49

3.2K 253 154
                                    

Maaf banget kalo pendek!🥴
Happy reading😌





karena kau sudah pulang, aku akan pergi."

Seokjin mendongak, menatap jisoo yang sudah siap dengan koper dan tas kecil yang di pegangnya.

Pagi tadi, seokjin dan jira sudah pulang, dan keputusan jisoo tetap pada kesepakatan awal bahwa ia akan tinggal di rumah orang tuanya.

"Kau mendengarku kan?". Jisoo bertanya sekali lagi karena tidak mendapat respon dari seokjin.

"Ah_iyaa, tapi bbukankah lebih baik besok saja? Ini sudah malam!".

Jisoo menghela napas berat, padahal ia sudah ingin cepat-cepat pergi dari sini, tapi yasudahlah hanya satu malam lagi, tidak apa.

Jisoo pun mengangguk lalu pergi ke kamarnya, bukan kamar mereka.
.
.

.
Jira kini menyiapkan makan malam untuk seokjin, jangan tanya kenapa bukan jisoo, wanita itu sedang berada di kamarnya, jisoo terlalu malas keluar walau hanya sekedar makan atau menyiapkan makan. Lagipula sudah ada jira, jadi jisoo tidak perlu repot-repot lagi bukan?

Makanan sudah siap, niat seokjin memanggil jisoo untuk makan bersama pun urung karena ia tahu jisoo tidak akan mau dan berdalih tidak lapar, seokjin sangat memahami bagaimana wanita itu.

"Emm, jisoo tidak ikut makan?". Tanya jira pada seokjin.

Seokjin menggeleng, ia tersenyum lalu mengelus tangan jira lembut. " Terimakasih sudah menjadi istri dan madu yang baik"

Jira terperanjat dengan kalimat terakhir seokjin, mana ada seorang perebut di sebut baik? Oh astaga, apakah tindakan nya menikah dengan seokjin ini benar?

"Em seokjin, kau malam ini tidur dengan jisoo saja, biar aku tidur sendiri!"

"Kau yakin?". Tanya seokjin memastikan.

Jira mengangguk mantap.
.
.
.
Tok tok tok...

Tangan seokjin mengetuk pintu sambil membawa nampan berisi makanan.

Tok tok tok....

Diketuknya sekali lagi karena ia tak mendapat jawaban dari dalam, setelah beberapa detik pintu pun terbuka,menampilkan jisoo dengan wajah lusuhnya.

Jisoo menatap seokjin sebentar lalu bertanya." Ada apa?"

Seokjin tidak menjawab pertanyaan jisoo, lelaki itu malah masuk ke kamar jisoo, jisoo yang bingung langsung saja membuntutinya dari belakang.

"Makanlah, kau belum makan kan?".

Jisoo ingin membuka suara tapi seokjin lebih dulu bersuara. " Jangan berdalih tidak lapar, dan cepat makan!"

Seokjin beranjak menuju pintu, bukan untuk keluar tapi untuk menutup pintu yang tadinya sedikit terbuka.

"Aku malam ini tidur disini". Ucap seokjin pada jisoo yang kini menatapnya dengan tanda tanya.

Tidak ingin berdebat, jisoo segera melahap makanannya.

"Jisoo". Panggil seokjin, jisoo yang mengunyah makanan seketika menoleh.

Seokjin masih diam, antara mau meneruskan omongannya atau tidak.

"Apa kau benar-benar yakin kalau kau akan pergi besok?"

Mendengar seokjin bertanya seperti itu membuat dada jisoo sesak seketika!

Jisoo ingin tetap disini, bersama seokjin, hanya mereka berdua, tidak ada jira atau siapapun!

Jisoo mencoba menguatkan dirinya, lalu mengangguk, toh untuk apa ia berada disini? Berada di tempat seseorang yang hatinya sama sekali tidak bisa di raih.

Jisoo menaruh piringnya di atas laci, memilih mencucinya besok pagi.

Saat jisoo sudah memejamkan matanya tiba-tiba sebuah tangan memeluknya dari belakang dan berhenti di perut jisoo, mengelusnya pelan.

