'Masa Lalu'

3.2K 276 31
                                        

Jangan lupa vote ya!
Gratis koq 😊

Pov. Humaira

(Selamat pagi, Bulan)

(Pagi juga, kemana saja kau? Apa kabarmu? Hampir satu bulan kau tidak menghubungiku.
Kau sehatkah di sana?
Aku sangat mengkhawatirkanmu)

(Aku video call ya!)

Tak lama kemudian, layar wattshapku mengeluarkan foto Bara, bertuliskan panggilan video.

"Assalamualaikum, haiii"

"Waalaikumsalam, hai juga,"

"Apa kabar cantik?"

"Jangan memanggilku seperti itu. Aku baik,  kamu?"

"Alhamdulillah ... aku pun baik. Kau nampak sedikit gemuk, Ira. Hey! Sebentar, biar ku tebak, kau bahagia di sana tanpaku? Yang benar saja Ira, kau curang."

"Benarkah aku gendut? Hihihi. Ya ... memang, aku sangat bahagia mempunyai bos yang baik, pelanggan yang baik, kerjaan yang baik, aku sangat bersyukur."

"Syukurlah ...."

"Kemana saja kau, Bara?"

"Maaf, aku baru selesaikan misi baru. Dan ... aku ingin menyampaikan kabar baik,"

"Apa?"

"Aku akan naik pangkat!"

Wajah tampan dan gagahnya bersinar penuh ekspresi.

"Whoa, benarkah?"

"Iya, tapi ...."

"Tapi apa, Bar?"

"Aku belum bisa pulang dulu, aku akan berangkat pelatihan selama enam bulan."
Lirih Bara.

"Oh yaa?"
Akupun yang semula sangat bersemangat menjadi lemas mendengarnya.

'Jangankan enam bulan, sebulanpun aku sudah Rindu, Bar ....'

"Hey ... jangan sedih gitu, aku akan pulang, enam bulan bukanlah waktu yang lama bagiku,"

Aku menampakkan senyum palsuku, 'tak lama untukmu, tapi sangat lama bagiku'

"Melihatmu tersenyum seperti itu ... aku benar-benar seperti sedang menatap Bulan,"

"Eh? Kamu bilang apa tadi?"

"Tid--tidak. Lupakanlah,"

'Aku mendengarnya, Bara. Tapi aku ingin kau ucapkan sekali lagi, hihi.
Aku jadi menyukai nama Bulan, semenjak kau memanggilku seperti itu.'

"Aku ingin bicara sesuatu, ini penting"

"Katakan,"

"Menikahlah denganku, Bulan."

'Apa aku tak salah dengar, Bara?'

"Apa? Kau bilang apa?"
Aku bertanya, untuk meyakini hati bahwa benar aku tak salah dengar, Bara ... melamarku.

"Maukah kau menikah denganku?"

"Kau pasti bercanda,"
jawabku, dengan wajah merah merona.

"Aku serius, menikahlah denganku, Bulan"

Bara mengucapkan kalimat itu berkali-kali.

"Kau mau?" lanjutnya.

Aku mengangguk perlahan, mengiyakan.

"Iya, aku mau."

"Sungguh?"

"He'em."

"Kalau begitu, selesai pelatihan aku pulang dan akan melamarmu."

HumairakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang