Tiga Puluh enam

2.8K 204 6
                                    

"Bagaimana liburan kalian?" Tanya Mira saat melihat kedatangan anak dan menantunya.

Seokjin menatap eommanya malas, ia langsung masuk tanpa menjawab, sedangkan eommanya sudah tau kenapa seokjin seperti itu.

"Seokjin baik kan selama di Bali?"

Jisoo tersenyum, lalu mengangguk. "Baik eomma"

Pada saat yang bersamaan mobil hitam masuk ke pekarangan rumah. Jisoo dan Mira serempak menoleh. Ternyata itu ayah mertuanya.

"Eomma akan pulang?"

"Iya sayang, eomma nggak enak ganggu kamu sama seokjin terus"

"Tapi eomma gak ganggu kok". Bantah jisoo.

Jisoo masih tidak rela jika ibu mertuanya pulang. Ia merasa kesepian.

"Ayolah eomma, eomma disini saja." Rengek jisoo

"Yasudah lah sayang, kan sudah ada seokjin,"

Jisoo segera memeluk mertuanya,beberapa saat kemudian ia mengangguk. "yasudah kalau eomma mau pulang."

Mira membalas pelukan jisoo. Lalu menatap suaminya. "aku siap-siap dulu yaa mas"

"Oh yaa jisoo, salam sama suamimu yaa, eomma nggak pamit sama dia, eomma tau seokjin pasti masih marah pada eomma perihal koper yang eomma tukar." Ucapnya lancar sambil cekikikan.

Jisoo merona. Ah malu sekali!

.
.
.

Setelah kepulangan mereka dari Bali sikap seokjin masih sama, ia menghindari jisoo.

Jisoo sangat bosan, tak ada yang bisa ia lakukan.

Ketika ia sedang mencari Chanel yang menarik tiba-tiba hapenya bergetar, kening jisoo berkerut karena tidak mengetahui nomor si pengirim, ia pun segera membukanya.

"Bersiap-siaplah, kita akan keluar malam ini"

Jisoo sudah tau siapa pengirimnya setelah aplikasi WhatsApp itu memamerkan wajah seokjin, darimana pria itu mendapatkan nomernya? Dan yang lebih penting lagi adalah kenapa tiba-tiba ia mengajak jisoo keluar?

Dan entah kenapa perasaannya untuk menyerah seakan goyah setelah mendapat pesan singkat tersebut dari seokjin. Seakan-akan harapan baru mulai muncul, padahal ia tidak tahu apa tujuan seokjin mengajaknya keluar?

Apa jangan-jangan pria itu mengajaknya keluar untuk membahas hal ini? Tidak-tidak, jujur saja jisoo sebenarnya tidak mau berpisah dengan pria itu, jisoo mengatakan itu adalah karena ia sedang capek saat itu, ah bagaimana ini? Bagaimana kalau seokjin benar-benar ingin berpisah darinya?
.

.

.

Langkah seokjin seketika terhenti saat melihat jisoo yang sekarang tertidur pulas di sofa, Tv nya masih menyala, gadis itu ketiduran.

Jisoo gelagapan, ia langsung terbangun saat mendengar suara deheman yang cukup keras, jisoo mengucek matanya lalu bangun, ia melihat seokjin yang sudah berdiri di depannya.

"Kau belum bersiap-siap?"

Jisoo segera sadar lalu spontan menepuk pelan jidatnya.

"Astaga aku lupa"

"Baiklah, cepat bersiap-siap!"

.

.

.

"Memangnya kita mau kemana?" Tanya jisoo memecah keheningan.

Seokjin menoleh menatap jisoo, dilihatnya wanita itu sudah rapi dan cantik, ah ngomong-ngomong ini genap satu Minggu mereka baru berbicara setelah pulang dari Bali.

Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang