Play Lee hyun-ost bts world
Ruangan ini tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Taehyung. Tak pernah terpikirkan olehnya ia akan menginjakkan kaki di atas lantai dimana hanya ada tangisan memenuhi ruangan itu.
Apa yang Taehyung khawatirkan benar-benar terjadi. Melihat ibunya menangis di depan figura ayahnya yang tinggal kenangan.
Seperti tak akan ada habisnya air mata itu mengalir. Membungkuk, menatap, tak berdaya bersimpuh di lantai yang begitu dingin.
Merelakan seseorang yang sangat berarti dalam hidup adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Ada perasaan sedih yang teramat dalam dan disertai rasa kesepian. Semua perasaan yang rumit itu seakan mengisyaratkan bahwa Jisoo dan Taehyung sedang merasa kehilangan.
Tak hanya Jisoo dan Taehyung, pun kerabat dan seluruh kenalan Kim Namjoon turut merasakan kehilangan yang amat mendalam.
Taehyung berkali-kali menghalau Jisoo untuk menghentikan tangisannya. Namun tidak berhasil. Lagi-lagi tangisan Jisoo pecah kala melihat Taehyung lantaran sosok Taehyung kembali mengingatkannya pada sang suami.
"Teganya kau.. hiks hiks teganya kau meninggalkanku." Ujar Jisoo terbata-bata.
Dadanya begitu sesak. Wanita itu masih tidak percaya bahwa sang suami sungguh telah tiada.
Mata wanita itu telah membengkak, sejak mendapat kabar kematian suaminya, ia langsung lemas tak berdaya, seluruh pembuluh darahnya seperti disedot menggunakan selang dan dibuang sia-sia.
Jisoo sangat mencintai Namjoon. Layaknya cinta sejati, ia tak pernah melirik lelaki lain semenjak ia mengenal pria yang bernama Kim Namjoon yang notabenenya pria idaman seluruh gadis pada eranya dulu. Perlente dan perfeksionis.
Jisoo selalu merasa nyaman dan terlindungi setiap kali berada di dekat kekasihnya itu. Dan sampai pada akhirnya lamaran dari Kim Namjoon itu ia terima, sungguh. Hari itu adalah hari paling bahagia sepanjang masa.
Merasakan indahnya pendekatan, penjajakan setiap sifat yang keduanya miliki, lalu berlanjut pada rasa cinta yang semakin mendalam dan berakhir mengikrarkan janji suci sehidup semati di atas pelaminan, semua itu adalah impian yang luar biasa bagi seluruh wanita di dunia. Jisoo adalah wanita paling beruntung di dunia ini.
Walau sebelumnya Jisoo mendengar desas desus dari teman-teman seperkuliahannya bahwa Namjoon menggunakan pelet, biar saja Jisoo terkena sihir dari pria Kim, ia tetap jatuh cinta pada pesona Kim Namjoon dari hati yang paling dalam.
Ia telah memiliki segalanya. Menikah dengan suami idaman, harta benda berlimpah, melahirkan seorang anak yang sangat tampan. Apalagi? Sudah lengkap kebahagiaannya, bukan?
Namun yang perlu diingat, semua itu hanyalah sementara. Kini, ia ditinggal pergi oleh orang terkasihnya untuk selama lamanya. Ini adalah akhir dari perjalanan cintanya. Jisoo tak yakin bisa melanjutkan sisa hidupnya dengan baik. Ia terlalu rapuh menghadapi realita kehidupan yang keras ini.
"Kau sudah berjanji padaku mau menghabiskan masa tua bersamaku di gunung. Tapi,.. tapi kenapa kau mengingkarinya? Kau jahat, Kim Namjoon kau jahat! Hiks hiks"
"Sudah bu, berhenti menangis. Biarkan ayah pergi dengan damai." Ujar Taehyung. Ia mengelus bahu sang ibu memberikan kekuatan.
Ia sangsi dirinya sendiri bisa tegar. Nyatanya Taehyung juga tak mampu menahan rasa sedihnya yang luar biasa. Tapi ia harus menahannya demi sang ibu.
Mendadak hatinya rapuh. Melihat sang ibu terus menangispun membuat hatinya bertambah sakit.
Ayahnya benar-benar telah tiada. Panutannya telah pergi. Meskipun sebelumnya hubungan mereka tidaklah akur, namun Taehyung tetap saja sorang anak laki-laki yang banyak kekurangan dan masih harus banyak belajar dari ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...