Jisoo menetralkan degup jantungnya, mencoba tenang atas apa yang di lakukan seokjin, lebih tepatnya jisoo takut jika ia tidak bisa mengendalikan emosinya.

Jisoo merindukan pria itu, sangat!

"Hiks". Sekuat tenaga jisoo menahan tangisannya, tapi memang akhir-akhir ini ia juga sering menangis, tidak peduli untuk hal sekecil apapun, mungkin karena saat ini ia sedang hamil.

Seokjin mengerjap, ia tau apa yang di rasakan wanita itu sekarang.

"Apa keputusanmu untuk bercerai nanti tidak bisa di ubah?". Tanya seokjin pelan, tangannya masih di perut jisoo. 

Tangis jisoo semakin menjadi, membuat seokjin bangkit lalu memeluk jisoo.

Seokjin tidak mengerti dengan perasaannya, ia tidak tau apakah ia mencintai wanita yang saat ini dipeluknya atau tidak, tapi yang pasti melihat jisoo menangis saat ini membuat batin seokjin terluka.

"Bisahkah kau bertahan? Aku akan berlaku adil!" Seokjin bungkam setelah mengatakan kalimat itu. Seokjin egois , ia tidak peduli apakah nanti ia bisa menepati omonganya atau tidak tapi yang pasti untuk saat ini seokjin tidak mau jisoo pergi.

"Tidak!" Jisoo menggeleng lemah

"Kau yakin tidak mau memikirkannya lagi? " Seokjin menguatkan pelukannya lebih erat lagi,

Tidak! Jisoo sudah cukup mengerti kalau selamanya hati seokjin bukan miliknya! Seokjin tidak pernah mencintainya, dari dulu hingga sekarang!

"Jis".panggil seokjin lagi.

Jisoo menggeleng lemah, ia tidak akan terbuai lagi dengan seokjin.

"Tapi...."

"Kuharap kau tidak mengulangi pertanyaanmu lagi,keputusanku sudah bulat!" Jisoo melepaskan dirinya dari pelukan seokjin, mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya sampai dagu lalu memejamkan mata.

Ia harus istirahat, ia capek!

.
.
.
"Seokjin bisakah kau antar aku belanja, bahan-bahan di dapur sudah habis!"

"......"

"Seokjin kau dengar aku tidak?"

"......."

"Seokjin!".

"Iya ada apa jis?".

Jira membelalakkan matanya seketika. "Apakah kau lupa kalau jisoo sudah pergi tadi pagi"

Seokjin merutuki kebodohannya, bagaimana mungkin ia bisa lupa kalau jisoo sudah pergi, jujur saja seokjin masih memikirkan kata-kata jisoo yang terakhir tadi, tentang seseorang yang mau menjemputnya.

Flashback

"Biar ku antar" tawar seokjin saat pagi tadi.

"Tidak usah, aku sudah menghubungi seseorang untuk menjemputku".

"Baiklah". Seokjin pergi dengan sejuta rasa penasaran yang kini terngiang di kepalanya,kira-kira siapa seseorang yang akan menjemput jisoo? Laki-laki atau perempuan?

Off

"Kau melamun lagi?" Entah kenapa jira tidak senang kalau seokjin terlalu memikirkan jisoo.

"Ah maaf, kau bicara apa tadi?"jawab seokjin .

"Tidak jadi, aku mau ke kamar saja!"

"Oh, yasudah kalau begitu"

Untuk saat ini, entah mengapa seokjin malas melihat jira, ia pun memutuskan untuk segera menemui seseorang saat ini juga.!







Hay Hay rekk..
Maap ya kalo banyak typo, aku ngetiknya sambil ngantuk🥴
Oke, kalian ngerasa nggak sih kalo ini cerita gini-gini doang alurnya?
Plisssss ya jangan kabur kalo cerita aku makin abal-abal, terus maap juga kalo up nya lama, pendek lagi😑
Jangan lupa follow akun ku, nanti aku follback..

Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang