Epilog

2.7K 237 30
                                    

"Tae Eul, kemari Sayang!" Teriak wanita berparas cantik yang tengah kerepotan. Namun wajahnya tetap berseri-seri layaknya wanita paling bahagia di dunia.

Selain Tae Eul, wanita itu memiliki satu jagoan lagi bernama Tae Wol. Anak laki-laki berusia empat tahun itu tengah berlarian bersama ayahnya. Senyum wanita itu mengembang kala memperhatikan permainan ayah dan anaknya itu. Sedangkan Tae Eul yang bersamanya asyik memainkan Barbie dan sesekali merengek kepada ibunya meminta disuapi.

"Tae Eul, kan sudah besar. Coba latihan makan sendiri, ya." pinta Jennie kepada anak gadisnya. Usia enam tahun adalah masa-masa anak kecil untuk belajar mandiri. Meskipun harus tetap dalam pantauan orang tuanya. Ya, setidaknya sedikit demi sedikit harus diajarkan sejak dini.

"Tidak mau." jawabnya penuh penolakan.

"Kenapa Sayang?" ibunya membuat kernyitan di dahi. Anaknya ini sedikit rewel.

Tae Eul menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali. Kemudian menunjukkan ekspresi seperti habis dicubit. Hidungnya kembang kempis dan ya, anak kecil memang mudah menangis.

"Ya ampun, kenapa anak ibu yang cantik ini menangis?"

"Aku..aku mau disuapi ibu. Aku..aku pernah makan sendiri di kantin sekolah. Ka..kata Wooyoung kalau makan sendiri berarti ibu tidak sayang padaku. A..aku maunya i..ibu yang suapi aku terus huwaa.." racau Tae Eul dengan tangis tersedu-sedu.

Jennie tidak marah. Ia malah gemas dengan anak perempuannya ini. Diam-diam Jennie tertawa cekikikan. Anak Taehyung aneh-aneh sekali tingkahnya. Batin Jennie merutuki.

"Ada apa, Sayang?" nah itu dia, yang baru saja dirutuki datang bersama duplikatnya yang lain.

"A..ayah, ibu jahat." Tae Eul mengadu.

"Hei, ibu tidak seperti itu." elak Jennie.

Taehyung melirik sinis Jennie. Hanya sekedar akting untuk mendukung suasana saja. Lalu Taehyung mencoba menenangkan Tae Eul dengan menggendong gadis kecil itu dan menepuk-nepuk punggungnya sayang.

"Apa yang sudah ibu lakukan padamu, Sayang?" tanya Taehyung bersungut-sungut.

Bukannya menjawab, anak kecil itu malah memberi perintah kepada ayahnya, "Cubit ibu, ayah. Cubit!" Anak kurang ajar. Siapa yang mengajari?

"Kau mau ayah mencubit ibumu?"

"Ho'oh." jawabnya mantap.

"Baiklah." Taehyung menurunkan Tae Eul dari gendongannya. Matanya berkilat melihat objek yang akan ia cubit.

"Ini bukan mauku, ya. Ini maunya anakmu." Taehyung memperingatkan. Lalu segera menyerbu Jennie yang seketika menghindar dan menyebabkan mereka berlarian seperti kucing dan harimau.

Gelak tawa pun seketika tercipta. Dengan Tae Eul dan Tae Wol yang sesekali bertepuk tangan bak menonton pertunjukan dadakan.

Tujuh tahun sudah Taehyung dan Jennie berumah tangga. Impiannya terkabul. Memiliki keluarga kecil yang bahagia tanpa adanya pengganggu sedikitpun.

Ya. Masa lalu mereka yang berlika-liku sempat membuat hubungan mereka terguncang. Bahkan Jennie hampir gila lantaran Irene terus saja mencelakainya.

Meskipun begitu, Jennie tidak pernah membenci Irene. Setiap tahun, ia sempatkan satu hari untuk menjenguk makam mendiang Irene. Jennie berharap arwah wanita itu tenang di alam baka.

Taehyung sangat bersyukur memiliki Jennie. Wanita itu sangat kuat. Jennie mampu menjaganya meskipun Taehyung tahu, wanita itu harus berusaha ekstra untuk menghadapi seluruh masalah kehidupan yang Taehyung sebabkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang