dua puluh delapan

2.4K 193 14
                                    

Bibir seokjin seketika tersenyum dengan sendirinya jika mengingat kejadian tadi pagi, ah apa mungkin? Tidak,tidak! Apa yang ia lakukan sekarang? Hanya dengan mencium jisoo sebentar tapi kenapa efeknya sampai seperti ini?

"Ahhhh tidak mungkin"gumamnya sambil menggelengkan kepala

"Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini"sahut seseorang yang tak lain adalah jimin

Seokjin tersentak lalu mengangkat wajah. Ia menatap jimin yang sekarang sudah cengar cengir di depannya

"Dengar baik-baik!, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini walau kau sangat membencinya sekalipun, tidak menuntut kemungkinan kau akan mencintainya suatu saat nanti" tutur jimin panjang lebar

Jimin berbicara seperti itu karena ia tau masalah rumah tangga seokjin dan jisoo, ia hanya tidak mau suatu saat nanti seokjin menyesal atas perlakuanya terhadap jisoo

Seokjin mendecakkan lidah mendengar omongan jimin, ia menganggap itu hanya ocehan tidak bermutu, siapa pula yang akan jatuh cinta pada gadis itu, cuihhh sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi.

Seokjin menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, ia memilih mengalihkan pembicaraan"bagaimana koki baru kita?"

Jimin kesal karena seokjin mengalihkan pembicaraan"kau mengalihkan pembicaraan? Bukankah kau sudah tau kemajuan koki baru kita?"tanya jimin menyelidik

"Aku hanya malas jika kau membahas jisoo"jawab seokjin jujur.

Jimin tertawa kecil"sebenarnya apa yang membuatmu begitu membenci jisoo, dengar! Jangan menyelah!"ucap jimin cepat karena seokjin baru saja ingin membantah

"Aku hanya tidak ingin kebencianmu terhadap jisoo malah membuatmu menyesal nanti"lanjut jimin

Seokjin tersenyum meremehkan"kurasa kau tau alasan kenapa aku sangat membencinya"

"Bukannya aku mau ikut campur, tapi jisoo tidak bersalah atas kematian jennie,seharusnya kau sadar itu!" Jimin mencoba meyakinkan seokjin

Rahang seokjin seketika mengeras mendengar kalimat terakhir jimin, jimin yang menyadari perubahan wajah seokjin langsung menyesali perkataanya.

"Ma-maf maa-af, yasudah aku mau masak dulu" ucapnya langsung pergi sebelum terkena semprot oleh seokjin.

****

Jisoo di kagetkan dengan kedatangan mertuanya saat ia sedang asik membaca novelnya.

"Eomma boleh bicara sebentar ji?"tanya mertuanya

"I-iya eomma boleh"ucap jisoo sedikit gugup, ia belum terbiasa dengan mertuanya.

"Eomma tau kalau hubungan mu dengan seokjin tidak baik,eomma juga minta maaf kalau selama eomma disini eomma selalu berbuat yang aneh-aneh, eomma hanya berusaha membuat seokjin membuka hatinya untukmu"

Jisoo sudah memeluk mertuanya saat ini, menahan airmatanya agar tidak tumpah disana,melupakan rasa canggungnya. Akhirnya ia menemukan orang dekat yang bisa menjadi keluh kesah tentang rumah tangganya, mengingat orang tuanya sendiri tidak tau masalahnya dengan seokjin.

"Tapi eomma,seokjin,d-dia sangat membenciku"jawab jisoo mengeratkan pelukanya

Mira membalas pelukan jisoo tak kalah erat, ia tau hal ini sangat menyakitkan bagi jisoo"bersabarlah nak,eomma akan membantumu!"

Jisoo mengangguk di pelukan mertuanya sambil memikirkan sesuatu, ia tidak yakin seokjin bisa menerimanya, mengingat pria itu sangat-sangat membencinya. Tapi ia sedikit bersyukur setidaknya mertuanya kini sudah menerimanya dengan baik.











Hollaaaaaa♥
Jan lupa votenya
Kritik saranya juga!


Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang