Taehyung benar-benar meninggalkan rumah besarnya yang seperti istana kepresidenan itu.
Ayahnya sungguh kejam, ia tak memberikan uang saku sepeserpun pada Taehyung dan hanya menyuruh supir pribadinya untuk mengantarkan Taehyung ke rumah kakeknya.
"Sial! Aku harus bagaimana?" Gumam Taehyung sambil membanting-banting pakaiannya ke dalam koper. Setelah ia keluar melewati pintu berlapis emas itu, ia putuskan untuk masuk kembali. Sebelum pergi, biarkan ia mengemas apa yang dia miliki.
Memang apa yang dia punya?
Semuanya milik Kim Nam Joon. Ayah yang paling dia benci. Sampai kapanpun ia akan membenci ayahnya sebesar ia mencintai ibunya. Jadi seimbang. Pikirnya.
Nyatanya, tanpa ayah, Taehyung orang miskin. Bisa apa dia? Bisanya cuma menghabiskan uang saja kan.
Ia kemasi barang-barangnya yang hanya berupa baju mahal yang ia beli dengan uang ayahnya. Jadi itu semua juga termasuk milik ayahnya.
Gucci, channel, dior, saint laurent, supreme, mastermid, semua merek baju terkenal ada di dalam lemarinya. Sepatu dan tas branded juga tak ketinggalan ia masukkan ke dalam kopernya. Tapi, ini terlalu berlebihan. Alhasil, Taehyung tidak jadi membawa sepatu dan tas, ia kembalikan lagi ke dalam lemari dan hanya membawa beberapa pasang sepatu saja.
Persetan dengan kekayaan ayahnya yang tak terbatas. Taehyung angkut kopernya ke dalam bagasi mobil hyundai milik ayahnya.
Ia dilarang membawa lamborgini miliknya sendiri. Dan semua kartu kredit Taehyung pria itu gunting hingga berkeping-keping.
"Tuan, sudah selesai?" Supir sialan. Bukannya membantu majikan malah enak-enakan menonton sambil berkacak pinggang menyender di pintu mobil.
"Bisa bantu? Ini banyak!" Taehyung menghela nafas, kopernya ada lima. Isinya pakaian semua. Seisi lemari ia masukkan ke dalam koper itu. Entah muat atau tidak koper itu masuk ke dalam bagasi, ajaibnya lima koper itu masuk dengan sisa di langit-langit bagasi masih longgar. Ternyata kopernya kecil woy.
"Tidak bisa tuan. Saya dilarang membantu anda." Jawab supir itu. Wajahnya menyebalkan. Seringaian licik muncul pada bibirnya yang tebal. Senyumnya kelewat lebar membuat Taehyung ingin menariknya hingga sobek ke telinga.
Dasar supir sialan. Supir ini lebih dekat dan lebih memiliki kepercayaan penuh dari Kim Nam Joon. Dibanding dengan Taehyung yang anaknya sendiri, Nam Joon lebih percaya pada supir yang sekaligus merangkap menjadi sekretaris ayahnya itu.
Dan nama supir itupun membuat Taehyung tambah sebal.
"Paman Jackson yang paling tampan, tolong antar aku dengan selamat sampai tujuan ya." Kata Taehyung setelah mendudukkan diri dengan nyaman di jok penumpang. Harus dengan rayuan jika ingin menyuruh Jackson mengerjaan sesuatu. Supir itu dengan gagah mulai menyalakan mesin mobil untuk selanjutnya membawa mereka ke tempat yang sangat jauh. Mendaki gunung menyebrangi lautan mengarungi samudera hingga melewati kolong jembatan. Huh. Mungkin Taehyung akan melewati semua itu dengan tidur saja.
"Baik Tuan. Serahkan saja semuanya pada saya." Sahut supir sok keren yang duduk di bangku kemudi.
***
Lima jam mengemudi, sopir ini tepar. Ia tidak kuat terus menginjak pedal gas. Katanya bokongnya kram dan kakinya kesemutan. Padahal sudah semestinya tugas seorang supir adalah mengendarai mobil milik bosnya walau rasanya tubuhnya lelah.
Alhasil, Taehyunglah yang menggantikan Jackson menyetir mobil. Sambil mendumal meluapkan kekesalan, Taehyung terus memacu kecepatan mobilnya standar. Ia melirik sopirnya dari kaca spion, sopir itu tampak nyaman sekali terlelap di jok belakang. Rasanya Taehyung ingin menendangnya keluar. Ide bagus. Tidak akan ada yang tahu karna ini sudah memasuki jalanan sepi dengan hutan rimbun di kedua sisi jalan. Taehyung akan menghilangkan bukti dengan mengubur Jackson di dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...