Empat puluh

3K 204 21
                                    

"hamil?". Tanya seokjin mengulang,ekpresinya masih Sulit di jelaskan.

Jisoo tidak berani menatap seokjin, jisoo sudah bertekad akan merawat anak ini sendiri kalau seokjin tidak mau menerimanya!

"Anak pria tadi?",

Jisoo mendongak,

Plakkkkkk...

Bisa jisoo rasakan tangannya juga ikut sakit karena menampar seokjin,

Jisoo berkata sambil menahan tangis, "aku paham kau tidak menerima kehadiranku,maka aku juga akan memahami kalau kau tidak menerima anak ini,tapi jangan pernah kau menghinaku!,tidak cukupkah kau selalu menyakitiku Kim seokjin!"

Seokjin masih memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan jisoo ," kenapa,memang benar kan?"

Brakkk,Jisoo menutup pintu dengan keras.

Jisoo meninggalkan seokjin di teras tanpa berkata apa-apa lagi.

.
.
.
Jisoo memejamkan matanya, air matanya sudah kering karena hampir semalaman ia menangisi kata-kata seokjin.

Anak pria itu?

Anak pria itu?

Anak pria itu?

"Sudahlah jis, jangan menangis lagi, tidak baik untuk bayimu!", Lisa mencoba menenangkan jisoo.

Ia ke rumah jisoo tiga puluh menit yang lalu. Merasa khawatir karena jisoo tidak masuk kerja, jadi ia memutuskan kesini.

"Biarkan saja, biar dia hilang sekalian!", Jisoo berkata lirih, pandangannya kosong menatap entah kemana.

"Astaga jisoo, lalu apa bedanya kau dengan seokjin, sama-sama kejam!" .  Lisa setengah berteriak, mencoba menyadarkan jisoo.

"Dia menghinaku, dia bilang ini..." ,

"Sssttttt, lebih baik kau beristirahat, kau tidak tidur kan semalaman?,

Aku pergi dulu, karyawan kedai mencariku, dan jangan pikirkan ucapan seokjin, nanti sore aku kesini lagi." lanjut lisaa

Lisa tidak mungkin meninggalkan jisoo dalam keadaan seperti ini, maka dari itu ia mencoba menghubungi orang tua jisoo melalui ponsel jisoo. Tapi ternyata orang tua jisoo sedang di luar negri.
Orang tua jisoo senang mendengar kabar bahwa jisoo hamil tapi mereka bisa kembali beberapa hari lagi.

Jadi Lisa menghubungi mertua jisoo.

Dan Lisa lega, mertuanya akan datang sebentar lagi.

"Yasudah aku pulang dulu". Pamit Lisa, jisoo hanya menatapnya sekilas.

.
.
Mira sangat bahagia mendengar kabar kalau jisoo hamil, ia bergegas segera menuju apartemen jisoo. Tapi terlambat, Mira tidak tahu kejutan buruk sedang menantinya!

Tok tok tok!

"Jisoo buka pintunya sayang!".

Sekian lama Mira memanggil jisoo tapi tetap tidak ada sahutan.

Ceklek,

tidak di kunci?

Tanpa disuruh dua kali Mira langsung melangkahkan kakinya ke dalam.

"Jisoo kau dimana nak?" Mira semakin meninggikan suara, ia berpikir sejenak, mungkin jisoo sedang keluar?

Mira melangkahkan kakinya menuju kamar jisoo dan..

"Astaga jisoo, kau kenapaaaa?"

.
.

"Pasien kelebihan dosis, tapi untung saja janinnya tidak papa, dosis obat itu tidak terlalu tinggi."

Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang