Chanyeol berbaring di atas ranjang sambil memejamkan kedua matanya. Dia sudah tidak merasakan sakit di perutnya, itu berarti obat yang diberikan oleh Yujin tadi manjur. Meskipun begitu, ada satu hal yang masih membuatnya gelisah. Siapa lagi kalau bukan pria di sampingnya.
Kris sedari tadi memberinya tatapan penuh tanda tanya. Chanyeol tahu ia pasti kebingungan dengan apa yang terjadi.
"Kau sudah tidur?"
Chanyeol tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut sebenarnya. Lebih baik ia pura-pura terlelap saja. Tapi mulutnya memilih untuk berkhianat, sehingga ia bergumam cukup jelas.
"Jadi, kau masih belum ingin menjelaskannya padaku?"
"Menjelaskan apa? Soal aku yang memiliki kelamin ganda?"
"Jadi itu benar?"
Chanyeol yang masih terpejam menghela nafasnya. "Memangnya kau pikir bagaimana caranya aku bisa hamil?"
Kris tiba-tiba memiringkan tubuhnya, sehingga ia menatap Chanyeol. "Entahlah. Aku hanya berpikir kalau kau memiliki rahim dan jika diisi oleh sperma, itu akan menghasilkan bayi, kan?"
Chanyeol dapat merasakan pipinya menghangat mendengar perkataan Kris yang cukup vulgar. Dia bersyukur bahwa penerangan di dalam kamar remang-remang, dan ia masih menutup matanya, sehingga ia tak perlu melihat wajah pria itu.
"Apa kau juga memiliki—"
"Memiliki apa?" tanya Chanyeol ketus sebelum Kris menyelesaikan pertanyaannya.
Kris tidak bersuara, tapi Chanyeol berteriak beberapa saat kemudian ketika merasakan tangan pria itu perlahan menyusuri dadanya. Ia segera duduk dan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
"Apa-apaan kau ini!?" teriaknya. "Kau memang cabul! Apa kau tidak punya malu?!"
Kris terkekeh mendengar perkataan Chanyeol itu. "Kita berdua telah menikah, kan? Kurasa itu tidak bisa dibilang cabul." katanya. "Oh iya, dadamu ternyata cukup besar untuk ukuran pria."
Chanyeol mendengus dan segera turun dari tempat tidur. Dia membuka pintu kamar dan keluar dari tempat laknat itu.
"Hei, kau mau ke mana?" kata Kris dari dalam, yang tentu saja tak digubrisnya.
Chanyeol menggerutu di sepanjang jalan. Dia merasa begitu dilecehkan oleh perlakuan Kris tadi. Tapi Kris benar, mereka sudah menjadi pasangan sah sekarang, itu seharusnya tidak termasuk ke dalam pelecehan. Lagipula, mereka sudah melakukan hal yang sedikit lebih jauh tadi. Ya, sebelum ia tiba-tiba berlari ke kamar mandi karena merasa sesuatu mengalir di antara selangkangannya.
Ia tidak tahu harus pergi ke mana. Hari sudah cukup malam, hanya ada penjaga yang berlalu-lalang. Beberapa dari mereka hanya sekedar memberi hormat padanya, tetapi beberapa juga menanyakan maksudnya berkeliling malam-malam seperti ini.
"Aku lapar. Aku akan ke dapur."
"Kami bisa menyuruh pelayan untuk membawakan Anda makanan." ujar salah seorang penjaga.
"Tidak usah, biar aku sendiri saja."
Tidak ingin berlama-lama ditanyai seperti itu, Chanyeol segera pergi dari sana. Tentu saja dia tidak ke dapur. Itu hanya alasan yang dibuatnya. Dia lebih memilih untuk mengetuk pintu kamar Jaehyun.
"Kau rupanya. Kupikir itu Yujin. Ada apa?" tanyanya heran. Matanya sedikit sayu, menandakan bahwa pemuda itu pasti sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur.
"Apa kau sudah ingin tidur?"
Jaehyun menganggukkan kepalanya ragu.
"Uh, sebenarnya aku melarikan diri dari Kris. Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan mengelilingi istana, tapi sepertinya kau tidak bisa." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Karyakarsa] The Queen Consort
Poetry"Ya, kau benar. Aku bukan lagi seorang pangeran. Aku adalah seorang raja sekarang." "Tidak ada raja sepertimu. Kulit halus dan wajah cantik ini. Aku berani bertaruh kau bahkan tak pernah berjemur di arena tarung untuk melatih ototmu." . . "Aku mengi...