16th

2.4K 312 141
                                    

Chanyeol tidak keluar kamar seharian. Dia hanya berbaring di ranjang, entah sudah berapa lama. Bahkan dia sempat tertidur. Isakan masih terdengar dari bibirnya. Pipinya basah karena air mata. Kedua matanya pun sudah sangat merah dan membengkak. Dia terisak pelan, tapi ketika mengingat-ingat Kris, air matanya kembali mengalir deras. Terus seperti itu.

Makan siang yang tadi dibawakan pelayan pun sama sekali tak disentuhnya. Ia hanya turun dari ranjang untuk ke kamar mandi selama dua kali, dan dia harus berada lebih lama di sana karena dia kembali menangis.

Pintu kamar diketuk, membuat Chanyeol seketika berhenti menangis. Dia berharap itu Kris, meskipun ia tahu pria itu tak pernah mengetuk pintu. Tapi, biarkanlah kali ini ia berharap.

"Yang Mulia.."

Chanyeol tidak menjawab.

Pelayan-pelayan yang baru saja masuk itu melihat ke makan siang yang sama sekali tak tersentuh. Padahal sekarang mereka membawakan makan malam.

"Kami membawakan Anda makan malam." ujar salah satu dari mereka. "Yang Mulia?"

"Letakkan saja di situ." gumamnya, memaksakan diri untuk mengeluarkan suaranya yang parau.

"Apa ada sesuatu yang salah, Yang Mulia? Anda tidak menyantap makan siang Anda."

"Aku baik-baik saja." jawabnya, yang jelas adalah dusta karena siapapun akan tahu kalau dia sedang tidak baik-baik saja. "Keluar."

"Baik, Yang Mulia."

Akhirnya mereka pun keluar dari sana. Chanyeol masih saja berbaring. Perutnya terasa sangat lapar, tapi dia sama sekali tidak memiliki nafsu makan. Dia sangat takut sekarang. Apa yang akan dilakukannya nanti jika Kris benar-benar memulangkannya ke Fealla?

Dia mengubah posisinya menjadi duduk. Dia menarik nafas dalam selama beberapa kali. Tapi baru dua kali menarik nafas, tangisnya pecah lagi. Mengapa dia harus menangis seperti ini? Dia benar-benar terlihat menyedihkan sekarang.

Tok tok tok

"Chanyeol!"

Dia menghentikan tangisnya ketika mendengar suara itu. Jaehyun.

"Chanyeol, aku masuk."

Pintu kamar terbuka. Chanyeol melirik sekilas, lalu menundukkan pandangannya lagi. Jaehyun berlari ke arahnya dengan wajah yang khawatir.

"Astaga, Chanyeol. Apa yang terjadi?" tanyanya panik, terlebih ketika melihat mata pemuda itu yang sudah sangat bengkak. Tanpa pikir panjang Jaehyun pun memeluknya.

Chanyeol langsung membalas pelukan itu dan kembali menangis kencang. Jaehyun mengusap-usap punggungnya untuk menenangkan.

"Sudah, sudah." katanya. Dia merasa sangat bersalah karena tidak mengecek keadaan Chanyeol sejak pagi tadi.

Chanyeol berusaha menghentikan tangisannya, meskipun sangat sulit. Dia masih tersedu beberapa kali, menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan.

"Apa yang terjadi?" tanya Jaehyun yang kini sudah melepaskan pelukannya. Dia mengusap air mata Chanyeol yang masih tersisa di pipinya.

"Kris—" Chanyeol tercekat lagi. Dia menundukkan kepalanya dan kembali menangis.

"Ada apa dengan Kris? Kalian bertengkar?" tanya Jaehyun dengan nada yang lebih halus. Dia tidak ingin memaksa Chanyeol bercerita jika memang dia belum siap. "Hei, sudah, Chanyeol."

[Karyakarsa] The Queen ConsortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang