19th

2K 241 52
                                    

Burung-burung yang berkicau dari pepohonan di dekat istana menemani Chanyeol yang sedang membaca di tepi jendela. Wajahnya bercahaya karena sinar mentari pagi, begitu pula dengan rambut hitamnya yang tertiup lembut oleh angin.

Meskipun ada buku yang dipegang di kedua tangannya, dia tidak benar-benar membacanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh hal-hal yang terus berkecamuk. Apalagi kalau bukan tentang potret dirinya yang ia temukan di ruang pribadi Kris, beserta tulisan aneh yang sampai sekarang masih belum ia ketahui apa maksudnya.

Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya. Salah satunya adalah, kapan Kris membuat gambar itu? Apa dia menghabiskan waktu senggangnya dengan menggambar wajahnya? Itu terdengar menggelikan. Lagipula, Kris jarang memiliki waktu kosong akhir-akhir ini. Dia selalu terlihat sibuk. Jadi, kapan sebenarnya gambar itu dibuat?

Suara ketukan di pintu kamar membuat ia teralihkan.

"Yang Mulia, waktunya untuk sarapan."

"Aku akan segera ke sana." jawabnya.

Dia menutup buku di tangannya lalu meletakkannya di atas meja. Ia juga merapikan rambut dan pakaiannya sebelum keluar dari kamar.

Seperti hari-hari biasa, ia makan sendirian saat Kris tidak ada. Rasanya sangat sepi. Namun, tidak sesepi saat makan malam tiba, mengingat makanan yang disuguhkan jauh lebih banyak daripada saat sarapan. Dia berharap dia bisa mengajak Jaehyun untuk duduk bersamanya di sini.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, ia keluar dari ruang makan. Ia berniat untuk kembali ke kamar, tapi melihat suasana yang begitu cerah, dia memutuskan untuk berkeliling di taman terlebih dahulu.

"Yang Mulia!"

Ia menoleh ke belakang dan melihat Rowoon berlari ke arahnya.

"Ya?" katanya saat lelaki itu berdiri di hadapannya.

"Saya memecahkannya."

Kedua mata Chanyeol melebar. Raut wajahnya seketika berubah. "Benarkah?"

Rowoon mengangguk dan merogoh saku celananya. "Saya berusaha mengingat-ingatnya."

"Tunggu, jangan berikan padaku terlebih dahulu." cegah Chanyeol. "Ikut aku."

Chanyeol berjalan ke arah taman, lalu memastikan bahwa tidak ada siapapun yang berada di sekitar mereka.

"Apa artinya?"

Rowoon memberikan kertas yang dipegangnya tadi pada Chanyeol. Yang lebih muda mengambil dan membukanya.

Jantungnya berdetak sangat kencang, bahkan sebelum ia membuka kertas tersebut. Ia membukanya tidak sabaran, dan membaca tulisan yang tertera di sana.

"Yang Mulia?" panggil Rowoon saat dilihatnya Chanyeol bergeming.

"Kau.. kau yakin ini yang tertulis?"

"Saya sangat yakin. Saya telah memeriksanya berkali-kali."

Chanyeol meremas secarik kertas itu di telapak tangannya. "Aku akan kembali ke kamar." katanya. "Terima kasih atas kerja kerasmu. Kau bisa kembali ke kegiatanmu."

Ia bergegas pergi dari sana. Langkahnya terkesan sangat buru-buru. Dia menaiki tangga menuju kamarnya dengan cepat, tapi tak lupa untuk berhati-hati, mengingat dia bisa saja terpeleset oleh pakaiannya sendiri.

Ia membanting pintu kamar dan cepat-cepat duduk di tepi jendela. Dia kembali membuka secarik kertas dari Rowoon tadi. Jantungnya masih berdegup kencang.

Dia kembali membaca tulisan itu dengan seksama, takut jika ia salah membaca. Tapi berapa kali pun ia membacanya, tulisan itu tetap sama, dan ia sama sekali tidak salah membaca.

[Karyakarsa] The Queen ConsortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang