekarang

Tidak,seokjin tidak pernah peduli paa gadis itu ia hanya tidak mau gadis itu mati sebelum waktunya

Ah seokjin author kira seokjin udah berubah tapi ternyata seokjin masih kejam aja sama jisoo:( :(

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan"

"Baik terimah kasih dokter"

***

"Ini makanlah!"ucap seokjin sangat dingin tidak ada kehangatan sama sekali padahal jisoo sedang sakit

"Aku pergi dulu, kalau ada apa apa panggil saja bi tanti"

Belum sempat seokjin melewati pintu kamar tapi jisok sudah memanggilnya
"Ada apa"

"Terimah kasih"

"Tak perlu berterimah kasih , lagipula kau begini karena aku"

Yaa itu memang benar!!!

****

Seokjin sudah keluar entah kemana, meninggalkan jisoo sendiri dengan sepiring makanan dan segelas susu di tangannya

"Ah tidak papa meskipun dia masih dingin, stidaknya dia masih mau memanggilkan dokter untukku dan bajuku...???"

Jisoo kaget , pasalnya ia menggunakan baju yang berbeda dengan apa yang ia gunakan saat pingsan di kamar mandi tadi

Ah apa mungkin seokjin yang menggantikanya

Perlahan jisoo mulai tersenyum malu" sendiri

Tapi sesaat ia juga sadar

"Em tapi bisa sajakan bi tanti yang gantiin baju ku, sebaiknya aku tidak terlalu percaya diri untuk berharap bahwa dia akan mencintaiku"

Jisoo segera menghabiskan makanan dan segera mandi



Dont forget Vommentnya yess? :)


Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang