Suhu udara lambat-lambat menunjukkan angka di bawah 0. Kepulan asap dari perapian menandakan pemiliknya inginkan kehangatan.
Semoga musim dingin ini tak membuat Jennie kedinginan. Tetap hangat dan dapat kembali tersenyum seperti sedia kala.
Kini waktu menerakkan pukul tujuh malam. Saatnya merayakan pesta kecil ala-ala untuk merayakan hari kelahiran Jennie.
Seluruh anggota keluarga berada dj ruang tengah. Duduk lesehan di atas karpet beludru melingkari meja. Memakai topi ulang tahun dari kertas yang Rose dan Jungkook buat.
"Saengil chukha hamnida. Saranghaneun uri Jennie. Saengil chukha hamnida.." semuanya bernyanyi dengan semangat.
"Cha.. buat permohonan sebelum kau tiup lilinnya." Kata Hoseok ayah Jennie.
Jennie segera menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah. Kemudian memejam dan mulai berdoa.
Tuhan. Terima kasih telah membuatku ada. Aku hanya ingin meminta, tetap lindungi keluargaku dari segala macam bahaya. Ayah, ibu berikanlah kedua orang tuaku umur yang panjang. Adik-adikku yang ku sayangi, berikanlah mereka kebahagiaan. Untuk Yoongi oppa, tetaplah menjadi kakak terbaik untukku. Aku menyadari, bahwa aku tidaklah membantu apa-apa dalam keluarga ini dan akupun merasa tak berguna. Izinkan aku untuk menebus dosaku,...
Jennie mengernyit dari pejamannya. Seluruh penghuni rumah yang menunggu Jennie selesaipun ikut penasaran.
..Dan yang terakhir. Semoga Taehyung selalu ada untukku. Dalam senang maupun duka. Aku teringat mimpiku semalam, aku tidak ingin terjadi apapun padanya. Semoga Taehyung selali sehat dan bahagia. Aku sangat mencintainya. Aamiin.
"Fuhh." Jennie meniup lilinnya disambut sorak dan tepuk tangan keluarga.
Mereka mulai menyantap makan malam. Rose dan Jungkook berebut ingin makan kue ulang tahun kakaknya, dan Jiminlah yang bertugas untuk memisahkan dua anak berbeda jenis kelamin tetapi memiliki kekuatan yang hampir sama itu.
Hanya Yoongi yang tak ada di sana lantaran dirinya tetap berada di Seoul untuk bekerja.
"Nak Taehyung menginap saja di sini, ya? Sudah malam dan tidak mungkin kau kembali ke kota." Kata ibu Jennie perhatian.
Taehyung tersenyum. Menanggapi hal itu ayah Jennie bersuara.
"Tapi bagaimana dengan pekerjaannya? Besok dia harus masuk kerja bukan, Taehyung?"
"Ahh tenang saja paman. Aku sudah bilang pada Yoongi hyung untuk menggantikan pekerjaanku sementara."
Dan tak ada yang tahu, di tempat berbeda yang jauh di sana, Yoongi berkutat dengan berkas-berkas yang harus ia selesaikan malam ini juga lantaran besok harus ia bawa saat rapat.
"Sialan! Taehyung aku akan balas dengan meminta libur satu minggu." Gerutu Yoongi yang tak mau waktu lemburnya dikorupsi.
"Jadi nanti malam tidur di kamar Yoongi saja, ya Nak Taehyung."
"Iya bibi. Terima kasih." Taehyung sudah tahu caranya berterima kasih.
"Panggil saja ibu, Taehyung." Lagi-lagi Taehyung tersenyum.
Ibu?
"Oh ya, E-eomeoni.. bolehkah aku membawa Jennie besok? Untuk beberapa hari saja."
"Boleh. Bawa saja." Jawab Ibu Jennie lancar. Seperti tak ada beban. Tidak apa-apa anak gadisnya dibawa orang. Asal itu bersama Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanficJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...