Dianjurkan untuk spam komen.
Percakapan sore itu cukup membuat Taehyung terlonjak. Pasalnya Irene mendesak untuk segera dinikahi. Astaga Irene, Taehyung masih terlalu bocah untuk segera memikul beban rumah tangga, dan juga dia masih belum berguna untuk kehidupan orang lain bahkan dirinya sendiri.
Dan juga, jika Irene tahu kebenaran yang sesungguhnya, mungkin juga saat mengucap janji suci nanti ia akan langsung melayangkan gugatan cerai lantaran mengetahui fakta bahwa Taehyung jatuh miskin tanpa direncana.
Yang ada di otak wanita itu, kan hanya uang dan uang. Diajak hidup prihatin, pastilah tidak akan sudi.
"Maaf nuna, sepertinya aku belum bisa mewujudkan keinginanmu." Kata Taehyung datar menanggapi permintaan Irene.
"Kenapa?" Balas Irene menuntut.
"Aku belum siap. Masih banyak hal-hal yang ingin ku lakukan sebelum menikah."
"Hal-hal apalagi, Tae? Aku harus menunggumu berapa lama lagi? Usiaku sudah tidak muda lagi, dan juga teman-temanku sudah berumah tangga, dan lihat, kau masih mencari alasan untuk tidak menikahiku secepatnya?"
Salah sendiri pacaran denganku. Batin Taehyung menyahuti.
"Maaf sekali nuna, tapi memang aku belum siap." Taehyung membalasnya dengan menggenggam tangan Irene berharap wanita itu mengerti. Irene hanya menghela nafas kasar.
***
Jennie paling benci jika harus ditinggal dan menunggu kedatangan seseorang dalam waktu yang cukup lama, bahkan ini sangat lama.
Yang Jennie lakukan hanyalah diam di tempat. Namun lama kelamaan ia juga pasti akan merasa bosan.
Banyak anak kecil bermain di taman bermain ini saat sore hari. Jennie menghabiskan rasa bosannya dengan bermain bersama mereka. Ada sekitar lima anak kecil. Tiga laki-laki dan dua perempuan.
Jennie mendekati anak-anak berusia sekitar lima tahunan itu.
"Halo, bolehkah aku ikut bermain bersama kalian?" Tanya Jennie pada anak-anak itu. Menebarkan senyum manisnya berharap tidak ada yang takut pada Jennie.
Lama menunggu, Jennie agak ragu kalau dia akan berakhir diusir oleh anak-anak itu, namun anak-anak itu mengangguk setuju dan serentak berucap "Boleh." Dengan tawa riang mereka. Jenniepun ikut tertawa.
Akhirnya mereka bermain bersama. Usia tak membuat Jennie merasa canggung. Toh ia suka anak kecil, tingkahnya juga masih terbilang seperti anak kecil.
Jadi, sangat mudah baginya untuk menyesuaikan diri.
Jungkat jungkit, ayunan, perosotan semua telah mereka mainkan bersama. Ternyata itu cukup ampuh mengusir rasa bosan Jennie. Namun waktu tetap terus berjalan hingga anak-anak itu dijemput orang tuanya satu persatu meniggalkan Jennie yang kembali seorang diri.
Jennie melambai pada gadis kecil yang terakhir dijemput ibunya.
"Dah eonni.." seru anak kecil itu dalam gendongan ibunya.
Jennie membalasnya dengan tersenyum dan melambaikan tangan.
"Daaa."
Lalu kembali terdiam, sendiri lagi.
Katanya lima belas menit Taehyung akan kembali. Tetapi, matahari hampir tenggelampun tidak ada tanda-tanda akan kemunculan batang hidung orang itu.
Jennie butuh Taehyung sekarang juga.
Dan juga kenapa tetesan air muncul begitu saja turun dari wajah Jennie. Astaga, gadis itu menangis.
Siapa yang tidak menangis takut jika ditinggal sendirian di suatu tempat yang Jennie sendiri tidak tahu dimana. Ia hanya mengikuti kemana Taehyung membawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...