Setelah berjalan selama beberapa puluh menit, tiba-tiba kereta yang dinaiki Chanyeol dan Jaehyun berhenti. Pintu kereta dibuka, menampakkan sosok pengawal tadi.
"Kita turun di sini, Yang Mulia." katanya sambil mengulurkan tangan.
Chanyeol yang melihat itu langsung mengambil uluran tangannya, kemudian turun dari kereta. Jaehyun ikut menyusul di belakang.
"Kita akan berjalan kaki mulai dari sini. Pasarnya tidak begitu jauh."
"Kita?" tanya Chanyeol. "Maksudmu, kau juga ikut?"
"Tentu saja. Ini sudah tugas saya sebagai seorang pengawal." katanya. "Mari, Yang Mulia."
Chanyeol pun berjalan beriringan bersama Jaehyun, sedangkan pengawal itu berjalan di belakang mereka.
"Astaga.." gumam Chanyeol, teringat akan sesuatu. "Kita tidak membawa uang."
Bukan tidak membawa, sebenarnya. Mereka sama sekali tidak punya uang.
"Soal itu jangan dipikirkan, Yang Mulia." kata pengawal tadi.
Chanyeol menoleh ke belakang, menatap pengawal tersebut. "Kau punya uang?"
"Tentu saja, Yang Mulia."
Chanyeol mengedikkan bahu, lalu kembali berjalan. "Siapa namamu?"
"Nama saya Rowoon."
Chanyeol mengangguk. "Kau sudah lama menjadi pengawal?"
"Tahun ini sudah tahun kelima saya."
Pangeran Fealla itu memutuskan untuk tidak lagi bertanya. Dia tidak ingin membuat perjalanan ini menjadi sesi interogasi untuk pengawal itu. Dia memutuskan untuk mengobrol bersama Jaehyun saja.
Tak berapa lama kemudian mereka memasuki kawasan yang cukup ramai. Banyak tali-tali dengan bendera dipasang di sepanjang jalan. Beberapa orang yang berjualan berteriak-teriak, mempromosikan barang jualan mereka. Ini hal yang baru bagi Chanyeol. Bahkan saat di Fealla dia hampir tidak pernah keluar dari istana selain untuk ke sekolah dan ke festival musim panas yang diadakan setahun sekali.
"Chanyeol, lihat!" seru Jaehyun sambil menunjuk sesuatu. "Astaga, apa itu buah persik raksasa?"
"Buah persik seperti itu umum di Neradia." kata Rowoon.
"Maksudmu, semua persik di sini memiliki ukuran seperti itu?" tanya Jaehyun terkesima. Dia memang sangat menyukai buah persik. "Chanyeol, bisakah kita membelinya satu?" tanyanya penuh harap.
Chanyeol melirik Rowoon, lagipula hanya lelaki itu yang memegang uang. Rowoon yang mengerti pun menggerakkan salah satu tangannya, meminta mereka berdua untuk berjalan terlebih dahulu.
Mereka membeli tiga buah persik. Harganya tidak begitu mahal karena Rowoon hanya mengeluarkan beberapa koin tadi.
"Saya akan mencari air untuk mencuci ini." kata Rowoon. "Tolong tunggu sebentar."
Chanyeol dan Jaehyun pun menunggu di samping kedai perhiasan. Kebetulan di sana ada sebuah bangku kecil, suasananya juga teduh. Tak lama kemudian Rowoon kembali dengan buah yang sudah dicuci bersih. Jaehyun dengan bersemangat mengambil salah satunya. Dia memperhatikan buah itu dengan mata berbinar sebelum menggigitnya. Dia tertawa ketika sari-sari buah menetes keluar dari sana.
"Astaga.. ini sangat manis! Kau harus mencobanya!" kata Jaehyun. Pemuda itu memang terlihat pendiam, tapi dia bisa jadi bersemangat ketika menemukan hal yang begitu disukainya, seperti sekarang ini.
Chanyeol pun menggigit persik di tangannya. Benar, rasanya lebih manis dari yang ada di Fealla. Ukurannya juga jauh lebih besar. Apa mereka mengembangkan sendiri jenis persik yang seperti ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
[Karyakarsa] The Queen Consort
Poetry"Ya, kau benar. Aku bukan lagi seorang pangeran. Aku adalah seorang raja sekarang." "Tidak ada raja sepertimu. Kulit halus dan wajah cantik ini. Aku berani bertaruh kau bahkan tak pernah berjemur di arena tarung untuk melatih ototmu." . . "Aku mengi...