42

2.8K 208 36
                                    

"kau mengalihkan pertanyaan ku!".

Seokjin hanya diam, bingung mengeluarkan kata.

"Kalau kau memang tidak bisa menerimaku, kau tidak perlu memaksakan diri!", Jisoo berucap lagi.

seokjin tidak bisa melihat ekspresi jisoo karena minimnya pencahayaan, tapi sungguh kenapa ia membenci kalimat itu sekarang? Ia benci mendengar kalau jisoo menganggapnya hanya terpaksa, semua ini tulus dilakukannya!

"Lebih baik kita berpisah saja, aku akan dengan senang hati merawat..hmmmmppt"

Dari banyaknya kalimat, seokjin paling benci kalimat itu.

"Aku hanya tidak suka kau dekat dengan pria lain!". Seokjin berkata tepat di telinga jisoo. Biarlah, seokjin tidak peduli lagi dengan gengsinya.

Jisoo yang tersenggal karena kehabisan nafas pun hanya diam sambil berpikir.

"Jadi penyebab kau mendiami ku tad.."

"Sssttttt....", Seokjin menempelkan telunjuknya pada bibir jisoo.

"tidurlah ini sudah malam, dan maafkan kesalahanku hari ini ya?" Lanjut seokjin, detik selanjutnya ia langsung mendekap jisoo dan mengelus kepala wanita itu pelan.

Dalam dekapan seokjin, jisoo sangat bersyukur dengan semua ini.
.
.
Jisoo membuka mata perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan seokjin yang terpejam. Jisoo tersenyum, sudah berapa lama ia memimpikan ini, dan sekarang? Semua ini terjadi, nyata, tanpa paksaan.

Jisoo bangkit menuju dapur, sedangkan seokjin masih bergeming dengan selimutnya.

Pandangan seokjin mengedar saat ia sadar kalau wanita yang semalaman di peluknya tidak ada, kemana wanita itu?

Seokjin beranjak, ia tahu jawabannya.

Seokjin pun menghampiri jisoo, jisoo tidak tau kalau sekarang seokjin sedang berada di belakangnya dan saat ia berbalik.

"Huh ,kau membuatku kaget!". Jisoo memberenggut kesal karena ulah seokjin. 

Seokjin terkekeh lalu bertanya.     "Masak apa?"

"Sup ayam". Jawab jisoo.

Jisoo melanjutkan kegiatan masaknya.

"Kau pergilah dulu, kalau sudah selesai aku akan memanggilmu!". Jisoo berkata pada seokjin karena dari tadi laki-laki itu fokus melihat ke arahnya, membuat ia tidak konsen memasak.

"Kenapa ,aku senang disini". Jawab seokjin polos.

"Kalau kau terus disitu, masakanku bisa hancur!", Ups jisoo kelepasan bicara.

"Tenang saja!, Aku akan tetap makan masakanku walau hancur sekalipun". Bisik seokjin di telinga jisoo yang sukses membuat badan jisoo menegang.

Jisoo mendesah pelan, lalu mendorong seokjin dengan cukup kuat supaya tidak mengganggunya lagi.

"Baiklah sayang, aku akan pergi".

Seketika wajah jisoo memerah.

.
.
.
Jisoo bahagia sekali melihat seokjin yang makan masakannya dengan lahap, sampai-sampai ia lupa dengan makanannya.

"Aku tau aku memang tampan, tapi percayalah kalau kau hanya melihatku perutmu tidak akan terisi!"

Jisoo ketahuan kalau sudah memandang laki-laki itu. Ia pun berdalih,"aku sudah kenyang!"

"Bahkan porsi makan ayam lebih banyak dari makanan yang kau habiskan, dan sekarang kau bilang kau sudah kenyang?"

Jisoo mendengus kesal setelah seokjin menyelesaikan ucapannya. "Kau membandingkan ku dengan ayam?"

Seokjin terkekeh, lucu sekali melihat jisoo yang marah seperti sekarang.

"Tidak, aku hanya membandingkan porsinya".bela seokjin.

"Tetap saja!"ketus jisoo.

Seokjin menggerakkan kursinya mendekat ke arah jisoo.

"Aku suapi, makanlah!". Seokjin sudah mengangkat sendok yang berisi makanan.

"Aku sudah kenyang!" Jisoo berkata sambil mengalihkan pandangan. Nada bicaranya masih ketus.

"Atau kau mau kucium?". Seokjin tersenyum ketika jisoo dengan segera membuka mulutnya.

"Nah gitu kan pinter!"puji seokjin.

Cuppp.. seokjin mendaratkan ciuman tepat di kening jisoo. Jisoo melebarkan mata spontan lalu memukul pelan dada seokjin.

"Aku kan sudah makan, kenapa kau malah menciumku?" Gerutu jisoo.

"Aku hanya senang melakukannya!" Jawab seokjin asal.

"Huh dasar, dulu saja tidak mau, sekarang malah senang melakukannya!".

Jisoo menyesali kata-katanya yang merusak suasana. Seokjin langsung diam lalu memeluk jisoo erat.

"Enggghh seokjin". Jisoo mengerang, ia mulai sulit bernapas.

"Maafkan aku!"

Jisoo tidak bermaksud menyinggung masalah ini dan membuat seokjin merasa bersalah lagi,sungguh!

"Kkaauuu menangis". Tanya jisoo ketika merasakan bahu seokjin bergetar saat memeluknya.








Maap-maap nih mungkin setelah part ini up saya bakal rada lama hehe😂😂maklumlah, stoknya udah habis wkwk, tengkiyuuuuuu yang Uda baca cerita aku😍😍

Husband || Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang