Chanyeol tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya. Suasana masih gelap, menandakan bahwa pagi hari belum tiba. Lantas mengapa ia terbangun? Tidak biasanya.
Ia menoleh ke samping, dan tak menemukan Kris di sana. Ia menyentuh pelan sisi tempat Kris tidur, dan ranjang itu terasa dingin. Ke mana perginya pria itu?
Chanyeol pun turun dan berjalan ke kamar mandi, mencoba mengecek di sana. Ia membuka pintu, dan nihil. Kris juga tidak ada di sana. Ia lalu berjalan ke arah balkon. Mungkin pria itu keluar untuk mencari angin segar. Tapi hasilnya sama saja.
Ia seharusnya kembali tidur, tapi entah mengapa dia ingin mencari keberadaan Kris. Biasanya dia tidak peduli, ke mana dan apa yang dilakukan oleh pria itu. Tapi malam ini berbeda. Hanya sedang ingin saja.
"Apa kalian melihat Kris?" tanya Chanyeol dengan suaranya yang parau.
Kedua penjaga yang berada tak jauh dari kamar mereka menganggukkan kepala.
"Raja sedang berada di ruang pribadinya."
"Baiklah." balas Chanyeol, lalu berjalan melalui mereka untuk menuju tempat yang disebutkan tadi.
"Anda mau ke mana, Yang Mulia?"
"Aku ingin menemuinya."
"Saya rasa lebih baik jika Anda kembali tidur. Ini masih tengah malam."
Chanyeol menggeleng.
"Kalau begitu, bagaimana kalau saya menemani Anda?" tanya penjaga yang lain, sedikit mengkhawatirkan keadaan permaisuri mereka itu.
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." jawabnya, lalu pergi begitu saja.
Chanyeol menguap beberapa kali selama di perjalanan. Sebenarnya dia masih mengantuk, jadi pandangannya kadang tak begitu fokus. Terlebih saat menaiki tangga, ia harus melakukannya pelan-pelan. Meskipun begitu, gerutuan kecil tak dapat ia tahan. Mengapa Kris harus memilih lantai paling atas sebagai ruang pribadinya?
Sesampainya di depan pintu, Chanyeol diam sesaat. Ia merasa ragu untuk mengetuk, karena ia tidak memiliki tujuan apapun. Apa yang harus dikatakannya jika Kris bertanya maksudnya berkunjung?
Pada akhirnya ia mengetuk pintu itu juga. Sekali, dua kali, lalu ia membuka pintu tersebut. Dilihatnya Kris sedang duduk di depan meja. Banyak buku bertumpuk di sana. Tapi tak ada satupun yang terbuka. Kris malah sedang memegang pena dan menggores tinta tersebut di atas kertas.
"Chanyeol?"
Chanyeol sempat diam selama beberapa saat, sebelum masuk ke dalam dan menutup pintu dengan perlahan. Ia lalu berjalan ke arah pria itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya penasaran.
"Bukan apa-apa." jawab Kris. "Apa kau sendirian?"
"Ya."
"Lain kali ajak seorang penjaga untuk menemanimu." katanya. "Dan kau seharusnya tidur. Ini sudah tengah malam."
"Aku terbangun dan tidak menemukanmu di manapun."
Kris menatap Chanyeol sejenak sebelum kemudian tersenyum tipis. "Kemari."
Chanyeol mendekat hingga ia kini berada tepat di samping Kris. Pria itu lalu menepuk-nepuk pahanya, membuat dahinya mengerut heran.
"Kau tidak lelah memangnya berdiri terus-menerus?"
"Kau menyuruhku untuk duduk di pangkuanmu?" tanya yang lebih muda tak percaya. "Dasar cabul."
Kris tak bisa menahan tawanya. Dia menatap Chanyeol dengan pandangan terhibur. "Begitu saja kau sudah mengataiku cabul?"
Chanyeol mendengus, masih tak bergerak dari posisinya. Dia tidak sudi untuk duduk di pangkuan Kris.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Karyakarsa] The Queen Consort
Poetry"Ya, kau benar. Aku bukan lagi seorang pangeran. Aku adalah seorang raja sekarang." "Tidak ada raja sepertimu. Kulit halus dan wajah cantik ini. Aku berani bertaruh kau bahkan tak pernah berjemur di arena tarung untuk melatih ototmu." . . "Aku mengi...