Dua puluh

2.6K 202 12
                                    

Jisoo berjalan dengan membawa luka di hatinya, kenapa seokjin selalu bersikap seperti ini padanya? Ia bahkan dengan tega membuang bouqet pemberian jisoo.

Jisoo hampir ingin menangis kalau sebuah tangan memegang bouqet tidak menghalangi penglihatannya tepat di depan wajahnya

Seseorang membawa bouqet yang
sangat indah, bahkan ukurannya jumbo sekali

Jisoo menganga sambil menutup kedua mulutnya.

Sehun

Pria itu sehun, yang saat ini sedang berada di depannya, tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih dam bersihnya, uhh menggemaskan sekali! Pikir jisoo

"Ini buat kamu!"

Jisoo tersadar, dirinya baru saja mengagumi sehun. Tapi bukankah pria itu memang pantas di kagumi, lihatlah wajah tampanya tidak kalah dari artis boyband ternama di dunia

Sebuah tepukan mengagetkannya lagi.

"Kenapa kau menatapku sampai seperti itu, kau senang melihatku?"ucapnya dengan sebelah alis yang sudah di naik turunkan

"Tidak,suamiku lebih tampan darimu"bantahnya

Sehun tidak membantah lagi, lalu ia segera menyerahkan bouqetnya untuk jisoo"Hehe yasudah-yasudah, ini selamat yaa, akhirnya kau lulus juga"

Jisoo menerima bouqet itu lalu menciumnya " harum,trimakasih" katanya

Sehun tersenyum melihat jisoo mencium bouqet pemberiannya,ia memikirkan kemungkinan kemungkinan yang membuat ia menyesal terlambat datang ke negaranya dan menemui jisoo, tapi yaa sudahlah jika suatu saat mereka berjodoh apapun keadaanya mereka akan tetap di satukan bukan?

Saat sedang asik berbincang dengan sehun, lisa mengagetkannya

"Dari tadi di cariin ternyata disini"ucap lisa sedikit mengerucutkan bibirnya

"Hehe maaf"

"Oh yaa aku nggak bisa pulang bareng jii, kamu naik taksi yaa, mamaku tiba-tiba masuk rumah sakit"ucap lisa

"Loh mama kamu sakit apa lis?"tanya jisoo khawatir

"Biasa penyakit tua"

"Kamu pulang bareng aku aja"ucap sehun membuat jisoo dan lisa menoleh

Sadar bahwa ada sehun jisoo segera memperkenalkan sehun kepada lisaa

"Eh iya lis ini kenalin sehun, sehun ini kenalin temen aku lisaa" ucap jisoo memperkenalkan

"Lisa"

"Sehun"

"Yaudah yaa aku ke rumah sakit dulu"pamitnya lalu pergi meninggalkan sehun dan jisoo

"Salam untuk mama mu semoga cepat sembuh"ucap jisoo sedikit berteriak karna lisaa sudah hampir jauh dari hadapannya

***

"Kamu tau darimana kalau aku sekarang wisuda?"tanya jisoo saat mobil sehun sudah mulai meninggalkan sekolah

Sambil menyetir sehun tersenyum mendengar pertanyaan jisoo"Namanya juga sahabat, apasih yang nggak aku tau dari kamu"

Deg

Apa ia juga tau tentang bagaimana hubungan ia dan seokjin, sehun berkata seperti itu seolah olah tahu segalanya tentang dirinya

"Emm oh ya suami kamu mana,aku kok nggakliat kamu sama suami kamu tadi?"

Jisoo merasa lega dengan pertanyaan sehun, sehun bertanya seperti itu berati keharmonisan rumah tangganya belum di ketahui sehun

Tapi di detik berikutnya ia bingung menjawab pertanyaan sehun, ia harus jawab apa?

"Seokjin lagi sama temannya, jadiku pulang dulu, udah bosen disana!" Jisoo mati-matian menahan kegugupan dirinya saat ini

"Aku tau kamu bohong"sehun memicingkan matanya menatap jisoo dalam-dalam, mencoba mencari jawaban dari san pemilik mata

Sedangkan jisoo mengabaikan sehun dan memilih menatap ke luar jendela mobil,menetralkan rasa gugupnya

Sehun tertawa dengan tingkah jisoo, jisoo yang saat ini sedang gugup menjadi heran dengan manusia di sampingnya ini

"Hehe bercanda kali gitu aja dipikirin"

Reflek jisoo mencubit pinggang sehun "awwwhh sakit jis"rintih sehun

"Salah sendiri"jisoo pura-pura sebal

Sehun masih menahan tawanya"yaudah iya maaf deh"

"Iya, eh kita makan dulu ya nggak langsung pulang, hari inikan aku wisuda, aku traktir!"

Mata sehun berbinar mendengar penuturan jisoo, ia pun berkata "tumben baik"

"Eh emang selalu baik kok, nggak sombong lagi" ucap jisoo menyombongkan diri

Sehun gemas sekali dengan kelakuan manusia yang satu ini, reflek tangannya mengacak rambut jisoo

"Eh berantakan kan?" Jisoo memanyunkan bibirnya

"Aku anterin ke toko baju dulu, nggak mungkin kan kamu makan dengan baju seperti ini"

"Iya"
 

****

Jisoo hampir lupa waktu kalau sudah bersama sehun, ia juga sudah melupakan kesedihanya perihal bouqet yang di buang ke tempat sampah oleh seokjin, kalau di ingat" memang miris, tapi yasudahlah untuk saat ini jisoo tidak peduli

Waktu sudah menujukkan pukul 8 malam, setelah diantar sehun sampai ke depan gerbang, jisoo lalu memasuki rumah sambil bersenandung ria, mengabaikan seokjin yang ada di depan televisi dan melihat ke arahnya

Tatapan seokjin tiba" memincing melihat gadis itu yang nampak gembira dengan bouqet jumbo yang sedang berada di pelukan nya sambil berjalan ke arah kamar, dan baju jisoo? Sejak kapan gadis itu ganti pakaian, setau seokjin tadi kan ia belum pulang untuk ganti baju? Ah bodoh amat, pikirnya

Seokjin mati"an menahan rasa penasaran

Darimana gadis itu?
Kenapa baru pulang?
Dan bouqet tadi, itu darimana?
Setaunya jisoo tidak memiliki teman di sekolah kecuali lisa, apa iya lisa memberikan hadiah sebesar itu?

Seokjin menggeram frustasi, kenapa dengan dirinya?  Bukan,bukan ia tidak pernah peduli dengan gadis itu, darimana ia pulang sampai larut malam dan dengan siapa, lalu darimana bouqet itu seokjin tidak pernah peduli, ia hanya marah karena jisoo melupakan tugasnya menyiapkan makan malam, iya dia hanya marah karna gadis itu mulai berani melalaikan tugas nya

Lalu seokjin memutuskan untuk mendatangi kamar jisoo dan melabraknya karena telah lalai

Sebelum membuka knop pintu , seokjin mengingat sesuatu , bukankah tadi bi tanti sudah menyiapkan makan malam untuknya tapi ia malas makan karena menunggu gadis itu

Ia tertawa menertawai dirinya sendiri, huh dasar bodoh

Seokjin menggaruk tengkuk nya, memastikan kenapa ia bisa seperti ini hanya karna melihat jisoo yang senyum" sendiri sambil membawa bouqet jumbo sialan itu? Ah pasti otaknya sedang gesrek sekarang

Dan perihal bouqet yang di berikan jisoo siang tadi, seokjin sedikit menyesal telah membuangnya, sedikit yaaaa!!!!














Gresik,23 maret 2020








Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang