Pangeran Chanyeol duduk di tepi jendela kamarnya, menatap bulan yang bersinar sangat terang dengan bintang-bintang sebagai pendampingnya. Malam ini pesta sedang dilaksanakan. Samar-samar dia mendengar alunan musik dan suara orang-orang. Pesta ini berlangsung sangat meriah. Tak hanya bangsawan istana yang merayakan, tetapi seluruh rakyat Fealla juga diundang.
Dia sama sekali tidak tertarik dengan pesta itu. Meskipun begitu, dia tetap memakai baju khusus yang dibuatkan untuknya di pesta ini. Itu karena dia tahu bahwa baju ini dirancang oleh ibunya sendiri. Gaun yang sangat indah. Berwarna hijau tua, dengan potongan kain yang menunjukkan kesan feminim. Tidak seperti milik saudaranya, Pangeran Suho, yang selalu terlihat gagah.
Pangeran Chanyeol cukup sadar bahwa mereka berdua sangat berbeda. Pangeran Suho memiliki sifat ambisius sejak kecil, sedangkan ia lebih tenang dan sedikit pemalu. Pangeran Suho selalu berlatih pedang dan bertarung setiap hari, sedangkan ia hanya membaca buku-buku di perpustakaan kerajaan sambil memikirkan bidang kesukaannya. Pangeran Suho pandai berbicara dengan siapapun, sedangkan dirinya hanya mengurung diri di kamar ketika perwakilan dari kerajaan-kerajaan tetangga datang.
Mereka berdua memang sangat bertolak belakang, tetapi bukan berarti Pangeran Chanyeol tidak bisa apa-apa. Meskipun dia tidak mengerti bertarung dan menggunakan pedang, dia sangat ahli dalam mengolah ramuan. Dia belajar itu dari mendiang sang ibu, permaisuri Fealla, sejak dia berumur 9 tahun. Dia bahkan memiliki guru khusus yang didatangkan dari daratan Utara, yang sudah terkenal dengan kemampuannya dalam meracik ramuan. Pangeran Chanyeol lebih menyukai hal itu dibanding berpanas-panasan bertarung di arena.
Pangeran Chanyeol merasakan kantuk mulai menyerangnya. Dia pun berdiri dan menutup pintu jendelanya, kemudian berbaring di atas ranjang berukuran sangat lebar itu. Dia seharusnya mengganti pakaian jika ingin tidur lebih nyaman. Korset yang dikenakannya membuat perutnya sesak dan tidak begitu leluasa. Tapi dia sudah terbiasa, jadi hal seperti ini sudah tidak terlalu mengganggunya lagi. Ia pun terlelap hanya dalam waktu beberapa menit saja.
╔══ஓ๑♡๑ஓ══╗
— The Queen Consort —
╚══ஓ๑♡๑ஓ══╝
"Pangeran! Pangeran!"
Pangeran Chanyeol menggeliat pelan. Dia membuka matanya perlahan, mencari siapa yang telah membangunkan tidur nyenyaknya.
"Pangeran!"
"Sooyoung?"
Wanita yang dipanggilnya Sooyoung itu tampak begitu ketakutan. Kulit wajahnya yang putih dan biasa dihiasi oleh perona pipi kini menjadi pucat pasi.
"Ayo pergi, Pangeran! Ayo, cepat, sebelum mereka datang!"
Pangeran Chanyeol masih bingung dengan apa yang terjadi. Siapa 'mereka' yang dimaksud Sooyoung? Mengapa dia harus pergi?
"Kerajaan Neradia menyerang kerajaan kita, Pangeran!"
Kesadaran Pangeran Chanyeol seketika kembali ketika mendengar kalimat yang Sooyoung ucapkan. Kedua matanya terbelalak. Nafasnya seketika menjadi tidak karuan.
"Apa? Bagaimana mungkin mereka bisa menyerang kita? Kemana para penjaga?!" tanyanya panik.
"Saya juga tidak tahu, Pangeran, tapi yang terpenting Anda harus melarikan diri! Mereka belum sampai ke sini."
Sooyoung menarik paksa Pangeran Chanyeol agar segera pergi dari kamarnya. Mereka berdua berlari di sepanjang koridor yang terlihat sangat sepi.
"Bagaimana dengan Raja dan Pangeran Suho?" tanya Pangeran Chanyeol, tak melupakan dua anggota keluarganya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Karyakarsa] The Queen Consort
Poetry"Ya, kau benar. Aku bukan lagi seorang pangeran. Aku adalah seorang raja sekarang." "Tidak ada raja sepertimu. Kulit halus dan wajah cantik ini. Aku berani bertaruh kau bahkan tak pernah berjemur di arena tarung untuk melatih ototmu." . . "Aku mengi...